Gaya Hidup

Dokter Anak Bagikan Cara Melatih Motorik Anak di Rumah, Berikan Kesempatan Bergerak Aktif!

Stimulasi perkembangan motorik anak di rumah menjadi topik penting dalam dunia kesehatan anak. Menurut dr. Amanda Soebadi, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, melatih motorik anak tidak harus dilakukan melalui program-program mahal atau khusus. Kegiatan stimulasi ini dapat dilakukan secara optimal di rumah dengan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Hal ini menegaskan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam mendukung perkembangan motorik anak dari usia dini.

Sebagai contoh, dr. Amanda menyarankan agar orang tua mengajak anak bermain sesuai dengan tahap usia mereka, baik saat duduk maupun tengkurap. Perkembangan motorik anak dapat diasah melalui aktivitas yang menyenangkan dan sesuai dengan minat anak. Melalui kegiatan bermain, anak tidak hanya bereksplorasi secara fisik, tetapi juga mempelajari kemampuan baru melalui interaksi dengan lingkungan.

Salah satu aspek yang ditekankan adalah pentingnya memberikan pengalaman sensoris yang beragam kepada anak. Ini dapat dilakukan dengan mengadakan berbagai aktivitas sederhana di rumah, seperti bermain dengan pasir, air, atau bahan-bahan yang aman untuk diraba dan dimainkan oleh anak. Dengan melakukan aktivitas ini, orang tua membantu merangsang indera anak sekaligus meningkatkan keterampilan motoriknya tanpa perlu fasilitas khusus. Amanda mengungkapkan, “Yang penting, anak diberi kesempatan untuk bergerak aktif.” Kalimat ini menegaskan bahwa eksplorasi adalah kunci dalam pengembangan motorik anak.

Bagi orang tua yang tertarik pada penggunaan baby gym, dr. Amanda menjelaskan bahwa ini adalah salah satu pilihan stimulasi yang bisa dipertimbangkan. Namun, penggunaan fasilitas ini tidak wajib bagi semua orang tua. Dia menambahkan, “Jika orang tua mampu dan anak senang, silakan ikut program tersebut. Tetapi jika tidak, stimulasi di rumah sudah cukup.” Hal ini memberikan gambaran bahwa orang tua tidak perlu tertekan untuk mengikuti semua tren yang ada, tetapi dapat lebih kreatif dengan memanfaatkan apa yang ada di rumah.

Baby gym umumnya diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan hingga 2 tahun. Pada usia ini, anak sering kali lebih menikmati bermain sendiri daripada bermain dalam kelompok. Mengajarkan anak untuk mandiri dalam bermain juga merupakan bagian dari stimulasi motoriknya. Namun, dr. Amanda mengingatkan orang tua untuk memahami tahapan perkembangan motorik anak, agar mereka dapat memberikan intervensi jika diperlukan.

Motorik kasar, seperti kemampuan mengangkat kepala, tengkurap, duduk, merangkak, dan berjalan, adalah beberapa indikator yang mudah diamati dan menjadi acuan bagi orang tua. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rata-rata bayi berusia 4 bulan sudah bisa mengangkat kepala sendiri, sedangkan pada usia 6 bulan, bayi umumnya dapat tengkurap tanpa bantuan. Selanjutnya, bayi bisa duduk sendiri pada usia 6-7 bulan.

Pada usia 7-8 bulan, bayi biasanya mulai berdiri dengan berpegangan pada benda-benda di sekitar mereka. Selanjutnya, pada usia 9 bulan, anak mulai merangkak dan berjalan sambil berpegangan, hingga akhirnya mampu berjalan sendiri pada usia 12-16 bulan. Jika orang tua menemukan adanya keterlambatan dalam tahapan perkembangan ini, dr. Amanda merekomendasikan agar orang tua segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

Berikan kesempatan kepada anak untuk bergerak dan bereksplorasi. Ini adalah pesan yang sangat penting dalam pembelajaran motorik anak. Menyadari bahwa setiap anak mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, adalah tugas orang tua untuk menjadi pengamat yang baik dan menyediakan lingkungan yang mendukung. Dengan perhatian dan stimulasi yang tepat dari orang tua, anak dapat berkembang secara optimal.

Dalam konteks yang lebih luas, mengetahui pentingnya stimulasi motorik di usia dini juga menumbuhkan pemahaman tentang kesehatan secara keseluruhan. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan stimulatif dengan banyak kesempatan beraktivitas fisik, tidak hanya lebih aktif secara fisik, tetapi juga lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan. Mereka berpotensi lebih baik dalam aspek sosial, emosional, dan kognitif.

Mengajarkan anak untuk bergerak aktif di lingkungan yang aman harus menjadi prioritas setiap orang tua. Kegiatan sederhana seperti bermain bola, berlari-lari kecil di halaman, atau bahkan melakukan tarian sederhana dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk melatih motorik kasar mereka. Penting bagi orang tua untuk menyediakan ruang yang cukup bagi anak untuk bergerak tanpa adanya batasan yang ketat.

Pada akhirnya, peran orang tua dan lingkungan memainkan inim yang sangat besar dalam proses perkembangan motorik anak. Dengan memahami kebutuhan dan tahapan perkembangan motorik, orang tua kini bisa lebih percaya diri mengasuh dan mengembangkan potensi anak secara optimal. Yang terpenting, mereka harus ingat bahwa setiap anak itu unik dan memiliki ritme belajar yang berbeda. Dengan sabar dan konsisten, orang tua dapat menjadi pendukung utama dalam perkembangan motorik buah hati mereka.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button