Bisnis

Emas Antam Turun dalam Perdagangan Hari Ini, Investor Perhatikan Tren Harga Global

Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami penurunan pada hari ini, Sabtu, 31 Agustus 2024. Penurunan ini mengikuti tren yang terjadi di pasar emas dunia. Mengacu pada data yang dipantau dari laman Logam Mulia, harga emas Antam turun sebesar Rp12 ribu per gram, menjadi Rp1,401 juta per gram. Ini merupakan perkembangan yang menunjukkan ketidakstabilan harga emas ditengah berbagai faktor ekonomi global yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.

Harga jual kembali (buyback) emas batangan pada hari yang sama juga tercatat turun sebesar Rp12 ribu per gram, menjadi Rp1.248.000 per gram. Penurunan ini merupakan dampak dari penguatan dolar dan imbal hasil Treasury AS yang meningkat setelah data inflasi di Amerika Serikat dirilis sesuai dengan ekspektasi pasar.

Berikut adalah rincian harga pecahan emas batangan yang tercatat di laman Logam Mulia Antam:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp750 ribu
  • Harga emas 1 gram: Rp1,401 juta
  • Harga emas 2 gram: Rp2,742 juta
  • Harga emas 3 gram: Rp4,088 juta
  • Harga emas 5 gram: Rp6,780 juta
  • Harga emas 10 gram: Rp13,505 juta
  • Harga emas 25 gram: Rp33,637 juta
  • Harga emas 50 gram: Rp67,195 juta
  • Harga emas 100 gram: Rp134,312 juta
  • Harga emas 250 gram: Rp335,515 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp670,820 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp1,341 miliar

Penurunan harga emas dunia menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pergerakan harga emas Antam. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga emas dunia meredup, dengan harga emas spot turun 0,9 persen menjadi USD2.497,53 per ons, sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 1,3 persen lebih rendah pada USD2.527,6 per ons. Meskipun menunjukkan tren penurunan, harga emas batangan berada dalam posisi yang lebih baik bulan ini, dengan kenaikan 2 persen setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD2.531,60 per ons pada 20 Agustus 2024.

Analis pasar memperkirakan bahwa meskipun terdapat penurunan jangka pendek, harga emas berpotensi untuk naik kembali. Hal ini terkait dengan kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang mungkin akan menurunkan suku bunga, sebuah langkah yang biasanya akan mendukung naiknya harga komoditas seperti emas. Ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitis, dan inflasi yang terus melambung juga menjadi faktor yang dapat memengaruhi minat investasi pada emas sebagai aset safe haven.

Kenaikan permintaan emas dalam bentuk batangan dan perhiasan biasanya terjadi saat pasar saham bergejolak, dan saat inflasi menjadi isu utama bagi banyak investor. Dalam beberapa minggu terakhir, emas telah menjadi perhatian utama para investor sebagai alat perlindungan nilai. Hal ini terlihat dari tingginya permintaan emas yang terdaftar, meskipun harga sempat mengalami fluktuasi.

Sementara itu, investor dan pengamat pasar akan terus memantau perkembangan terkait keputusan The Fed serta data ekonomi AS lainnya untuk menentukan arah investasi mereka. Setiap perubahan kebijakan moneter dapat memicu reaksi yang signifikan di pasar emas. Dengan adanya berbagai dinamika pasar, investor perlu tetap waspada dan melakukan analisis yang mendalam sebelum membuat keputusan investasi.

Berdasarkan situasi yang ada, meskipun harga emas mengalami penurunan saat ini, sejarah menunjukkan bahwa harga emas cenderung memantul kembali dari posisi rendah ketika faktor-faktor ekonomi mendukung. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mempertimbangkan jangka panjang ketika berinvestasi dalam logam mulia ini.

Dengan memperhatikan semua faktor tersebut, dapat dipastikan bahwa pasar emas masih memiliki potensi untuk berfungsi sebagai instrumen investasi yang layak dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang semakin kompleks.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button