Pemain dompet digital seperti Dana, OVO, Gopay, LinkAja, dan ShopeePay kini terlibat dalam praktik yang kontroversial, yakni transaksi judi online yang berpotensi membawa keuntungan besar bagi mereka. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, besarnya nilai transaksi ini menarik perhatian publik dan meminta perhatian dari seluruh platform terkait masalah ini.
Berdasarkan data dari PPATK, Dana mencatatkan total nilai transaksi judi online mencapai Rp5,37 triliun, dengan lebih dari 5,42 juta transaksi yang dilakukan. Angka tersebut menempatkan Dana di posisi teratas dalam hal nilai dan jumlah transaksi judi online. OVO menyusul di urutan kedua dengan nilai transaksi berjumlah Rp216 miliar dari transaksi sebanyak 836.095. Gopay, di posisi ketiga, merekam transaksi senilai Rp89 miliar dengan total 577.316 transaksi. LinkAja mendapatkan nilai transaksi sebesar Rp65 miliar dari 80.171 transaksi, sementara ShopeePay hanya mencatatkan Rp6 miliar untuk 33.069 transaksi.
Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, berpendapat bahwa pemain dompet digital jelas mendapatkan keuntungan dari volume transaksi judi online ini. Ia memperkirakan, jika setiap transaksi dikenakan biaya Rp2.000, keuntungan yang diperoleh bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah. “Kalau kita lihat, jumlah transaksinya jutaan. Sehingga, yang ditransaksikan pun triliunan. Sehingga, cuan-nya bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan,” kata Heru.
Heru juga mencatat bahwa lemahnya pengawasan terhadap dompet digital menjadi salah satu penyebab mengapa transaksi judi online dapat berkembang di platform-platform ini. Ia menekankan pentingnya sistem Know Your Customer (KYC) yang harus diterapkan dengan lebih ketat untuk memperhatikan aliran dana dan tujuan transaksi yang terjadi. "Kalau ada transaksi besar ke rekening tertentu, harusnya ada warning," tegasnya.
Para pakar juga menyoroti bahwa transaksi janggal yang terjadi di dompet digital seharusnya menjadi perhatian bagi penyedia jasa keuangan. Ketua Umum Idiec, Tesar M. Sandikapura, menyatakan bahwa platform dan regulator seharusnya mampu melacak aliran dana dalam dompet digital. Ia berpendapat bahwa tindakan proaktif harus diambil untuk memblokir transaksi yang mencurigakan agar pengguna tidak terjerumus lebih jauh ke dalam praktik perjudian yang ilegal. “Masa didiamkan saja? Ini semua nya terlibat. Jadi seharusnya diblokir untuk mencegah agar pengguna tidak terjerumus,” ujar Tesar.
Dengan besarnya jumlah transaksi yang terjadi, ada kekhawatiran akan dampak negatif bagi masyarakat, terutama bagi pengguna yang terlibat dalam praktik judi online. Praktik ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga memberikan reputasi buruk bagi platform dompet digital yang seharusnya berfungsi sebagai solusi finansial yang aman dan transparan.
Di sisi lain, tantangan yang dihadapi oleh regulator dan penyedia dompet digital adalah menciptakan keseimbangan antara kebebasan bertransaksi dan tanggung jawab sosial. Dengan teknologi yang semakin berkembang, perlindungan bagi konsumen dan penegakan hukum terhadap praktik perjudian online harus dilakukan secara bersamaan.
Melihat fenomena ini, ke depannya penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya mengawasi transaksi keuangan di dompet digital, tetapi juga menghasilkan mekanisme yang lebih baik untuk mencegah penyalahgunaan. Pendekatan yang lebih ketat dibutuhkan untuk memastikan bahwa platform dompet digital tidak menjadi saluran untuk praktik perjudian yang merugikan banyak pihak.
Dalam konteks ini, posisi dan tanggung jawab penyedia layanan dompet digital sangat penting. Mereka diharapkan tidak hanya sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi juga sebagai entitas yang berkontribusi pada pemberantasan praktik perjudian ilegal. Kolaborasi antara regulator, perusahaan teknologi, dan masyarakat diperlukan agar solusi yang diambil dapat efektif dan berkelanjutan.
Beralih kembali kepada para pemain dompet digital, mereka harus menyadari bahwa profit semata tidaklah cukup. Tindakan proaktif untuk menghentikan transaksi illegal demi memberikan amanah kepada pengguna merupakan sebuah langkah yang wajib ditempuh. Jadilah platform yang tidak hanya cerdas dalam bersaing dalam bisnis, tetapi juga mau bertanggung jawab atas dampak sosial yang ditimbulkan dari bisnis yang dijalankannya.
Dengan demikian, situasi yang dihadapi oleh pemain dompet digital merupakan refleksi dari tantangan yang lebih luas di era digital saat ini, di mana kemudahan akses informasi dan teknologi harus diimbangi dengan kesadaran dan tindakan yang bertanggung jawab. Para pemangku kepentingan dituntut untuk tidak hanya mencari profit, melainkan juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.