Harga emas batangan yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami kenaikan signifikan pada Selasa pagi, 20 Agustus 2024. Harga per gram emas Antam tercatat naik sebesar Rp1.000, menjadi Rp1,419 juta per gram. Kenaikan ini mencerminkan tren positif yang tengah dirasakan di pasar emas domestik, seiring dengan pergerakan harga emas dunia yang juga menunjukkan tren menguat.
Emas Antam termurah dan termahal
Harga jual kembali atau buyback emas batangan pada hari yang sama tetap stabil di angka Rp1,270 juta per gram. Emas Antam memiliki variasi harga yang cukup luas untuk berbagai pecahan. Harga termurah tercatat sebesar Rp759,5 ribu untuk pecahan 0,5 gram, sedangkan harga termahal mencapai Rp1,359 miliar untuk pecahan 1.000 gram. Beberapa harga emas batangan lainnya yang terdaftar di laman Logam Mulia Antam meliputi:
- Harga emas 1 gram: Rp1,419 juta
- Harga emas 2 gram: Rp2,778 juta
- Harga emas 3 gram: Rp4,142 juta
- Harga emas 5 gram: Rp6,870 juta
- Harga emas 10 gram: Rp13,685 juta
- Harga emas 25 gram: Rp34,087 juta
- Harga emas 50 gram: Rp68,095 juta
- Harga emas 100 gram: Rp136,112 juta
- Harga emas 250 gram: Rp340,015 juta
- Harga emas 500 gram: Rp679,820 juta
Kenaikan harga emas ini sejalan dengan kondisi pasar global yang menunjukkan peningkatan permintaan atas aset safe haven, seperti emas, yang sering kali menjadi pilihan investor di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak geopolitik.
Tren harga emas dunia
Kenaikan harga emas domestik juga dipengaruhi oleh perkembangan harga emas dunia. Pada 20 Agustus 2024, laju emas dunia acuan XAU/USD mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen, mencapai level USD2,500 per ons. Dalam satu tahun terakhir, harga emas global mengalami lonjakan yang signifikan, dengan pencapaian kenaikan hingga 32,36 persen. Lonjakan harga ini dipicu oleh peningkatan permintaan investasi saat ketegangan geopolitik, dan menjadi katalis utama yang mendorong reli harga emas di pasar internasional.
Faktor yang mempengaruhi permintaan
Permintaan emas yang kuat sering kali dipicu oleh berbagai faktor. Pertama, ketidakpastian ekonomi global yang meningkatkan minat investor untuk mengalihkan portofolio mereka ke aset yang dinilai lebih aman. Ketidakteraturan yang disebabkan oleh konflik geopolitik, inflasi yang meningkat, dan fluktuasi pasar saham adalah beberapa momen yang seringkali berkontribusi terhadap keputusan investasi ini.
Selain itu, kebijakan moneter yang longgar dari bank sentral di berbagai negara juga meningkatkan daya tarik emas. Tingkat suku bunga yang rendah membuat investasi non-yielding seperti emas lebih menarik, karena investor berusaha untuk melindungi aset mereka dari risiko inflasi.
Dampak bagi konsumen
Kenaikan harga emas ini tentunya memberikan dampak langsung bagi konsumen, khususnya dalam hal investasi dan pembelian emas batangan. Dengan harga yang semakin tinggi, banyak konsumen yang mungkin akan berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam emas. Namun, banyak juga yang melihat emas sebagai aset jangka panjang yang dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Bagi para investor yang memahami dinamika pasar emas, saat ini mungkin merupakan waktu yang tepat untuk melakukan analisis mendalam dan mempertimbangkan strategi diversifikasi portofolio dengan memasukkan aset emas. Namun, perlu diingat bahwa investasi emas juga memiliki risiko, dan sangat penting bagi investor untuk tetap waspada terhadap fluktuasi pasar yang mungkin terjadi.
Sebagai penutup, fenomena kenaikan harga emas batangan Antam hingga lebih dari Rp1,359 miliar ini menunjukkan betapa menariknya emas sebagai sebuah instrumen investasi. Dengan perkembangan yang ada, baik di pasar domestik maupun internasional, prospek masa depan harga emas tampaknya akan tetap menjadi perhatian bagi banyak investor. Seiring dengan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, emas kemungkinan akan terus bersinar sebagai salah satu pilihan utama dalam berinvestasi.