Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengungkapkan harapan besar kepada pemerintahan yang baru, di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, untuk memberikan insentif tambahan berupa keringanan pajak bagi penjualan motor listrik. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendongkrak animo masyarakat dalam beralih menggunakan kendaraan ramah lingkungan ini.
Ketua Aismoli, Budi Setiyadi, menekankan bahwa saat ini masyarakat tampak menunggu keputusan dari pemerintah baru terkait kebijakan yang dapat mendorong peningkatan penjualan motor listrik. Ia mengungkapkan, "Jadi harapannya ada insentif yang diberikan ya, baik di [keringanan] pajaknya, sehingga masyarakat lebih tertarik untuk beralih ke sepeda motor listrik," ujar Budi dalam wawancara yang dilakukan baru-baru ini. Ia juga berharap agar pemerintahan Prabowo-Gibran dapat meneruskan program subsidi motor listrik yang telah diluncurkan oleh pemerintahan sebelumnya.
Program subsidi motor listrik yang telah berjalan memberikan dampak positif bagi industri dan masyarakat. Pemerintah saat ini telah menyediakan subsidi sebesar Rp7 juta per unit untuk mempercepat proses elektrifikasi kendaraan bermotor, yang diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 21/2023. Peraturan ini merubah syarat penerimaan subsidi dari empat golongan menjadi 1 Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk 1 unit motor listrik. Dalam anggaran tahun 2024, pemerintah telah menyiapkan kuota subsidi sebanyak 50.000 unit dan tambahan 10.700 unit untuk semakin meningkatkan jumlah kendaraan listrik di tanah air.
Budi menegaskan bahwa kontinuitas program subsidi sangat penting untuk memastikan transisi ke kendaraan listrik dapat berjalan dengan lancar. "Kami berharap pemerintahan Prabowo-Gibran dapat melihat manfaat jangka panjang dari program ini dan melanjutkannya demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," tambahnya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong adopsi motor listrik, sekaligus menciptakan ekosistem kendaraan ramah lingkungan yang lebih kuat.
Meskipun ada sejumlah kemajuan, Budi juga mengidentifikasi tantangan besar dalam penjualan motor listrik, terutama terkait dengan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai keuntungan yang ditawarkan oleh motor listrik dibandingkan dengan motor berbahan bakar bensin. Salah satu masalah yang sering muncul adalah keraguan masyarakat terhadap ketersediaan infrastruktur pengisian ulang (charging station) yang memadai. "Selain itu, ada keraguan masyarakat yang masih khawatir misalnya kalau dipakai habis listriknya, ngecas-nya di mana. Itu kan infrastruktur juga belum tersebar di beberapa tempat umum," papar Budi.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Aismoli bersama dengan para agen pemegang merek (APM) motor listrik berkomitmen untuk melakukan edukasi secara gencar kepada masyarakat. Dengan cara ini, diharapkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai manfaat serta potensi motor listrik dapat meningkat, sehingga menciptakan minat yang lebih besar terhadap penggunaan kendaraan ini.
Dalam rangka memperkuat empat pilar utama industri motor listrik di Indonesia, pemerintah diharapkan tidak hanya menyediakan insentif fiskal, tetapi juga mendorong pembangunan infrastruktur yang mendukung. Infrastruktur yang baik adalah kunci untuk memastikan pengguna motor listrik merasa nyaman dan aman saat menggunakan kendaraan ini. Diperlukan kolaborasi antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi transisi ke kendaraan listrik di Indonesia.
Sementara itu, Aismoli juga telah melakukan survei tentang minat masyarakat terhadap motor listrik, yang menunjukkan angka positif. Dulunya, banyak masyarakat yang ragu untuk beralih ke motor listrik, namun kini semakin banyak yang mulai memahami betapa efisiennya motor listrik dalam hal penggunaan energi dan biaya operasional. Sejalan dengan itu, kesadaran akan isu lingkungan juga mulai muncul, sehingga banyak yang berencana beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Prabowo dan Gibran, dalam program-program mereka yang akan datang, diharapkan dapat memberikan perhatian khusus pada sektor kendaraan listrik. Sebagai langkah awal, pengenalan insentif yang menarik dan rendahnya pajak untuk motor listrik bisa menjadi pendorong utama. Selain itu, program-program inovatif untuk meningkatkan pengalaman pengguna motor listrik juga harus menjadi fokus utama.
Melihat tren global di mana banyak negara sudah beralih ke kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya untuk menanggulangi perubahan iklim, Indonesia juga perlu mengikuti perkembangan ini. Pemerintah baru memiliki tanggung jawab dalam merumuskan strategi yang tepat untuk memastikan bahwa negara ini tidak tertinggal dalam adopsi teknologi ramah lingkungan.
Melalui kebijakan yang pro-lingkungan, pemerintah baru diharapkan dapat mendorong industri otomotif dalam negeri untuk berinovasi dan menciptakan berbagai model motor listrik yang bersaing di pasaran. Dengan fokus pada penelitian dan pengembangan, diharapkan produk-produk yang dihasilkan akan lebih menarik minat masyarakat.
Dukungan yang kuat dari pemerintah terhadap program subsidi, insentif pajak, serta edukasi publik akan menciptakan ekosistem yang sehat bagi penjualan motor listrik di Indonesia. Melalui kombinasi dari berbagai upaya ini, harapan untuk meningkatkan penjualan motor listrik dan mempercepat transisi ke produk-produk ramah lingkungan dapat terwujud dengan lebih nyata.