Dalam sebuah pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Bahrain dan Indonesia yang berlangsung pada 10 Oktober 2024, wasit Ahmed Al Kaf menjadi sorotan publik setelah dinilai melakukan kesalahan dalam menghitung waktu tambahan. Keputusan kontroversial ini berujung pada kebangkitan Timnas Bahrain yang berhasil menyamakan kedudukan dengan Indonesia pada menit-menit terakhir, menjadikan skor akhir 2-2. Tindakan Al Kaf tersebut mengakibatkan Indonesia kehilangan potensi tiga poin yang penting dalam pertandingan tersebut.
Kejadian ini menuai banyak kritik dari warganet dan berbagai kalangan di Indonesia, termasuk influencer terkenal Jerome Polin. Dalam suasana gaduh di media sosial mengenai keputusan wasit, Jerome mengambil inisiatif dengan mengunggah video di platform media sosialnya yang menunjukkan keterampilan matematikanya. Dalam video tersebut, ia berperan sebagai "guru matematika" dan secara humoris menjelaskan kepada Ahmed Al Kaf cara menghitung waktu. Jerome menegaskan pentingnya menghentikan pertandingan tepat pada angka 90+6, yang seharusnya menunjukkan menit ke-96 pertandingan bila dihitung dengan benar.
Jerome Polin dengan ekspresi santai memperkenalkan dirinya sebagai guru matematika, mengajak Al Kaf untuk memahami penjumlahan 90+6. Dalam penjelasannya, Jerome menunjukkan bahwa 90+6 adalah 96. Ia candaan ini bukan sekadar lucu, tetapi menunjukkan bahwa ia ingin menyampaikan pesan bahwa waktu tambahan harus dihitung dengan tepat agar tidak merugikan salah satu pihak. "Kalau mau ditambah 3, harus dikurangin 3 lagi ya, Pak, biar hasilnya nol," ujarnya, mengindikasikan bahwa logika matematis harus diterapkan dalam keputusan waktu pertandingan.
Latar belakang situasi ini merujuk pada momen krusial di babak akhir pertandingan. Setelah memasuki waktu 90 menit, tim Indonesia tampaknya sudah berada di jalur untuk meraih kemenangan. Namun, ketika wasit tidak menghentikan pertandingan saat memasuki waktu tambahan yang hanya seharusnya berlangsung hingga menit ke-96, keberuntungan berpihak pada tim Bahrain yang berhasil mencetak gol penyeimbang. Kejadian ini menjadi lebih dramatis karena gol Bahrain tercipta hampir di menit ke-99, suatu momen yang jelas menuai berbagai protes dari penggemar sepak bola Indonesia.
Perdebatan tentang keputusan wasit tersebut menciptakan gelombang diskusi di media sosial, di mana banyak pengguna mengungkapkan rasa frustrasi mereka. Bukan hanya warganet biasa, namun juga sejumlah selebritas Indonesia ikut berkomentar terkait kontroversi ini. Hal ini menunjukkan bahwa masalah keberpihakan wasit dalam pertandingan sepak bola adalah topik yang mampu menarik perhatian dan emosi publik luas.
Dalam video yang diunggah Jerome Polin, ia menunjukkan bagaimana cara-cara alternatif untuk menghitung waktu 90+6. Meskipun disampaikan dengan nada komedi, hal ini mencerminkan harapan banyak pihak akan peningkatan kualitas pengawasan dalam pertandingan olahraga, khususnya di level internasional. Kesalahan dalam menghitung waktu pertandingan bisa berakibat fatal bagi tim yang tidak mendapatkan perlakuan adil. Jerome, dengan cara yang ringan, menyampaikan pesan bahwa untuk menjadi seorang wasit, kompetensi dalam berbagai aspek, termasuk matematika dasar, sangatlah penting.
Insiden ini tidak hanya menyentuh ranah olahraga, tetapi juga menjadi cerminan dari bagaimana dalam situasi kompetisi tinggi, ketelitian dan penegakan aturan sangat diperlukan. Setiap keputusan yang diambil oleh wasit memiliki dampak besar terhadap hasil pertandingan dan bagi mental pemain di lapangan. Kejadian seperti ini sering kali memicu protes dan diskusi hangat di kalangan penggemar, yang kadangkala berujung pada penilaian negatif terhadap kinerja wasit.
Rekaman peristiwa itu secepatnya menyebar di media sosial, menggugah berbagai reaksi dari kalangan netizen hingga para ahli sepak bola. Bahkan, banyak yang berharap ada mekanisme evaluasi dan pelatihan yang lebih ketat bagi pengadil pertandingan internasional. Dalam konteks ini, Jerome Polin berperan sebagai pengingat bahwa kesalahan manusiawi, meski bisa terjadi, seharusnya dapat diminimalkan dengan pendidikan yang tepat dan pemahaman yang jelas mengenai aturan permainan.
Di tengah kritik dan backlash yang diterima Ahmed Al Kaf, ada harapan agar insiden ini menjadi pelajaran bagi semua wasit di dunia, khususnya dalam mematuhi aturan terkait waktu tambahan. Pengalaman di lapangan harus menjadi pendorong untuk penerapan teknologi yang lebih baik dalam hal pengawasan pertandingan, seperti VAR (Video Assistant Referee), untuk mengurangi ketidakadilan yang dirasakan oleh tim dan pendukung mereka.
Sebagai bagian dari industri olahraga yang semakin berkembang, penting bagi setiap elemen, mulai dari pemain, pelatih, hingga wasit, untuk bekerja sama demi menjaga integritas permainan. Kasus seperti penundaan waktu yang dialami timnas Indonesia harus menjadi bahan refleksi bersama di era modern ini, di mana setiap hasil perhitungan dan keputusan bisa sangat berpengaruh terhadap pencapaian tim. Selain itu, dengan munculnya berbagai influencer seperti Jerome Polin, ada potensi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait aspek-aspek teknis dalam olahraga sepak bola, terus menerus memperbaiki sistem demi keadilan pemain di lapangan.