Otomotif

Grup Astra AHM Harapkan Program Subsidi Motor Terus Berlanjut untuk Dukung Mobilitas Masyarakat

PT Astra Honda Motor (AHM), salah satu entitas di bawah Grup Astra, mengungkapkan harapan agar program subsidi motor listrik tetap berlanjut, seiring dengan peningkatan standar lokalisasi, sosialisasi masyarakat, serta infrastruktur yang mendukung. Hal ini disampaikan oleh Executive Vice President Director AHM, Thomas Wijaya, saat berkomunikasi dengan wartawan di Jakarta pada 27 Agustus 2024. Ia menekankan bahwa dukungan terhadap program subsidi bukan hanya berdampak pada penjualan, tetapi lebih pada upaya pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Thomas menjelaskan, subsidi motor listrik sangat penting untuk memaksimalkan potensi pasar dan komponen lokal. "Subsidi motor tentu kan untuk pemerintah seperti apa kita support. Kita kan mengikuti apa yang diputuskan pemerintah, tentu pemerintah punya studi yang lebih komprehensif," ungkapnya. Menurut Thomas, penjualan motor listrik Honda EM1 yang hanya mencatatkan 1% dari total penjualan motor Honda yang mencapai 2,9 juta unit hingga Juli 2024 menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang perlu dihadapi.

Meskipun AHM mencatatkan pertumbuhan penjualan, Thomas berpendapat bahwa masyarakat perlu diyakinkan mengenai kinerja motor listrik. Hal ini meliputi aspek kenyamanan, keamanan, dan infrastruktur. Dia menambahkan, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan keunggulan dari motor listrik.

Situasi tersebut semakin dipertegas oleh data dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi. Sepanjang semester I 2024, penjualan kendaraan listrik, baik mobil maupun motor, mengalami pertumbuhan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi kementerian tersebut, menyebutkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan dua kebijakan penting untuk mendukung penjualan kendaraan listrik, yakni insentif pajak serta insentif bea masuk dan pajak penjualan barang mewah untuk impor kendaraan listrik.

Kebijakan tersebut diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 79/2023, yang menetapkan insentif dalam bentuk bea masuk 0% untuk kendaraan listrik dalam keadaan utuh. Ini juga mencakup Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 0%, berlaku untuk kendaraan bermotor listrik baik roda dua maupun roda empat. Peraturan ini tidak hanya mendorong industri otomotif untuk berinvestasi dalam produksi kendaraan listrik di dalam negeri, tetapi juga mendukung pengembangan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Satu poin penting lain dari Perpres tersebut adalah penyesuaian ketentuan TKDN untuk kendaraan listrik, terutama pergeseran ketentuan TKDN 60% dari 2024 ke 2027. Hal ini diharapkan dapat memberikan waktu lebih bagi produsen lokal untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan mendorong investasi yang lebih besar dalam pengembangan komponen lokal.

Dengan latar belakang itu, AHM dan pelaku industri lain berusaha untuk memenuhi harapan pemerintah dan masyarakat. Thomas menekankan perlunya upaya bersama untuk mengedukasi masyarakat mengenai keuntungan dari motor listrik, termasuk penghematan biaya operasional dan dampak positif terhadap lingkungan. Masyarakat diharapkan dapat memahami bahwa kendaraan listrik merupakan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.

Dari sisi infrastruktur, pemerintah juga diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU), yang saat ini masih belum mencukupi. Infrastruktur yang memadai akan menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam memperkenalkan kendaraan listrik ke pasar yang lebih luas. Tanpa adanya jaringan pengisian yang efisien dan luas, adopsi kendaraan listrik akan terhambat.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang positif berkat berbagai dukungan dari pemerintah maupun pelaku industri. Astra Honda Motor berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi terhadap pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dengan meluncurkan berbagai produk dan teknologi yang ramah lingkungan.

Thomas menambahkan bahwa adanya prototipe dan kendaraan listrik yang dibuat dengan teknologi tinggi tidak hanya akan menarik perhatian masyarakat, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor industri. Ketika industri otomotif bertransformasi menuju kendaraan listrik, dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan dalam bidang teknologi baru ini.

AHM yakin bahwa kerja sama dengan pemerintah untuk mendorong kesadaran masyarakat dan pengembangan infrastruktur sangat krusial. Selain itu, keterlibatan masyarakat juga diperlukan untuk mendorong adopsi yang lebih luas terhadap kendaraan listrik di seluruh Indonesia. Hal ini penting agar Indonesia dapat mencapai target pengurangan emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Menjelang akhir tahun 2024, Astra Honda Motor berharap program subsidi motor listrik dapat terus berjalan, bersama dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mendukung industri otomotif dan masyarakat luas dalam transisi ke arah kendaraan listrik. Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, masa depan kendaraan listrik di Indonesia diharapkan akan bertumbuh semakin cerah.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button