Indonesia

Gus Salam Ajak Ansor, Banser, dan Pagar Nusa Ngaji Bareng Usai Niat Bubarkan MLB NU

Gerakan Pemuda (GP) Ansor, salah satu organisasi kepemudaan yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait kemungkinan pembubaran Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Mengenai hal ini, pengasuh Mambaul Maarif di Denanyar, Jombang, KH Abdussalam Shohib atau yang akrab disapa Gus Salam memberikan tanggapan yang mencolok dan informatif.

Gus Salam menegaskan bahwa MLB tidak dapat dibubarkan karena dilindungi oleh konstitusi. Menurutnya, kebebasan berserikat dan berpendapat merupakan hak yang diatur dalam undang-undang. Dalam konteks ini, Gus Salam mencatat pentingnya dialog dan diskusi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat yang ada. “Kalau ada, siapapun datang ke acara MLB, baik yang setuju atau tidak setuju, bahkan memiliki niat membubarkan, akan kami ajak ngopi, diskusi, dan ngaji,” ujar Gus Salam dalam keterangan tertulisnya pada Minggu, 15 September 2024.

MLB NU, yang direncanakan untuk digelar, disebut diakarkan pada prinsip ilmu pengetahuan dan akhlak. Gus Salam dengan tegas menyatakan bahwa acara tersebut tidak memerlukan penjagaan ketat atau tindakan represif lainnya. Ia menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus berjuang demi kebaikan NU, Nahdliyyin, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. "Kami tidak akan berhenti berjuang demi kebaikan NU, Nahdliyyin & Masyarakat Indonesia," tegasnya.

Dalam konteks yang lebih luas, Gus Salam mengingatkan bahwa tugas GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa (PN) adalah untuk menjaga ulama, baik secara struktural maupun kultural. Ia menekankan pentingnya prinsip tersebut harus diterapkan tanpa membedakan ijtihad dalam berorganisasi. Gus Salam yakin bahwa rekan-rekan di Ansor, Banser, dan Pagar Nusa akan selalu bersikap berdasarkan hati nurani, keilmuan, dan akhlaqul karimah, yang merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip NU.

Pernyataan Gus Salam ini jelas menunjukkan niatan untuk mendorong pemahaman dan dialog yang konstruktif di antara angkat pemuda NU. Dalam situasi seperti ini, ia mendorong anggota GP Ansor dan organisasi lain untuk tetap berperan aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai dan identitas Nahdliyyin, yang mengedepankan pendidikan dan akhlak. Hal ini menjadi sangat penting, terutama di tengah situasi keresahan yang mungkin muncul terkait MLB NU.

Pernyataan tegas dari Gus Salam ini juga dapat dilihat sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dan menciptakan lingkungan yang lebih damai dalam menjalani proses organisasi di NU. Dengan mengedepankan pendekatan dialogis, Gus Salam berharap dapat mengurangi potensi konflik dan menciptakan saling pengertian di antara para anggota organisasi. Ia mencatat bahwa prinsip dasar dari NU adalah untuk menyatukan dan mempersatukan umat, bukan memecah belah.

Pendekatan yang diambil oleh Gus Salam menunjukkan kepemimpinannya yang mampu menghadirkan nuansa positif di tengah tantangan yang mungkin dihadapi oleh organisasi. Ia percaya bahwa dengan semangat kebersamaan dan diskusi terbuka, ancaman terhadap MLB NU dapat dihadapi dengan cara yang saling menghormati. Hal ini juga mengindikasikan komitmennya untuk menciptakan struktur organisasi yang inklusif dan responsif terhadap aspirasi seluruh anggotanya.

Sebagai tambahan, Gus Salam mengingatkan bahwa organisasi yang solid harus mampu menjalani perubahan dan perkembangan tanpa kehilangan landasan moral dan etika. Ia mengajak semua anggota untuk terus belajar dan mencari ilmu, sehingga setiap sikap dan tindakan yang diambil sejalan dengan nilai-nilai luhur yang dianut oleh NU.

Dengan latar belakang ini, dapat dipahami bahwa situasi yang ada membawa dampak yang signifikan bagi perkembangan organisasi dalam komunitas Nahdlatul Ulama. Dialog yang dibangun oleh Gus Salam dengan mengajak perbincangan informal seperti ngopi dan ngaji bukan hanya sekadar upaya untuk meredakan ketegangan, tetapi juga sebagai strategi untuk mengokohkan silaturahmi antar anggotanya.

Secara keseluruhan, pernyataan Gus Salam menjadi refleksi penting bagi masa depan organisasi NU. Ia menekankan kepada generasi muda untuk tetap menjaga dan memperjuangkan nilai-nilai yang telah diwariskan, tanpa merusak integritas dan kesatuan organisasi. Melalui metode yang inklusif dan penuh pengertian, diharapkan konflik semacam ini tidak akan menghalangi langkah NU untuk terus melangkah maju dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Dalam konteks perkembangan ini, apresiasi terhadap keberanian Gus Salam dalam berpendapat dan menunjukkan nilai-nilai NU patut dicontoh oleh generasi muda lainnya. Dengan demikian, harapan untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai Nahdliyyin tetap hidup di era modern ini semakin kuat dan nyata.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button