Pendidikan

Guru Besar UI Teliti Perkembangan Urologi Pediatrik di Indonesia: Temuan dan Implikasinya

Guru besar dalam bidang Ilmu Urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U(K), menyoroti perkembangan urologi pediatrik di Indonesia, khususnya evolusi yang terjadi sejak akhir abad ke-20. Dalam pemaparannya, Irfan menjelaskan bahwa kemajuan medis, terutama dalam anestesi, telah membuka jalan bagi prosedur bedah yang sebelumnya dianggap sulit dan berisiko tinggi, terutama bagi bayi dan anak-anak.

Kegiatan urologi pediatrik di FKUI-Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dimulai pada tahun 1990-an, tetapi minat khusus terhadap bidang ini baru muncul pada tahun 2000. Saat itu, dr. Arry Rodjani, Sp.U(K) berangkat untuk belajar di Royal Children’s Hospital di Australia. Sejak saat itu, tim urologi pediatrik di FKUI-RSCM telah mengalami pertumbuhan signifikan, dengan fokus utama pada berbagai kelainan, termasuk undescended testis (UDT), hipospadia, dan disorders of sex development (DSD). Dalam konteks ini, deteksi dini serta tata laksana yang tepat menjadi sangat penting, terutama untuk kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih.

Dilihat dari spektrum penyakit yang ditangani, urologi pediatrik di FKUI-RSCM mencakup masalah yang kompleks dan beragam. Ini termasuk gangguan berkemih, inkontinensia, batu saluran kemih, trauma urogenital, serta tumor Wilms. Irfan mencatat bahwa bidang ini merupakan salah satu area operasi yang paling banyak dijalankan di institusi tersebut, menunjukkan pertumbuhan dan kebutuhan yang semakin meningkat di lapangan.

Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya jumlah spesialis urologi pediatrik di Indonesia. Prof. Irfan mencatat bahwa distribusi spesialis ini belum merata, dan untuk itu peningkatan kompetensi melalui pelatihan yang layak menjadi sangat krusial. Selain itu, penyediaan perangkat diagnostik yang memadai dan dukungan pendanaan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sangat diperlukan untuk memperluas akses layanan kesehatan kepada masyarakat.

Dengan kemajuan teknologi, Irfan juga menekankan pentingnya kecerdasan buatan (AI) dan operasi robotik dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi penanganan urologi pediatrik. Salah satu contoh inovatif yang telah dikembangkan adalah Aplikasi Skrining Kesehatan Organ Kelamin Anak (ASHOKA), yang dirancang untuk mendeteksi kelainan pada genital anak laki-laki. "Pada tahun 2024, Indonesia juga berhasil melakukan operasi telerobotik pertama di Asia Tenggara," ucap Irfan, menekankan pencapaian yang membanggakan dalam bidang ini.

Prof. Irfan menegaskan bahwa kolaborasi baik di tingkat nasional maupun internasional adalah salah satu kunci untuk melanjutkan perkembangan teknologi dalam urologi pediatrik. Ia menggarisbawahi pentingnya pengembangan pendidikan subspesialisasi dan pelatihan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang di masyarakat. Dalam konteks ini, tantangan yang dihadapi oleh spesialis urologi pediatrik di Indonesia cenderung lebih kompleks karena heterogenitas sistem kesehatan yang ada.

Saat ini, tidak ada dokter spesialis urologi yang khusus menangani pasien urologi anak, sebagian besar dari mereka juga menangani pasien dewasa. "Dari sinilah, kami dituntut untuk terus mengembangkan fokus dan pendalaman ilmu dalam menangani masalah urologi pediatrik," jelas Irfan. Ia juga mengingatkan akan pentingnya etika dan empati bagi calon dokter serta peserta program pendidikan dokter spesialis. "Bangsa ini sangat memerlukan dokter yang tidak hanya memiliki keahlian tinggi, tetapi juga beretika dan penuh rasa empati dalam menjalankan tugasnya."

Lebih lanjut, Prof. Irfan juga aktif melakukan publikasi ilmiah, di mana beberapa karyanya baru-baru ini termasuk penelitian mengenai hipospadia, serta anastomosis uretra pascatrauma. Pidato pengukuhannya yang berjudul “Evolusi Urologi Pediatrik di Indonesia: Belajar dari Sejarah, Menghadapi Masa Kini, dan Menyongsong Tantangan Masa Depan” mendapatkan perhatian positif dari berbagai pihak, termasuk rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, dan sejumlah rekan serta kolega di dunia medis.

Ke depan, Prof. Irfan mengharapkan bahwa semua inisiatif ini dapat memperkuat posisi urologi pediatrik di Indonesia, mendorong peminatan yang lebih besar, dan memastikan bahwa setiap anak yang memerlukan perawatan mendapatkan akses yang baik dan berkualitas.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button