Coldplay, band asal Inggris yang telah dikenal dunia, baru saja meluncurkan album terbarunya yang berjudul Moon Music, sebuah karya monumental ke-10 mereka dalam perjalanan karier musik yang telah berlangsung lebih dari dua dekade. Namun, yang membuat peluncuran album ini istimewa adalah fakta bahwa mereka memilih untuk membuat piringan hitam (vinyl) untuk album tersebut dengan memanfaatkan limbah plastik dari Sungai Cisadane di Indonesia dan Sungai Klang di Malaysia. Penggunaan bahan daur ulang ini tidak hanya menunjukkan komitmen Coldplay terhadap lingkungan, tetapi juga membuka mata dunia tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Chris Martin, vokalis utama Coldplay, mengungkapkan bahwa setiap vinyl dari album Moon Music dihasilkan dari sembilan limbah botol plastik yang dikumpulkan dari kedua sungai tersebut. Dalam pernyataannya, Martin menekankan pentingnya proyek ini, menyebutkan bahwa album tersebut merupakan yang pertama di dunia yang dirilis sebagai LP EcoRecord 140g. Selain itu, edisi CD dari album ini juga dilaporkan akan dibuat dengan 90% polikarbonat daur ulang, menambah nilai ekologis pada rilisan album ini.
Inisiatif luar biasa ini merupakan hasil dari investasi Coldplay dalam proyek yang disebut The Ocean Cleanup. Proyek ini bertujuan untuk memberantas sampah plastik dari lautan dengan mengoperasikan kapal pengeruk sampah di sungai-sungai yang terpilih di Asia Tenggara. Indonesia, khususnya, menjadi salah satu fokus proyek ini, di mana Coldplay mengirimkan sebuah kapal pembersih sampah bernama Neon Moon II sebagai sumbangsih setelah sukses menggelar konser Music of The Spheres di Jakarta pada 15 November 2023.
Proyek Ocean Cleanup ini tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga mencakup negara-negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat, dan Republik Dominika. Kebangkitan kesadaran akan masalah limbah plastik di sungai dan lautan memang menjadi perhatian global, dan langkah Coldplay ini diharapkan dapat memberikan contoh bagi industri musik dan sektor lainnya untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Dengan peluncuran yang resmi pada 4 Oktober 2024, album Moon Music tidak hanya menghadirkan lagu-lagu baru yang segar tetapi juga membawa misi lingkungan yang mendalam. Proyek ini dikerjakan di bawah arahan produser musik ternama Max Martin, yang sebelumnya dikenal telah membantu Coldplay dalam pembuatan album Music of The Spheres.
Vinyl dari album Moon Music tidak hanya mengedepankan konsep keberlanjutan, tetapi juga dijual dengan harga yang terjangkau, yakni 39,99 USD atau sekitar Rp626.643 per keping. Namun, album ini akan dijual secara terbatas, menciptakan daya tarik tersendiri bagi para penggemar musik dan kolektor vinyl.
Selain pengumuman mengenai peluncuran album baru, Chris Martin juga mengindikasikan bahwa masa depan Coldplay akan mengalami perubahan besar. Dalam sesi wawancara dengan Apple Music, ia mengungkapkan rencana pensiun band tersebut setelah merilis album ke-12 mereka. “Kami hanya akan membuat 12 album. Semakin sedikit, semakin baik,” kata Martin. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mereka berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kreativitas dan kehidupan pribadi masing-masing anggota.
Martin menjelaskan lebih lanjut tentang alasan di balik keputusan tersebut, “Saya ingin memberi waktu kepada yang lain untuk menjalani hidup mereka.” Meskipun keputusan untuk berhenti merilis album mungkin tidak menyenangkan bagi penggemar, Martin menegaskan bahwa Coldplay akan terus menikmati momen-momen bahagia mereka selama berkarya.
Belakangan ini, semakin banyak artis dan band yang menyadari pentingnya isu lingkungan, dan langkah Coldplay ini diharapkan bisa menginspirasi lebih banyak musisi untuk melibatkan tanggung jawab sosial dalam karya mereka. Kombinasi antara musik dan kepedulian lingkungan merupakan sebuah sinergi yang diharapkan dapat semakin membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga ibu pertiwi.
Dalam dunia yang semakin rentan terhadap isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, usaha Coldplay untuk menghadirkan produk musik yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan patut diacungi jempol. Dengan inovasi dan keberanian mereka, Coldplay tidak hanya menciptakan lagu-lagu yang menghibur tetapi juga berkontribusi dalam memerangi sampah plastik yang menjadi ancaman bagi kesehatan planet kita.
Melalui inisiatif ini, Coldplay tidak hanya meninggalkan jejak dalam industri musik tetapi juga dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Dengan ketekunan dan keinginan untuk berbuat lebih, mereka menunjukkan bahwa musisi dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat, memberi inspirasi kepada publik untuk lebih sadar dan peduli terhadap dunia di sekitar mereka. Dengan harapan bahwa semakin banyak orang yang tergerak setelah mendengar tentang langkah mereka, integrasi keberlanjutan dalam setiap aspek kehidupan akan menjadi norma, bukan sekadar pilihan.