Gaya Hidup

Deretan Gempa Bumi Terbesar di Jepang: Soroti Gempa Magnitudo 9,0 yang Menggegerkan

Jepang adalah negara yang dikenal karena sejarah panjangnya menghadapi bencana gempa bumi. Dengan sekitar 1.500 gempa bumi terjadi setiap tahun, getaran kecil hampir selalu terjadi hampir setiap hari. Negara ini terletak di lokasi pertemuan beberapa lempeng benua dan samudra, serta memiliki banyak gunung berapi dan sumber air panas, menjadikannya rawan akan gempa dan tsunami. Mengukur kekuatan gempa, Jepang menggunakan skala Richter dan skala shindo, di mana skala shindo merujuk pada intensitas gempa di lokasi tertentu dan berkisar dari shindo satu (gempa kecil) hingga shindo tujuh (gempa besar).

Dari sekian banyak gempa bumi yang melanda negara ini, terdapat beberapa peristiwa yang menonjol karena kedahsyatannya, terutama yang memiliki magnitudo 9,0 atau lebih. Berikut adalah deretan gempa bumi terbesar di Jepang yang mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai salah satu bencana alam paling mematikan dan merusak.

Gempa bumi Tohoku, 2011 adalah salah satu yang paling dahsyat, terjadi pada tanggal 11 Maret 2011 dengan kekuatan 9,0 skala Richter. Gempa ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan yang luas di pulau Honshu, tetapi juga memicu tsunami besar yang membawa dampak yang lebih parah. Lebih dari 29.000 orang dilaporkan tewas akibat bencana ini, dan lebih dari 50 gempa susulan berkekuatan 6,0 atau lebih terjadi setelahnya, termasuk tiga gempa yang berkekuatan di atas 7,0. Kerusakan juga dialami oleh beberapa reaktor nuklir, menyebabkan kekhawatiran akan kebocoran radiasi yang berpotensi membahayakan.

Gempa bumi Hoei, 1707, menjadi momen kelam lainnya dalam sejarah Jepang. Gempa dengan kekuatan 8,6 skala Richter ini menghancurkan bagian patahan Nankai dan diperkirakan memicu letusan Gunung Fuji, sekitar 50 hari setelah gempa. Peristiwa tersebut mengakibatkan sekitar 5.000 jiwa melayang di wilayah Nankaido dan Tokai, yang terletak di Pulau Honshu dan Shikoku. Pengalaman ini menunjukkan bahwa aktivitas geologis di Jepang tidak hanya diakibatkan oleh gempa bumi, tetapi juga sering kali saling memengaruhi dan memperburuk kondisi.

Gempa Meiji-Sanriku, 1896, dengan kekuatan 8,5 skala Richter, menjadi catatan penting lainnya. Meskipun lokasi kejadian yang jauh dari pantai mengurangi kerusakan daratan, tsunami yang dihasilkan sangat mengkhawatirkan. Tsunami ini menyeberangi Samudra Pasifik hingga mencapai Hawaii dan California. Lebih dari 27.000 orang dilaporkan tewas akibat bencana ini, dan setelah itu, tercatat 76 gempa susulan berkekuatan 5,0 atau lebih. Peristiwa ini menunjukkan dampak sulit yang dihadapi oleh masyarakat pesisir Jepang selama bertahun-tahun.

Berikutnya adalah gempa Ansei-Nankai, 1854, yang menewaskan sekitar 10.000 orang di Pulau Kyushu. Dengan kekuatan 8,4 skala Richter, gempa ini adalah salah satu yang paling mematikan dalam sejarahnya. Menariknya, gempa ini terjadi sehari setelah gempa Ansei-Tokai yang juga berkekuatan sama dan menewaskan 2.000 orang. Terdapat kepercayaan di kalangan masyarakat bahwa gempa ini disebabkan oleh Namazu, seekor ikan lele raksasa yang dikaitkan dengan kekacauan geologis di Jepang.

Berlanjut ke gempa bumi Sanriku, 1933. Gempa ini juga memiliki kekuatan 8,4 skala Richter dan hasilnya sangat mematikan. Tsunami yang ditimbulkan menyapu bersih berbagai kota di pesisir Sanriku, berlangsung selama 1933. Sekitar 3.000 orang tewas, dan kerusakan yang terjadi menyebabkan lebih dari 3.000 rumah hilang. Gelombang tsunami mencapai ketinggian 28,7 meter di Teluk Ryori, serta gelombang lebih kecil mencapai hampir 3 meter di Hawaii, mengindikasikan dampak luas yang bisa terjadi pada skala internasional.

Selanjutnya, gempa bumi besar Kanto, 1923, meskipun tidak memiliki kekuatan setinggi gempa-gempa sebelumnya, tetap menjadi salah satu yang paling merusak dalam sejarah Jepang. Dengan kekuatan 7,9 skala Richter, gempa ini menghancurkan Tokyo di mana saat itu penduduknya berjumlah sekitar 2 juta. Dalam bencana ini, diperkirakan 142.800 orang kehilangan nyawa. Kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan infrastruktur dan kekacauan yang menyebabkan kebakaran besar-besaran di Tokyo sangat signifikan.

Jepang terus menunjukkan ketahanan yang mengagumkan dalam menghadapi tantangan yang disebabkan oleh gempa bumi. Masyarakat tidak hanya berupaya membangun kembali infrastruktur yang runtuh, tetapi juga beradaptasi melalui teknologi untuk mengurangi dampak bencana yang akan datang. Meskipun demikian, dengan sejarah panjang gempa bumi yang terus berlangsung, Jepang tetap menjadi contoh nyata tentang bagaimana bencana alam dapat merubah kehidupan dan jalannya sejarah dengan sangat dramatis.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button