Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan menggelar acara bergengsi, Indonesia Net Zero Summit (INZS) 2024, pada tanggal 23 Agustus 2024, di XXI Djakarta Theatre Ballroom. Dalam kegiatan ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan dianugerahi Climate Hero Award sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusinya yang signifikan dalam isu dekarbonisasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.
Pendiri FPCI, Dino Patti Djalal, menyatakan bahwa Sri Mulyani layak mendapatkan penghargaan tersebut karena perannya yang proaktif dan kepemimpinannya dalam menangani tantangan perubahan iklim. “FPCI dan komunitas iklim mengapresiasi kepemimpinan Sri Mulyani dalam mendorong isu dekarbonisasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia,” ungkapnya pada Jumat, 23 Agustus 2024. Hal ini menunjukkan pengakuan terhadap upaya yang dilakukan Sri Mulyani dalam mengangkat ancaman perubahan iklim sebagai isu yang sangat mendesak, jauh lebih besar dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi akibat pandemi Covid-19.
Sri Mulyani dianggap sebagai tokoh pemerintah yang visioner dalam mengambil langkah-langkah kebijakan finansial yang mendukung transisi menuju net-zero. Inisiatif yang diambil mencakup penerbitan pajak karbon dan pembangunan pasar karbon, yang diharapkan dapat memperkuat tata kelola finansial Indonesia. Salah satu inisiatif strategisnya adalah mewujudkan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform di Indonesia, sebuah langkah yang diakui berpotensi memberikan dampak besar bagi transisi energi di seluruh negeri.
Lebih lanjut, Sri Mulyani aktif terlibat dalam forum internasional, termasuk Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim. Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Keuangan, ia bekerja keras untuk memperoleh dukungan dalam pendanaan transisi iklim nasional, yang menjadi prioritas utama dalam upaya Indonesia untuk mengatasi isu-isu iklim. Komitmennya untuk memperjuangkan isu-isu lingkungan di arena global menjadi salah satu alasan utama FPCI memberikan penghargaan ini.
INZS tahun ini mengusung tema ‘S.O.S Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!’ yang mencerminkan kondisi kritis yang dihadapi bumi saat ini, terutama berkaitan dengan suhu yang semakin mendekati titik kritis 1,5 derajat Celcius. Tema ini bertujuan untuk menarik perhatian publik terhadap keadaan darurat terkait perubahan iklim, serta menekankan bahwa solusi untuk masalah iklim sudah ada, hanya perlu diaktifkan. “Tema ini membuka mata kita bahwa solusi-solusi iklim, yang diibaratkan sebagai para Avengers, sebenarnya sudah ada di sekitar kita dan hanya perlu diaktifkan untuk menyelamatkan umat manusia,” jelas FPCI.
Sebagai program tahunan, INZS tahun ini bekerja sama dengan lebih dari 120 organisasi dan komunitas, dan hingga saat ini mencatatkan lebih dari 7.000 pendaftar. Konferensi tersebut akan membahas berbagai topik yang relevan terkait perubahan iklim, di antaranya ‘Dari Ambisi Jadi Aksi: Strategi Iklim Menuju Indonesia Emas 2045!’ dan ‘Indonesia di Tengah Pertarungan Geopolitik Perubahan Iklim’. Partisipasi berbagai narasumber terkemuka dalam acara ini menunjukkan komitmen untuk mencari solusi terhadap tantangan iklim. Beberapa nama yang akan hadir di antaranya adalah Prof. Mari Elka Pangestu, Nadine Chandrawinata, Ridwan Kamil, Shinta Kamdani, dan Mikha Tambayong.
Dari berbagai upaya ini, FPCI berharap agar dapat membangkitkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan tentang pentingnya menanggulangi dampak perubahan iklim. Momen penghargaan ini bukan hanya menjadi pengakuan terhadap individu yang memahami dan memperjuangkan isu-isu lingkungan, namun juga sebagai motivasi bagi pihak lain untuk berkontribusi aktif.
Dengan adanya penghargaan seperti Climate Hero Award yang diberikan kepada Sri Mulyani, diharapkan lebih banyak tokoh publik dan pemimpin di Indonesia yang terinspirasi untuk mengambil langkah nyata dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan. Kegiatan semacam ini tidak hanya menekankan tanggung jawab pemerintah, namun juga perlu melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam perjuangan melawan perubahan iklim.
Sebagai negara yang berkomitmen untuk mencapai net-zero emission, kontribusi dari setiap sektor adalah krusial. Keterlibatan aktor-aktor penting dalam kebijakan publik seperti Sri Mulyani menunjukkan adanya harapan bahwa isu perubahan iklim dapat dikelola dengan serius dan matang melalui sinergi antara pengambil kebijakan, sektor swasta, dan masyarakat luas.
Dalam konteks global yang semakin menuntut kesadaran lingkungan, penghargaan ini menjadi sinyal positif, bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam dan terus bergerak untuk mencari solusi terhadap salah satu tantangan terbesar umat manusia saat ini.