Teknologi

Dugaan Penyebab Ledakan Massal Pager Hizbullah: Hacker dan Lithium Diduga Terlibat

Ledakan massal yang terjadi pada pager Hizbullah di Lebanon baru-baru ini mengundang banyak perhatian dan spekulasi mengenai penyebab dan implikasinya. Kejadian tragis ini mengakibatkan sembilan orang tewas dan membuka babak baru dalam perselisihan antara Israel dan Lebanon. Pager, sebagai perangkat komunikasi yang umum digunakan sebelum adanya telepon seluler, memiliki cara kerja yang berbeda dengan menggunakan gelombang radio untuk menerima dan mengirimkan pesan teks singkat. Penggunaan pager oleh Hizbullah, yang secara tradisional lebih sulit untuk dipantau ketimbang telepon seluler, memunculkan pertanyaan besar mengenai keamanan dan potensial risiko dari perangkat tersebut.

Beragam spekulasi terkait penyebab ledakan ini mencuat, dengan fokus utama pada kemungkinan adanya peretasan pada jaringan radio yang menjadi andalan pager tersebut. Menurut analisis yang disampaikan oleh Ralph Baydoun, seorang analis data, peristiwa ini mungkin merupakan hasil dari serangan terencana yang ditujukan kepada anggota Hizbullah. Analis lain juga mengekspresikan keyakinan bahwa Israel bisa saja mencari informasi intelijen yang berharga dengan menyerang sistem komunikasi Hizbullah tanpa harus mengetahui identitas para pemakai pager.

Fakta bahwa perangkat ini berfungsi dengan sinyal radio membuka potensi untuk diretas, sehingga memicu ledakan. Baydoun menjelaskan, “Menurut saya yang terjadi adalah setiap [anggota] Hizbullah yang berada pada level tertentu diserang.” Keberadaan satelit yang digunakan oleh Israel dapat memberikan mereka informasi posisi setelah ledakan tersebut, sehingga mengungkap lokasi anggota Hizbullah yang terlibat.

Sementara itu, Hamish de Bretton-Gordon, mantan perwira tentara Inggris dan ahli senjata kimia, memberikan pandangan berbeda dengan menyoroti potensi kerusakan pada rantai pasokan pager. Dia menjelaskan bahwa jika baterai lithium pada pager melewati batas suhu tertentu, hal itu bisa memicu sebuah proses yang dikenal sebagai thermal runaway. Proses ini dapat memicu reaksi berantai kimia yang pada gilirannya menyebabkan ledakan. Meski demikian, dia juga menambahkan bahwa memicu reaksi berantai dalam perangkat yang belum terhubung dengan internet bukanlah hal yang mudah. Dia berspekulasi bahwa mungkin ada pemicu yang disisipkan ke dalam pager melalui kode yang dirancang khusus.

_”Harus ada bug di pager itu sendiri [sehingga] pager tersebut akan menjadi terlalu panas akibat keadaan tertentu,”_ kata Baydoun, menambahkan bahwa hal ini terlalu kompleks untuk dianggap sebagai kebetulan semata.

Munculnya dugaan terhadap Israel sebagai pelaku di balik insiden ini bukanlah hal baru. Hubungan tegang antara Hizbullah dan Israel telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan dalam beberapa pekan terakhir, situasi di perbatasan Lebanon-Israel semakin memanas. Sejak serangan yang dipimpin oleh Hamas di Israel pada awal Oktober, yang menyebabkan ratusan orang tewas dan terkait dengan meningkatnya ketegangan, kedua pihak telah terlibat dalam baku tembak sporadis.

Hizbullah, dalam pernyataannya pasca-ledakan, langsung menuding bahwa Israel adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini dan menyebutnya sebagai tindakan agresi yang tidak dapat dimaafkan. Mereka menegaskan, _“Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas agresi kriminal ini,”_ sambil menambahkan bahwa Israel pasti akan menerima konsekuensi dari tindakannya.

Menteri Informasi Lebanon, Ziad Makary, juga mengeluarkan pernyataan yang menyayangkan kejadian ini dan mengecam tindakan Israel. Sementara itu, Israel tetap dalam posisi defensif dan belum memberikan komentar resmi terkait tuduhan tersebut, mengikuti pola sikap sebelumnya dalam menangani isu-isu terkait dengan Hizbullah.

Pergeseran dalam penggunaan teknologi komunikasi oleh kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah menjadi sorotan utama pasca-ledakan ini. Salah satu pertimbangan utama mereka dalam penggunaan pager adalah keamanan komunikasi yang lebih terjamin. Namun, insiden ini menunjukkan bahwa teknologi komunikasi sekalipun dapat menghadirkan risiko yang tak terduga, bahkan mematikan.

Seiring meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, fokus kini teralih kepada bagaimana kelompok-kelompok bersenjata dan pemerintah akan merespons dan menanggapi insiden ini. Di tengah situasi yang tidak menentu, kemampuan masing-masing pihak untuk mengantisipasi dan merespons serangan menjadi semakin penting. Ledakan pager ini akan menjadi salah satu dari banyak episode dalam saga panjang konflik di wilayah tersebut, mengingat rentetan peristiwa yang terjadi di tengah ketegangan regional yang semakin meningkat.

Dengan dampak yang luas, pertanyaan mengenai stabilitas di wilayah tersebut, serta respon internasional terhadap konflik ini, semakin mendesak untuk dijawab. Kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya pengawasan dan pengamanan terhadap teknologi komunikasi yang digunakan dalam konteks operasional militer, baik untuk pertempuran langsung maupun komunikasi intelijen. Di satu sisi, pihak-pihak yang berkonflik harus terus mempertimbangkan langkah-langkah strategis mereka di tengah lanskap politik dan militer yang selalu berubah.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button