Teknologi

China Luncurkan Satelit Pesaing Starlink Milik Elon Musk untuk Perkuat Jaringan Komunikasi

Perusahaan milik China, Shanghai Spacecom Satellite Technology (SSST), mengumumkan rencana ambisius untuk meluncurkan satelit-satelit yang akan menjadi pesaing bagi layanan internet berbasis satelit Starlink yang terkenal milik Elon Musk. Laporan ini muncul pada tanggal 5 Agustus 2024, dari sebuah surat kabar yang didukung pemerintah China, di mana peluncuran tersebut diharapkan akan menjadi langkah signifikan dalam strategi Beijing untuk membangun ekosistem komunikasi satelit yang dapat bersaing dengan Starlink.

Peluncuran ini merupakan bagian dari konstelasi raksasa yang direncanakan SSST. Perusahaan ini berencana untuk meluncurkan 108 satelit pada tahun ini, diikuti oleh 648 satelit pada akhir tahun 2025, serta mencapai cakupan jaringan global pada tahun 2027. SSST bahkan memiliki target jangka panjang untuk menyebarkan total 15.000 satelit sebelum tahun 2030. Dengan jumlah yang sangat besar ini, SSST berharap dapat menutup jarak dengan SpaceX, perusahaan yang mengelola Starlink.

Satelit yang diluncurkan ini bertujuan untuk menyediakan layanan internet pita lebar komersial yang dapat digunakan oleh masyarakat umum, perusahaan, serta lembaga pemerintah. Saat ini, Starlink telah memiliki sekitar 5.500 satelit yang beroperasi di orbit rendah Bumi dan sudah mendapatkan puluhan ribu pengguna di Amerika Serikat. Keberhasilan peluncuran ini akan membawa SSST lebih dekat pada tujuannya untuk menciptakan alternatif domestik bagi layanan yang ditawarkan Starlink.

Dari sisi strategis, peluncuran ini akan mempunyai implikasi militer yang signifikan. Para peneliti di Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Cina telah mempelajari keberadaan dan penyebaran Starlink selama konflik di Ukraina, yang mana mereka memperingatkan bahwa sistem komunikasi satelit tersebut dapat menimbulkan risiko bagi kepentingan militer China dalam potensi konflik dengan Amerika Serikat. Oleh karena itu, pengembangan konstelasi satelit ini tidak hanya ditujukan untuk layanan komersial, tetapi juga merupakan bagian dari strategi keamanan nasional yang lebih luas.

Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di provinsi Shanxi telah ditunjuk sebagai lokasi untuk peluncuran ini. Pusat tersebut adalah salah satu lokasi utama untuk peluncuran satelit dan rudal di China. Peluncuran yang dijadwalkan tidak hanya akan menandai kemajuan dalam pembangunan jaringan satelit, tetapi juga akan menunjukkan komitmen Beijing dalam berekspansi ke sektor teknologi luar angkasa.

Lebih jauh lagi, rencana SSST merupakan bagian dari proyek yang dikenal sebagai "Rasi Bintang Seribu Layar,” yang merupakan salah satu dari tiga proyek besar yang dirancang untuk membawa China ke tingkat yang setara dengan SpaceX dan layanan Starlink. Proyek ini mencerminkan upaya strategis yang lebih luas oleh Beijing untuk meningkatkan kekuatan dan pengaruhnya dalam industri luar angkasa global.

**Dalam konteks persaingan global untuk menguasai orbit Bumi rendah,*** China ingin memastikan kepemilikan dan pengendalian atas bagian penting dari infrastruktur teknologi yang akan berperan di masa depan. Oleh karena itu, peluncuran satelit ini sangat krusial, tidak hanya untuk pengembangan ekonomi China tetapi juga untuk pertahanan dan keamanan nasionalnya. Strategi ini menggarisbawahi bagaimana negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat berusaha untuk saling mengalahkan dalam sektor strategi ruang angkasa.

SSST bukan satu-satunya perusahaan yang mencoba menyaingi Starlink. Terdapat sejumlah perusahaan di seluruh dunia yang juga sedang bekerja pada proyek serupa, menciptakan ekosistem layanan internet berbasis satelit. Namun, dengan kekuatan dan dukungan besar yang dimiliki oleh pemerintah China, termasuk dalam hal pendanaan dan infrastruktur, SSST memiliki peluang untuk menjadi pemain utama di pasar ini.

Dari perspektif global, kehadiran SSST dan peluncuran satelit-satelit baru tersebut dapat mempercepat adopsi layanan internet satelit di negara-negara berkembang, yang mungkin tidak memiliki akses internet yang memadai. Dengan lebih banyak satelit yang diluncurkan, harapannya adalah akan ada peningkatan konektivitas di wilayah yang selama ini terpinggirkan dari jaringan infrastruktur tradisional.

Kompetisi antara SSST dan Starlink tidak hanya menarik perhatian industri luar angkasa, tetapi juga mencerminkan dinamika geopolitik yang lebih besar. Dengan semakin banyaknya negara yang berinvestasi dalam teknologi luar angkasa dan infrastruktur satelit, termasuk negara-negara yang sedang berkembang, arena persaingan ini akan terus berkembang. Kehadiran lebih banyak pemain di industri broadband satelit dapat menghasilkan inovasi dan penurunan biaya layanan, sehingga memberikan manfaat bagi konsumen di seluruh dunia.

Bagi SSST, peluncuran ini bisa menjadi penanda posisi baru dalam peta persaingan global yang melibatkan teknologi luar angkasa. Dengan tekad dan dukungan pemerintah yang kuat, China berambisi untuk tidak hanya menyusul, tetapi juga mungkin memimpin dalam industri yang semakin penting ini. Dalam waktu dekat, hasil dari peluncuran ini akan terlihat jelas, dan dunia akan mengamati dengan saksama bagaimana konstelasi satelit China ini dapat memengaruhi komunikasi dan kekuatan militer global.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button