Gaya Hidup

Daftar Lengkap 5 Peraih Penghargaan ‘Nobel Asia’ Ramon Magsaysay 2024, Termasuk Farwiza Farhan

Yayasan Penghargaan Ramon Magsaysay (RMAF), yang sering disebut sebagai "Nobel Asia," kembali menggelar penghargaan bergengsi pada tahun 2024 dengan memilih lima individu dan satu kelompok yang menginspirasi melalui dedikasi dan komitmen mereka dalam bidang masing-masing. Penghargaan ini diberikan setiap tahun untuk menghormati mereka yang menunjukkan kepemimpinan, keberanian, dan komitmen luar biasa di bidang sosial, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. Tahun ini, daftar penerima penghargaan mencakup tokoh-tokoh dari Jepang, Indonesia, Vietnam, Bhutan, serta kelompok dari Thailand.

Farwiza Farhan dari Indonesia mencuat dalam daftar penerima penghargaan ini berkat upayanya yang tiada henti untuk melindungi Ekosistem Leuser, sebuah area yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Ekosistem ini, yang terletak di pulau Sumatera, merupakan rumah bagi berbagai spesies langka dan terancam punah. Namun, area tersebut menghadapi tekanan yang sangat besar akibat penggundulan hutan, pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali, serta lemahnya penegakan hukum.

Keadaan lingkungan di Ekosistem Leuser semakin memburuk usai pemerintah Aceh membubarkan Otoritas Pengelolaan Ekosistem Leuser (BPKEL) pada tahun 2013. Namun, Farwiza Farhan, yang sebelumnya bekerja di BPKEL, tidak mundur. Ia bersama mantan koleganya mendirikan Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), yang berfokus pada perlindungan, pelestarian, dan pemulihan ekosistem tersebut. Mendapatkan penghargaan Kepemimpinan Baru dari yayasan, Farwiza dikenang sebagai pemimpin yang memiliki pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara manusia dan alam. Ia diketahui aktif mengadvokasi keadilan sosial dengan melibatkan masyarakat lokal dalam usaha pelestarian.

"Dia juga dikenal karena komitmennya terhadap keadilan sosial dan kewarganegaraan yang bertanggung jawab," ungkap RMAF. Farwiza mendorong peningkatan kesadaran akan pentingnya perlindungan sumber daya alam yang terancam punah di Indonesia dan Asia.

Selain Farwiza, penghargaan Ramon Magsaysay 2024 juga diberikan kepada Hayao Miyazaki dari Jepang, yang dikenal sebagai salah satu pembuat film animasi terbesar dunia. Miyazaki, pendiri Studio Ghibli, diakui atas dedikasinya dalam menggunakan seni dan animasi untuk kemanusiaan. Seluruh film yang dihasilkan oleh Studio Ghibli, mulai dari "My Neighbor Totoro" hingga "Spirited Away," menunjukkan komitmen Miyazaki terhadap tema-tema yang menjadi landasan nilai-nilai kehidupan, seperti cinta terhadap alam, persahabatan, dan keberanian.

Nguyen Thi Ngoc Phuong dari Vietnam juga menerima penghargaan atas jasa-jasanya dalam membantu korban dampak penggunaan bahan kimia beracun selama Perang Vietnam. Setelah menyaksikan dampak tragis dari bahan kimia tersebut, Phuong mendedikasikan hidupnya untuk mengungkap kenyataan dan mendukung mereka yang terdampak penyakit dan cacat lahir. Usaha Phuong tercermin dalam kiprahnya bersama Asosiasi Korban Agent Orange/Dioksin Vietnam (VAVA), yang bekerja untuk memberikan bantuan dan mencari keadilan bagi para korban.

Dari Thailand, penghargaan diberikan kepada Gerakan Dokter Pedesaan (Rural Doctors Movement), sebuah inisiatif yang telah berhasil mengadvokasi cakupan kesehatan universal. Gerakan ini, yang dimulai pada tahun 2002, bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat, khususnya yang kurang mampu di daerah pedesaan. Melalui perjuangan yang panjang, dokter-dokter ini berkomitmen untuk menanggulangi masalah kesehatan yang kompleks dan tidak adil di masyarakat.

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Karma Phuntsho dari Bhutan, seorang pemikir yang berusaha mengangkat isu-isu penting bagi kemajuan negara tersebut. Phuntsho, yang memiliki latar belakang sebagai mantan biksu Buddha, mendirikan Loden Foundation pada 1999. Yayasan ini berfokus pada pendidikan, kewirausahaan sosial, dan pelestarian warisan budaya Bhutan, memberikan dampak mendalam bagi generasi muda di negara yang tengah menghadapi tantangan modernisasi.

Melalui penyerahan penghargaan ini, RMAF berharap dapat menginspirasi orang lain untuk berani melakukan perubahan positif di lingkungan sekitar mereka. "Penerima Penghargaan Ramon Magsaysay tahun ini telah mengingatkan kita bahwa masa depan dibentuk oleh mereka yang berani membayangkan dunia yang lebih baik dan mendedikasikan diri untuk mengubah visi itu menjadi kenyataan," ucap Cheche Lazaro, ketua yayasan RMAF.

Penerima penghargaan tahun ini adalah cerminan dedikasi dan keberanian yang tak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan besar di bidang masing-masing. Melalui usaha-usaha mereka, ke lima penerima penghargaan ini menunjukkan bahwa tindakan kecil dapat berdampak besar bagi komunitas dan dunia. Mereka adalah panutan bagi generasi mendatang dan membuktikan bahwa kepemimpinan yang baik, keadilan sosial, serta pelestarian lingkungan adalah unsur-unsur penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih beradab dan berkelanjutan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button