Mercedes-Benz melalui distributor resminya, Inchcape Indomobil Distribution Indonesia, mengungkapkan harapan yang besar terhadap kebijakan kendaraan listrik (EV) yang akan diimplementasikan di bawah pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dalam konferensi pers yang digelar di Star Expo 2024, Direktur Pemasaran Inchcape, Kariyanto Hardjosoemarto, menekankan betapa pentingnya kebijakan yang konsisten dan stabil bagi perencanaan jangka panjang perusahaan, khususnya dalam pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).
Kariyanto mengungkapkan bahwa konsistensi kebijakan dianggap sebagai kunci untuk mendukung keberlanjutan investasi dan inovasi di sektor mobilitas ramah lingkungan. Ia menekankan pentingnya agar kebijakan yang ada saat ini, terutama yang berkaitan dengan insentif untuk kendaraan listrik, terus dipertahankan dan ditingkatkan jika memungkinkan. "Harapan kita kebijakan itu tetap dijaga, atau kalau bisa ditingkatkan, tentu kita sangat happy. Tapi minimal, at least, dijaga jangan ada perubahan karena policy-policy yang kita susun, misalnya produk ke depan, berdasarkan kebijakan tersebut," tuturnya.
Pernyataan ini menggambarkan ketidakpastian yang dirasakan oleh pelaku industri terkait perubahan kebijakan yang mungkin terjadi. Menurut Kariyanto, jika terlalu banyak perubahan cepat dalam kebijakan, itu bisa membuat para pelaku usaha menjadi bingung dan kesulitan dalam merencanakan langkah ke depan. “Kalau terlalu cepat berubah, justru nanti membingungkan sektor usaha,” lanjutnya.
Kebijakan yang ada saat ini, yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 8 Tahun 2024, memberikan insentif penting bagi kendaraan listrik di Indonesia. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 10% dari harga jual diberikan kepada kendaraan bermotor listrik yang memenuhi syarat nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40%. Insentif ini berlaku untuk masa pajak dari Januari hingga Desember 2024.
Keberadaan insentif pemerintah ini memberikan dorongan bagi industri otomotif untuk berinvestasi lebih banyak dalam produksi kendaraan listrik. Meskipun demikian, stabilitas kebijakan tetap menjadi perhatian utama. Kariyanto mengingatkan bahwa tanpa kepastian dalam kebijakan, sulit bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan jangka panjang yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan mencapai target yang sudah ditetapkan.
Selain itu, dalam konteks global, terdapat tren yang meningkat untuk beralih ke kendaraan listrik. Industri otomotif di seluruh dunia sedang beradaptasi dengan tuntutan pasar akan kendaraan yang lebih ramah lingkungan, dan Indonesia tidak ingin tertinggal dalam pergeseran ini. Pemerintah diharapkan dapat mempertahankan komitmennya untuk mendukung elektrifikasi transportasi, di mana salah satunya adalah dengan menjaga kestabilan dalam kebijakan yang ada.
Sektor otomotif nasional menghadapi tantangan serius untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik. Salah satunya adalah kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian listrik, yang masih terbilang minim di berbagai wilayah. Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, peluang untuk kendaraan listrik tumbuh secara signifikan akan terhambat. Kariyanto pun menyebutkan bahwa perlu adanya kerjasama antara pihak pemerintah dan industri untuk mengembangkan ekosistem yang mendukung kendaraan listrik, agar target terkait pengurangan emisi gas rumah kaca bisa tercapai.
Dengan mengembangkan kendaraan listrik, Mercedes-Benz tidak hanya fokus pada kepentingan finansial semata, tetapi juga berupaya menjadi bagian dari solusi terhadap masalah lingkungan yang semakin mendesak. Langkah perusahaan dalam berkomitmen terhadap kendaraan ramah lingkungan menjadi relevan, terutama di tengah tantangan perubahan iklim yang mempengaruhi seluruh dunia.
Adopsi kendaraan listrik di Indonesia bisa menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan transportasi yang lebih bersih dan efisien. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-perusahaan ototek yang berada dalam ekosistem kendaraan listrik harus mendapatkan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan yang proaktif dan inovatif.
Sebagai langkah awal, pemerintah telah memberikan perhatian pada program kendaraan listrik melalui berbagai insentif dan kebijakan promosi. Namun, keberlanjutan program-program ini memerlukan pemantauan dan penyesuaian yang berkelanjutan agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dan pelaku industri dengan lebih baik. Merespon dinamika ini, Mercedes-Benz berharap adanya kolaborasi untuk menciptakan keputusan-keputusan strategis yang mendukung kelangsungan dan pengembangan industri otomotif yang berkelanjutan.
Kehadiran kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya terletak pada inovasi produk, tetapi juga pada kemauan kolektif untuk membangun kesadaran akan pentingnya mobilitas yang lebih ramah lingkungan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, serta investasi dari pelaku industri, visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam pasar kendaraan listrik global bisa terwujud.
Secara keseluruhan, harapan dari Mercedes-Benz dan pelaku industri otomotif lainnya adalah untuk melanjutkan momentum positif dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dengan dukungan kebijakan yang konsisten, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing industri dan menciptakan manfaat yang luas bagi masyarakat. Melihat tantangan dan potensi yang ada, saat ini adalah waktu yang tepat bagi semua pihak untuk bekerja sama demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.