Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan bahwa harga komoditas pangan di Indonesia mengalami fluktuasi yang signifikan hari ini. Daging ayam ras menjadi salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga, yang saat ini berada di angka Rp36.030 per kilogram (kg). Kenaikan harga ini diperkirakan akan berdampak pada pengeluaran rumah tangga, terutama bagi mereka yang mengandalkan daging sebagai salah satu sumber protein.
Data yang diperoleh pada Selasa, 15 Oktober 2024, menunjukkan bahwa meningkatnya harga daging ayam ras sebesar 2,18 persen atau Rp770 dibandingkan harga sebelumnya. Sementara itu, pergerakan harga daging sapi murni justru menunjukkan tren yang berbeda, mengalami penurunan harga sebesar 3,79 persen atau Rp5.100, sehingga harganya kini menjadi Rp129.630 per kg.
Panel Harga Bapanas mencatat perubahan harga tersebut pada pukul 08.00 WIB di tingkat pedagang eceran secara nasional. Beras premium juga mengalami kenaikan harga, yakni 0,26 persen atau Rp40, sehingga kini dijual seharga Rp15.540 per kg. Namun, beras medium mengalami penurunan harga sebesar 0,59 persen atau Rp80, kini menjadi Rp13.470 per kg.
Berbagai komoditas lain ikut mengalami perubahan harga. Bawang merah tercatat turun 0,59 persen atau Rp170, menjadi Rp28.720 per kg, sedangkan bawang putih bonggol naik sebesar 1,03 persen atau Rp410, sehingga harganya mencapai Rp40.220 per kg. Di sisi lain, harga cabai merah keriting mengalami penurunan hingga 2,75 persen atau Rp840, menjadi Rp29.660 per kg, serta cabai rawit merah yang turun sebesar 3,65 persen atau Rp1.680, mencapai Rp44.360 per kg.
Dalam pemantauan lebih lanjut, harga kedelai biji kering (impor) juga mengalami kenaikan sebesar 2,24 persen atau Rp240, menjadi Rp10.970 per kg. Di sisi lain, gula konsumsi mencatat kenaikan sebesar 1,23 persen atau Rp220, yang membuat harganya menjadi Rp18.160 per kg.
Dalam sektor minyak, terdapat pergerakan yang bervariasi. Minyak goreng kemasan sederhana naik tipis sebesar 0,49 persen atau Rp90, menjadi Rp18.280 per kg, sedangkan minyak goreng curah mengalami penurunan harga sebesar 0,36 persen atau Rp60, menjadi Rp16.450 per kg.
Tepung terigu curah juga mengalami penurunan, yakni 2,07 persen atau Rp210, sehingga harganya mencapai Rp10.340 per kg. Di sisi lain, tepung terigu non-curah mencatat kenaikan kecil sebesar 0,69 persen atau Rp90, menjadi Rp13.190 per kg.
Harga bahan pangan lainnya pun tidak terlepas dari fluktuasi. Jagung di tingkat peternak mengalami kenaikan yang signifikan, yakni 7,62 persen atau Rp460, sehingga kini harganya Rp6.500 per kg. Sementara itu, garam halus beryodium tercatat naik sebesar 0,17 persen atau Rp20, menjadi Rp11.540 per kg.
Harga juga mengalami kenaikan pada produk perikanan. Ikan kembung naik sebesar 0,87 persen atau Rp320, kini menjadi Rp37.310 per kg. Demikian pula, ikan tongkol meningkat sebesar 0,54 persen atau Rp170, sehingga harganya menjadi Rp31.460 per kg, sedangkan ikan bandeng naik hanya tipis sebesar 0,06 persen atau Rp20, menjadi Rp33.260 per kg.
Kenaikan harga ini tentunya menjadi perhatian bagi konsumen, khususnya menjelang waktu kebutuhan pangan yang tinggi. Badan Pangan Nasional terus memantau perkembangan harga pangan untuk mengambil langkah yang diperlukan dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga.
Dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu, dampaknya terhadap harga komoditas pangan di dalam negeri sangat mungkin akan semakin dirasakan. Apalagi, siklus permintaan yang tinggi dengan ketersediaan yang mungkin terbatas menambah kompleksitas permasalahan harga pangan.
Penting bagi masyarakat untuk terus memantau perkembangan harga dan membuat perencanaan pengeluaran yang matang, terutama bagi mereka yang tergantung pada belanja kebutuhan pokok yang berorientasi pada harga-harga pangan harian.
Dengan demikian, perubahan-perubahan yang terjadi di sektor pangan dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, serta kualitas hidup masyarakat umum. Bapanas dan pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian yang serius terhadap dinamika ini demi kesejahteraan bersama.