Hiburan

Feby Putri Luncurkan Album ‘Hitam Putih’: Cerminan Duka dan Luka Seorang Perantau

Feby Putri, penyanyi dan penulis lagu berbakat asal Makassar, baru saja merilis album terbarunya yang berjudul Hitam Putih pada tanggal 26 September 2024. Album ini merupakan langkah lanjutan dari kesuksesan album sebelumnya, Riuh, yang meraih ratusan juta streams di berbagai platform digital. Dalam album terbarunya, Feby mengekspresikan perjalanan emosionalnya sebagai seorang perantau yang mengalami peristiwa hidup yang berat, khususnya kehilangan orang yang sangat dicintainya, yakni ibunya.

Dalam album Hitam Putih, Feby mengungkapkan bahwa tema besar yang diangkat masih sama dengan album sebelumnya, yaitu tentang pengalaman seorang perantau. Namun, kali ini perjalanan yang ia ceritakan lebih matang. Menurutnya, album ini adalah cerminan dari pemahaman diri yang lebih dalam, serta refleksi terhadap realitas hidup yang dihadapinya sekarang. “Kalau di album Riuh aku menceritakan tentang aku yang berumur 18 tahun, sebagai perantau masih kebingungan, kaget gitu. Sekarang di album Hitam Putih aku sudah cukup dewasa untuk memahami diri sendiri dan cara dunia bekerja,” ungkap Feby.

Perjalanan Sepenuh Hati dan Kehilangan yang Dalam

Feby Putri memutuskan untuk hijrah dari Makassar ke Jakarta demi mengejar karier di dunia musik. Pindah ke ibukota membawa banyak perubahan dalam hidupnya, baik manis maupun pahit. Sebagai seorang perantau, Feby harus menghadapi konsekuensi dari keputusannya, seperti jauh dari keluarga dan mengalami kehilangan yang menyakitkan saat ibunya berpulang. Keduanya menjadi sumber inspirasi yang mendalam dalam lirik-lirik di album ini.

Kisah duka mendalam Feby terungkap dalam lagu Daya Diri, di mana ia mengekspresikan rasa sakit akibat kehilangan sang ibu. “Di tahun 2023 pas aku menjalani hari-hari di Depok seperti biasa, aku ditelepon bahwa ibu aku udah nggak ada,” ceritanya. Kehilangan tersebut sangat memengaruhi emosinya. Ia mengisahkan momen ketika sampai di Makassar setelah mendengar kabar duka: “Aku cuma bisa menyalahkan diri, menyesal karena merantau. Aku merasa saat itu waktu berjalan lama sekali. Di perjalanan pulang menuju Makassar itu aku benar-benar cuma duduk, diam, melamun.”

Suara Ibu dan Makna Kehilangan

Salah satu track yang sangat spesial di album ini adalah Suara Ibu, yang menyertakan rekaman suara sang ibu memberikan nasihat. Feby menemukan rekaman ini secara tidak sengaja di laptopnya setelah kepergian ibunya. Dalam rekaman tersebut, sang ibu mengingatkannya tentang pentingnya mengikuti nasihat orang tua. Kehadiran rekaman ini memberikan sentuhan emosional yang mendalam pada album, menjadikannya bukan hanya karya seni, tetapi juga perpaduan antara rasa kehilangan dan kenangan indah yang diingat kembali.

Feby juga menyoroti lagu Semoga Ada Waktu Luang, yang menempati posisi penting dalam album. Lagu ini berasal dari pengalaman pahitnya ketika dikurangi oleh orang-orang di sekitarnya saat memulai karier musik. Ironisnya, beberapa orang yang dahulu meremehkan kini telah menghubunginya untuk berterima kasih atas karyanya. Hal ini menunjukkan siklus kehidupan dan bagaimana perjalanan seorang musisi seringkali dipenuhi dengan tantangan yang harus dihadapi.

Warna Hitam Putih dan Eksplorasi Musik

Pemilihan judul "Hitam Putih" dipilih oleh Feby sebagai metafora untuk perjalanan hidupnya yang penuh dengan berbagai emosi. “Hitam” mewakili kesedihan dan duka, sementara “putih” mencerminkan rasa lega, merdeka, dan keikhlasan yang dia temukan setelah pengalaman pahit yang dilewatinya. Album ini diharapkan dapat menggambarkan dengan jelas perjalanan emosionalnya dari tahun 2023 hingga 2024.

Feby mengeksplorasi variasi musik dalam album ini dengan melibatkan banyak produser dari latar belakang yang berbeda, termasuk Lafa Pratomo, Enrico Octaviano, dan Iga Massardi. Pendekatan ini memberikan spektrum musik yang luas dan memperkaya karakteristik serta kekhasan suara Feby tanpa kehilangan jati diri sebagai seorang seniman. “Di album kedua aku sangat ingin mengeksplorasi musik aku, nggak pada genre yang sama dengan album sebelumnya,” kata Feby.

Album ini terdiri dari 11 track yang disusun dengan urutan dramatis, menggambarkan perjalanan emosional dan pengalaman pribadi Feby. Dengan mendengarkan secara berurutan, pendengar dapat merasakan alur cerita yang utuh dari duka hingga keikhlasan. Pantauan dari berbagai platform streaming musik menunjukkan album ini bisa diakses secara luas, memberikan kesempatan bagi penggemar dan pendengar baru untuk menikmati karya terbarunya.

Melalui Hitam Putih, Feby Putri tidak hanya menciptakan album musik yang solid, tetapi juga sebuah narrative emosional yang bisa meresonansi dengan banyak orang, terutama mereka yang pernah merasakan duka dan kehilangan. Kesedihan yang dicurahkan dalam lagu-lagunya memberikan kesempatan bagi pendengar untuk merenungkan perjalanan hidup mereka sendiri, sementara harapan dan keikhlasan yang terwujud dalam liriknya menjadi suara yang menenangkan bagi mereka yang bersedih.

Dengan semangat baru dan pengalaman yang telah mengubah hidup, Feby Putri mengajak pendengar untuk merayakan keindahan dan kesedihan dalam Hitam Putih, sebuah album yang menjadi cermin perjalanan batinnya sebagai seorang perantau.

YouTube video

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button