Hiburan

Film Berlatar Indonesia dan Timor Leste Diangkat dari Kisah Nyata Siap Diproduksi

Film yang akan mengangkat tema persahabatan antara Indonesia dan Timor Leste mulai memasuki tahap produksi, menandai sebuah langkah positif dalam sinematografi yang menggambarkan hubungan baik antara kedua negara setelah kemerdekaan Timor Leste pada tahun 1999. Film ini diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi budaya dan memperkuat relasi diplomatik yang sudah terjalin.

Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, selaku inisiator dan eksekutif produser, baru saja menandatangani kerjasama dengan PT. Demi Gisela Citra Sinema dan PT. Aksa Bumi Langit untuk memproduksi film ini. Dr. Wahyuni Refi, CEO Widyaiswara Revolusi Sejati, ditunjuk sebagai pelaksana produksi. Menurut Kiki, film ini akan mencerminkan semangat rekonsiliasi dan etos perdamaian dalam hubungan diplomasi kedua negara, memperlihatkan tema cinta dan keluarga yang akan menjadi gambaran hubungan yang kompleks antara Indonesia dan Timor Leste.

Dukungan dari Pihak Resmi
Rencana produksi film ini mendapatkan dukungan kuat dari pemimpin Timor Leste, termasuk Perdana Menteri Xanana Gusmao, Wakil Perdana Menteri Francisco Kalbuadi Lay, serta Letjen (Purn) Lere Anan Timur. Dengan lokasi syuting yang 70% dilakukan di Timor Leste, film ini diharapkan tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga menampilkan keindahan alam dan kekayaan budaya dari negara tersebut.

Sutradara film ini, Deddy Mizwar, menekankan bahwa film ini bukanlah tentang menggarisbawahi konflik yang telah berlalu. "Film ini akan menggabungkan cerita tentang pencarian jati diri dengan pesan universal tentang kemanusiaan, cinta, dan pentingnya menyatukan kembali keluarga yang terpisah akibat perang," jelasnya. Ini menandakan niat untuk mempromosikan pemahaman dan kemanusiaan, alih-alih membuka kembali luka lama.

Kisah Inspiratif yang Didasarkan pada Kenyataan
Film ini terinspirasi dari kisah nyata seorang putra eks panglima FALINTIL, sayap militer Fretilin, yang diangkat oleh seorang prajurit TNI/Polri dan dibesarkan tanpa mengetahui asal-usulnya. Setelah 27 tahun, ia dapat dipertemukan kembali dengan ayah kandungnya di Dili. Kiki menambahkan, "Semoga kehadiran film ini dapat dilihat sebagai upaya kemanusiaan untuk menyembuhkan luka lama dan membangun masa depan yang lebih baik."

Riset dan Penggarapan Naskah
Proses pra-produksi dan penggarapan naskah tidak diabaikan. Riset telah dilakukan melalui studi mendalam yang melibatkan tokoh-tokoh nasional, sejarawan, dan budayawan dari kedua negara untuk memberikan konteks sejarah dan memahami aspek kemanusiaan yang mengikat hubungan Indonesia dan Timor Leste. "Film memang karya imajiner, tapi kita tidak bisa mengabaikan muatan sejarah dan fakta-fakta yang telah merekatkan hubungan kedua negara," ungkap Dr. Wahyuni Refi.

Jadwal Produksi dan Penayangan
Produksi film direncanakan akan berlangsung hingga akhir Desember 2024, dengan target tayang perdana pada Mei 2025. Rencana ini memberikan harapan besar bagi para penggiat film dan masyarakat, bahwa akan ada sebuah karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan menyentuh perasaan.

Film ini adalah langkah penting dalam merajut kembali hubungan yang pernah terputus oleh sejarah dan konflik. Seiring dengan meningkatnya pemahaman antar negara, harapannya, film ini akan menjadi salah satu upaya untuk mendukung kerja sama yang lebih erat di masa depan. Dengan tema yang relevan dan cerita yang menyentuh, film ini diharapkan dapat menjadi bagian dari perjalanan rekonsiliasi yang lebih luas antara Indonesia dan Timor Leste.

Karya sinematik ini tidak hanya menjanjikan hiburan, tetapi juga mendesak kita untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan dan cinta yang sering kali terputus oleh berbagai peristiwa sejarah. Deddy Mizwar dan tim produksi berkomitmen agar film ini menjadi refleksi yang konsisten terhadap nilai-nilai persahabatan dan kerukunan antara dua bangsa yang menyimpan sejarah panjang dan berliku.

Melalui film ini, diharapkan generasi mendatang akan lebih memahami pentingnya kolaborasi dan kerjasama antar negara, serta menyadari potensi untuk membangun kembali hubungan yang positif demi kebaikan bersama.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button