Industri peledakan di Indonesia tengah mengalami pergeseran signifikan terkait penerapan teknologi digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI). Dalam konteks pertambangan yang semakin kompleks, penggunaan teknologi mutakhir ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional serta mengatasi berbagai tantangan yang ada. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Sudirman Widhy, saat acara The 7th International Drill & Blast Conference 2024 yang diadakan di Bandung pada 9-10 Juli 2024.
Sudirman Widhy mengatakan bahwa tantangan dalam industri pertambangan saat ini semakin banyak, terutama dengan perkembangan globalisasi dan teknologi informasi yang sangat dinamis. Dia menekankan pentingnya adaptasi terhadap semua perubahan tersebut untuk memastikan kesuksesan yang berkelanjutan. Menurutnya, "Teknologi digitalisasi adalah salah satu perubahan yang harus diimplementasikan di semua industri, termasuk pertambangan agar bisnisnya tidak tertinggal." Hal ini juga berlaku untuk sektor peledakan yang mendukung aktivitas operasional pertambangan.
Seiring dengan kemajuan digitalisasi, penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin relevan. AI diyakini memiliki kemampuan untuk memproses data besar dengan cepat dan akurat, sehingga dapat mengubah cara kerja dalam berbagai sektor industri, termasuk pertambangan. "Dengan menerapkan digitalisasi dan memanfaatkan kecerdasan buatan, diharapkan produksi dapat lebih optimal serta meningkatkan efisiensi untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan," ujar Sudirman.
Konferensi yang digelar juga mengangkat tema "Optimisasi Kecerdasan Buatan dan Digitalisasi dalam Industri Peledakan," yang diharapkan menjadi sarana bagi para peserta untuk berbagi pengetahuan mengenai perbaikan kinerja pengeboran dan peledakan. Hal ini menjadi sangat penting terutama mengingat lokasi kegiatan pertambangan yang kini berdekatan dengan masyarakat. Diperlukan metode peledakan yang lebih ramah lingkungan dengan dampak yang minimal bagi sekitarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Produsen dan Distributor Bahan Peledak Indonesia (Asprodispa), Risen Delta, menekankan bahwa dalam beberapa tahun mendatang digitalisasi akan semakin mendominasi berbagai aktivitas dalam industri peledakan. Dia berkata, "Kita harus siap beradaptasi dan mengoptimasinya," dan menetapkan digitalisasi sebagai salah satu fokus utama dalam kegiatan mereka. Risen berpendapat bahwa digitalisasi sangat penting untuk mencapai tujuan operasional dan menciptakan nilai lebih bagi pelanggan.
Risen juga menjelaskan bahwa Asprodispa telah aktif membantu pemerintah dalam memastikan distribusi dan pasokan produk peledak dikelola dengan baik. Saat ini, asosiasi tersebut memiliki 12 anggota perusahaan distribusi dan produsen bahan peledak di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan seperti PT Dahana, PT Multi Nitrotama Kimia, dan PT Pindad.
Acara konferensi ini menarik lebih dari 250 peserta dan 34 pembicara, sebagian besar adalah praktisi peledakan di industri pertambangan. Selain peserta dari dalam negeri, juga terdapat delegasi dari negara lain, seperti Amerika Serikat, Chile, India, dan Australia. Juju Juanda, selaku ketua konferensi, mengungkapkan bahwa menghadirkan berbagai pembicara dari luar negeri bertujuan untuk mengedukasi dan menginspirasi para peserta dengan pengalaman dan teknologi yang lebih maju.
Dengan adanya digitalisasi dan AI, industri peledakan di Indonesia diharapkan dapat bertransformasi agar lebih efisien dan produktif, mendukung keberlanjutan serta tanggung jawab lingkungan. Digitalisasi tidak hanya akan memberikan kecepatan dalam pengolahan data, tetapi juga memungkinkan perencanaan dan pelaksanaan peledakan yang lebih aman dan efektif. Inovasi yang dihadirkan melalui teknologi ini membuka potensi baru yang sebelumnya sulit diakses, serta memungkinkan pengambil keputusan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu.
Sejalan dengan perkembangan ini, tantangan bagi industri adalah bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Pendidikan dan pelatihan menjadi semakin penting agar para pekerja dan profesional di bidang ini tidak hanya mengerti tentang teknologi baru, tetapi juga mampu menerapkannya dalam praktik sehari-hari. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi teknologi digitalisasi dan AI dalam industri peledakan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan, memberikan dampak positif bagi sektor pertambangan, dan juga bagi masyarakat sekitar.
Transformasi digital ini bukan saja sekadar adopsi alat-alat teknologi baru, melainkan juga merupakan sebuah budaya kerja yang harus dibangun untuk mencapai hasil yang optimal. Di tengah pesatnya perkembangan dunia industri yang semakin berbasis teknologi, kehadiran AI diharapkan dapat menjadi pendorong utama untuk mencapai inovasi dan efisiensi dalam proses peledakan, yang merupakan bagian integral dari keseluruhan siklus produksi pertambangan.
Dengan demikian, masa depan industri peledakan di Indonesia tampak lebih cerah dengan penerapan teknologi. Melalui konferensi seperti The 7th International Drill & Blast Conference 2024, diharapkan kolaborasi antar praktisi, penyedia teknologi, serta pemangku kebijakan dapat berjalan dengan baik demi mewujudkan industri yang lebih berkelanjutan dan inovatif.