Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan optimisme tinggi terhadap pemulihan penjualan kendaraan roda empat di Indonesia di tengah tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, yang menilai bahwa meskipun penjualan mobil masih mengalami penurunan, terdapat sejumlah faktor pendorong yang dapat memicu perbaikan di sisa tahun 2024.
Penjualan Mobil Lesu di 2024
Panjang perjalanan tahun 2024 tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan bagi penjualan mobil. Data terbaru mencatat penjualan mobil secara wholesales mencapai 72.667 unit pada September 2024, yang menunjukkan penurunan 9,1% secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan angka September 2023 yang mencapai 79.919 unit. Penjualan ritel dari dealer ke konsumen juga meloncat ke angka 72.366 unit, yang merupakan penurunan 10,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Para pelaku industri menyadari bahwa kondisi ini menantang. Namun, Kukuh Kumara menjelaskan bahwa dengan potensi pasar yang masih besar dan sejumlah perubahan positif yang terjadi, industri otomotif Indonesia berpeluang untuk kembali bangkit. "Kita jaga optimisme kita. Indonesia adalah pasar terbesar di Asean, 30% penjualan kendaraan roda empat di Asean terjadi di sini," ungkap Kukuh dalam sebuah pernyataan di Jakarta.
Faktor Pendorong Pemulihan Penjualan
Salah satu faktor pendorong yang membuat Kukuh optimis adalah rasio kepemilikan mobil di Indonesia yang masih relatif rendah. Berdasarkan data yang dipaparkan, Indonesia mencatatkan rasio 99 mobil per 1.000 penduduk. Sementara itu, Malaysia memiliki 490 mobil per 1.000 penduduk, dan Thailand 270 mobil per 1.000 penduduk. Dengan potensi ini, Kukuh percaya ada ruang besar untuk pertumbuhan penjualan mobil di Tanah Air.
Tak hanya itu, penurunan suku bunga menjadi faktor lain yang berpotensi mendongkrak penjualan. Bank Sentral AS, The Fed, baru-baru ini memangkas suku bunga ke level 4,75%-5%. Langkah ini diikuti oleh Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga menjadi 6% pada bulan September 2024. Menurut Kukuh, langkah ini diharapkan dapat menggairahkan kembali penjualan kendaraan bermotor di Indonesia.
Dengan optimisme yang terjaga, Gaikindo berencana menggenjot penjualan sampai akhir tahun ini. Untuk mendukung pemulihan tersebut, Gaikindo akan mengadakan beberapa pameran otomotif, diantaranya GIIAS Bandung yang sudah berlangsung pada 25-29 September 2024 dan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) yang dijadwalkan pada 22 November hingga 1 Desember 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. Pameran ini diharapkan dapat menarik minat konsumen dan mempercepat proses pembelian mobil.
Pelacakan Total Penjualan di 2024
Ketika melihat ke belakang, sepanjang periode Januari hingga September 2024, total penjualan secara wholesales tercatat sebanyak 633.218 unit, turun cukup signifikan sebesar 16,2% yoy dari periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai 755.778 unit. Dalam hal penjualan ritel, angka ini juga tidak jauh berbeda, yaitu mengalami penurunan sebesar 11,9% yoy hingga mencapai 657.223 unit, dibandingkan dengan 746.246 unit pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dampak Jangka Panjang dan Peluang untuk Pertumbuhan
Kondisi yang menantang dan berbagai faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global dan dampak politik domestik yang terus berubah, memberi tantangan tersendiri bagi industri otomotif. Namun, selama sektor otomotif tetap mampu beradaptasi dengan perubahan, ada peluang perbaikan yang dapat dimanfaatkan.
Perubahan preferensi konsumen yang semakin mengarah pada mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan efisiensi energi diharapkan juga mampu mendorong inovasi dalam produk yang ditawarkan oleh para produsen mobil. Melihat potensi pertumbuhan dan inovasi yang bisa muncul, Kuasa penjualan kendaraan di Indonesia diperkirakan akan tetap ada, berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian.
Prioritas pada Inovasi dan Kualitas Produk
Para produsen mobil semakin menyadari pentingnya untuk berfokus pada inovasi dan menawarkan produk berkualitas. Dalam situasi yang sulit ini, memperkuat kolaborasi dengan berbagai stakeholders seperti pemerintah, lembaga keuangan, serta konsumen menjadi sangat penting. Penawaran produk dan teknologi yang lebih baik tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, optimisme yang dimiliki oleh Gaikindo berpotensi menjadi bahan bakar untuk memicu kebangkitan penjualan mobil di Indonesia. Meskipun jalan menuju pemulihan masih panjang dan penuh tantangan, langkah-langkah strategis serta adaptasi yang tepat dapat memberi harapan baru bagi industri otomotif Tanah Air ke depannya.