Bisnis

Harga Emas Dunia Tergelincir Setelah Mencetak Rekor Tertinggi dalam Sejarah

Harga emas dunia mengalami penurunan pada perdagangan hari Senin, 19 Agustus 2024, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi di angka USD2.509,65. Penurunan ini terjadi saat investor mulai mengambil keuntungan dari kenaikan harga dan bersiap menanti sinyal dari Federal Reserve AS serta perkembangan terkini terkait situasi di Timur Tengah. Harga emas spot tercatat turun 0,2 persen menjadi USD2.501,74 per ons, sedangkan harga emas berjangka AS ditutup sedikit lebih tinggi, yaitu 0,1 persen pada posisi USD2.541,30.

Selama beberapa hari terakhir, perhatian investor tertuju pada kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Menurut data dari CME Fed Watch Tool, ada peluang sebesar 77,5 persen bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September mendatang. Hal ini berpotensi memberikan dampak pada pemulihan harga emas dalam jangka pendek.

Fokus pasar selanjutnya akan bergeser kepada risalah rapat kebijakan terakhir Federal Reserve yang dijadwalkan rilis pada Rabu, serta pidato Ketua Jerome Powell di simposium ekonomi yang berlangsung di Jackson Hole pada hari Jumat. Para analis memprediksi bahwa harga emas mungkin jatuh ke kisaran USD2.479 hingga USD2.487, setelah gagal menembus level resistensi di USD2.507.

Di sisi lain, diungkapkan oleh analis UBS sang pakar pasar, Giovanni Staunovo, meski ada penurunan harga dalam jangka pendek, prospek harga emas dalam beberapa bulan mendatang tetap positif. Ia memperkirakan emas dapat mencapai USD2.600 per ons pada akhir tahun ini jika terdapat indikasi kuat dari pemangkasan suku bunga oleh Powell.

Dalam konteks permintaan, terdapat dinamika di pasar fisik, di mana beberapa bank di Tiongkok telah mendapatkan kuota impor emas baru dari bank sentral. Langkah ini diambil dalam rangka mengantisipasi adanya lonjakan permintaan yang mengikuti ketegangan geopolitik, terutama yang berasal dari konflik yang melibatkan Israel, Iran, dan Hamas. Ketegangan tersebut semakin mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti emas.

Di samping itu, pergerakan harga logam mulia lainnya juga mencerminkan tren yang berkembang. Perak menunjukkan kenaikan sebesar 0,8 persen menjadi USD29,24 per ons, sedangkan platinum naik 0,3 persen menjadi USD957,57. Namun, tidak semua logam mulia mengalami tren positif; paladium justru mengalami penurunan, turun 2,1 persen menjadi USD930,92.

Dari perspektif makroekonomi, suku bunga yang lebih rendah cenderung menguntungkan harga emas, karena dapat membuat aset non-yielding seperti emas menjadi lebih menarik dibandingkan dengan produk keuangan yang memberikan bunga. Ini menciptakan ekspektasi positif bagi para investor yang mengincar emas sebagai proteksi atas ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Situasi ini juga menggarisbawahi pentingnya memantau kebijakan moneter dari Federal Reserve dan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh keputusan-keputusan lain di bidang ekonomi global. Bagi banyak pemangku kepentingan di pasar emas, keputusan dari Fed akan menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan harga emas ke depan.

Kondisi pasar emas juga menyiratkan bahwa investor harus tetap waspada terhadap perubahan sentimen dan polis kebijakan yang bisa berdampak besar pada permintaan emas. Meskipun ada tren penurunan harga, kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai situasi geopolitik dan keputusan bank sentral dapat menjadikan emas tetap menjadi pilihan yang menarik.

Dalam melihat arah pergerakan harga emas, faktor teknis juga tidak boleh diabaikan. Analis teknikal, misalnya, mengindikasikan bahwa pasar mengalami kesulitan menembus level resistensi pada harga USD2.507 dan menyarankan investor untuk memperhatikan berbagai level support dan resistensi berikutnya.

Semua pembuktian dicampurkan dengan faktor ekonomi makro yang lebih luas. Situasi politik dan kebijakan moneter global, ditambah dengan fluktuasi di pasar internasional, berkontribusi pada ketidakpastian dan volatilitas yang dialami pasar emas saat ini.

Perkembangan lebih lanjut akan sangat bergantung pada komunikasi dari Federal Reserve dan dinamika pasar internasional. Mengingat perkembangan yang ada, penting bagi setiap investor untuk tetap mengikuti berita terakhir dan trend yang ada untuk merespons kebijakan yang diambil oleh bank sentral demi memaksimalkan peluang investasi di pasar emas.

Dengan semua informasi tersebut, emas tetap menjadi salah satu aset yang paling menarik untuk diperhatikan dalam konteks ketidakpastian ekonomi global saat ini.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button