Teknologi

Fenomena Supermoon Terjadi Hari Ini: Bulan Bakal Tampak Lebih Besar dan Terang

Fenomena langit yang sangat dinanti-nantikan akan terjadi hari ini, yaitu bulan purnama Supermoon. Momen ini dikenal luas di kalangan pengamat astronomi dan penggemar fenomena alam, karena bulan akan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dari bulan purnama biasa. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bulan purnama kali ini sejalan dengan fenomena supermoon, di mana posisi Bumi, Matahari, dan Bulan sejajar.

Fenomena Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan saat bulan berada pada titik terdekatnya dari Bumi, yang dalam istilah astronomi dikenal dengan perigee. Ketika perigee ini tercapai, bulan akan terlihat lebih besar dan lebih terang. Supermoon adalah istilah yang diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979 dan merujuk pada bulan purnama yang terjadi saat bulan berada dalam jarak 90 persen terdekatnya dengan Bumi.

Selain memberikan tampilan yang menakjubkan, bulan purnama juga memiliki makna tersendiri dalam berbagai budaya dan tradisi. Banyak orang di seluruh dunia merayakan bulan purnama dengan berbagai cara, seperti melakukan ritual atau merencanakan kegiatan luar ruang. Dalam konteks ilmiah, supermoon juga menjadi kesempatan bagi para astronom untuk mengamati fenomena-fenomena lain seperti gerhana bulan.

Dilansir dari AlJazeera, potensi untuk menyaksikan fenomena unik ini bervariasi tergantung lokasi dan zona waktu. Di beberapa daerah, masyarakat akan berkesempatan untuk melihat panen bulan, supermoon, dan gerhana bulan yang terjadi pada saat yang bersamaan saat bulan purnama terbit.

Menurut NASA, bulan purnama adalah titik ketika bulan berada pada posisi 180 derajat berlawanan dengan matahari, sehingga seluruh permukaan bulan dapat disinari oleh sinar matahari. Dalam sesi astronomi ini, bulan dapat terlihat sangat terang dan jelas, memberikan kesempatan bagi pengamat untuk menikmati keindahan langit malam.

Gerhana bulan sebagian juga menjadi bagian dari rangkaian acara langit malam ini. Gerhana ini terjadi ketika sebagian kecil dari bulan purnama tertutup oleh bayangan Bumi. Dalam fase ini, bayangan akan mulai membesar dan surut, tetapi tidak pernah mencapai totalitas, berlawanan dengan gerhana bulan total di mana bulan sepenuhnya tertutup oleh bayangan.

Jadwal fenomena malam ini juga sangat penting mendapatkan perhatian. Menurut NASA, bulan purnama akan mencapai puncaknya pada hari Selasa, 17 September, pukul 22:35 EDT (atau pukul 02:35 GMT pada hari Rabu, 18 September). Proses gerhana bulan akan dimulai lebih awal, yaitu pukul 20:41 EDT (00:41 GMT), saat bulan mulai memasuki bayangan Bumi secara parsial. Pada pukul 22:13 EDT (02:13 GMT), tepi atas bulan akan mulai memasuki bayangan penuh, dan puncak gerhana akan tercapai pada pukul 22:44 EDT (Rabu 02:44 GMT), dengan kurang dari sepuluh persen bagian bulan yang terhalang sepenuhnya oleh bayangan Bumi.

Setelah puncak gerhana, bulan akan mulai keluar dari bayangan penuh pada pukul 23:16 EDT (03:16 GMT) dan menyelesaikan peredupan parsial pada pagi hari berikutnya, yaitu pukul 12:47 EDT (04:47 GMT). Dengan waktu yang terjadwal, pengamat langit di berbagai belahan dunia memiliki peluang untuk menyaksikan dua fenomena luar biasa dalam satu malam.

Fenomena supermoon ini tidak hanya menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat awam, tetapi juga menjadi alasan bagi para ilmuwan untuk melakukan penelitian. Dengan cahaya lebih terang, pengamatan terhadap permukaan bulan, serta fenomena lainnya seperti meteorit atau meteor dapat dilakukan dengan lebih baik. Fenomena alam ini juga sering kali menarik minat para fotografi langit. Banyak fotografer dan pengamat langit persiapan untuk mengabadikan keindahan bulan purnama super.

Berkaitan dengan dampak fenomena supermoon ini, banyak juga teori yang mengatakan bahwa bulan memiliki pengaruh terhadap bumi, termasuk pasang surut laut. Ketika bulan berada dalam jarak dekat, gaya gravitasinya berdampak lebih signifikan, yang menyebabkan pasang laut lebih tinggi. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi para nelayan dan pelaut yang mengandalkan kondisi laut saat melakukan aktivitas mereka.

Di media sosial, banyak pengguna juga mulai bersemangat untuk berbagi momen-momen indah dari penyaksian bulan malam ini. Hashtag dan acara di berbagai platform diharapkan akan menjadi tren saat masyarakat bersatu merayakan keindahan langit malam. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena Supermoon bukan hanya menjadi peristiwa astronomi, tetapi juga momen yang mempererat hubungan antar komunitas saat menikmati keajaiban alam.

Keterhubungan antara sains, alam, dan masyarakat menjadi salah satu aspek utama yang membuat fenomena seperti supermoon begitu menarik. Pengalaman melihat supermoon dan proses gerhana bulan tidak hanya sekadar observasi fisik, tetapi juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk bersatu, berbagi pengalaman, serta memperdalam pemahaman kita tentang alam semesta.

Dengan semua informasi yang telah disampaikan, fenomena supermoon hari ini pastilah menjadi sorotan yang luar biasa bagi banyak orang. Terlepas dari lokasi mana saja, masyarakat diharapkan untuk mengambil waktu sejenak, menengadah ke langit, dan menikmati keindahan malam yang jarang terjadi ini.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button