Corporate Venture Capital (CVC) di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, menjadi sorotan dalam meningkatkan ekosistem startup yang semakin berkembang. Menurut laporan dari TechsauceGlobal Summit 2024, dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan perusahaan rintisan berbasis teknologi di Asia Tenggara telah menunjukkan tren yang positif. Indonesia dan Thailand mengukuhkan posisinya sebagai penyumbang terbanyak untuk startup unicorn di kawasan tersebut, menyusul Singapura yang berada di urutan pertama.
Pertumbuhan Ekonomi Digital yang Pesat
Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia menunjukkan angka yang mengesankan, diperkirakan akan meroket sebesar 19% dan mencapai nilai US$130 miliar pada tahun 2025. Thailand juga diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 15% dengan nilai ekonomi digital mencapai US$53 miliar pada tahun yang sama, berdasarkan data dari Google, Temasek Holdings, dan Bain & Company.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Hokky Situngkir, menjelaskan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan digital yang akut dan positif dalam beberapa tahun terakhir. "Dengan 79% penduduk terhubung ke internet, Kominfo berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan dan menjadi katalisator dalam perkembangan ekonomi digital regional, khususnya di Indonesia," katanya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan investasi di sektor teknologi.
Pentingnya Kolaborasi untuk Inovasi
Melihat situasi ini, pentingnya kolaborasi antara pemerintah, startup, institusi pendidikan, dan sektor swasta menjadi sangat krusial. Kolaborasi ini bertujuan untuk menghadapi tantangan terkini, merangsang inovasi, dan menarik investasi yang lebih besar dalam berbagai bidang teknologi. Dalam konteks ini, peran CVC menjadi vital untuk memperkuat ekosistem startup.
CEO Techsauce, Oranuch Lerdsuwankij, mengungkapkan bahwa CVC masih belum memaksimalkan potensi investasinya di negara-negara ASEAN. "Jadi prioritas utamanya adalah bagaimana mendorong CVC untuk meningkatkan investasi di startup teknologi ASEAN guna memperkuat ekosistem startup regional," katanya. Menurutnya, potensi keuntungan finansial yang ditawarkan CVC diimbangi dengan manfaat strategis lainnya seperti inovasi, akses teknologi baru, dan perluasan jaringan.
Mendekatkan Startup dan CVC
Lerdsuwankij juga mengingatkan bahwa untuk menarik perhatian CVC, startup perlu memahami kebutuhan dan ekspektasi dari para investor tersebut. Hal ini penting agar startup dapat menawarkan solusi yang relevan dan sejalan dengan agenda investasi yang direncanakan. Pendekatan yang strategis ini tidak hanya akan memperluas peluang pendanaan, tetapi juga mengoptimalkan potensi inovasi yang ada di dalam ekosistem startup.
Chairperson Kumpul, Faye Wongso, menekankan pentingnya menciptakan wadah yang dapat memperkuat ekosistem startup dan ekonomi digital di tingkat regional. "Kami membayangkan masa depan di mana co-founder dari negara-negara ASEAN dapat berkolaborasi lebih efektif, memungkinkan proses pendanaan dari investor menjadi lebih lancar," ungkap Faye. Ini menunjukkan bahwa keberadaan platform yang memfasilitasi interaksi antara startup dan investor amat diperlukan.
Meningkatkan Pemahaman tentang CVC
Faye menambahkan bahwa peningkatan pemahaman tentang bagaimana CVC beroperasi antar negara sangatlah penting. Dengan setiap negara di ASEAN memiliki kekuatan uniknya sendiri, berbagi praktik terbaik dan dampak yang terukur bisa menjadi kunci untuk mempercepat perkembangan ekosistem startup digital di kawasan tersebut.
Dalam konteks ini, penting bagi negara-negara di ASEAN untuk saling belajar dan terinspirasi dari satu sama lain. Kemajuan yang telah dicapai oleh negara-negara seperti Singapura dan Indonesia seharusnya menjadi acuan bagi negara lain dalam memanfaatkan potensi yang ada di masing-masing negara untuk tumbuh dan berkembang di ranah digital.
Kesimpulan Tentang Ekosistem Startup di ASEAN
Secara keseluruhan, mendorong Corporate Venture Capital untuk lebih banyak berinvestasi dalam startup di negara-negara ASEAN menjadi langkah penting dalam memperkuat ekosistem startup yang sedang berkembang. Dengan dukungan dari pemerintah, kolaborasi antara berbagai sektor, dan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan dan harapan dari CVC, ekosistem startup di kawasan ini dapat tumbuh secara berkelanjutan dan inovatif.
Melihat potensi yang ada, langkah-langkah strategis dan kolaboratif diharapkan dapat memperkuat posisi ASEAN di kancah ekonomi digital global. Dengan sejarah pertumbuhan yang baik dan keinginan untuk berkolaborasi, masa depan ekosistem startup di kawasan ini tampak cerah.