Chery Sales Indonesia (CSI) masih belum dapat memberikan kepastian mengenai waktu pembangunan pabrik perakitan mobil di Indonesia. Menurut Head of Marketing CSI, Mohamad Ilham Pratama, meskipun rencana tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan, saat ini mereka masih berada dalam tahap riset dan persiapan yang memerlukan waktu cukup lama sebelum memutuskan untuk mendirikan pabrik.
"Kalau kapan itu (bangun pabrik) belum bisa menyebut tapi kita tetap punya rencana," ujar Ilham saat menggelar konferensi pers di Kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2024. Ia menjelaskan bahwa meskipun Chery telah kembali beroperasi di Indonesia selama dua tahun, sejumlah faktor pasar perlu dipertimbangkan sebelum nyata-nyata melakukan investasi besar ini.
Beberapa faktor yang dimaksud mencakup kapasitas produksi, kapasitas ekspor, dan kemampuan mitra perusahaan untuk menyuplai komponen. Ilham menekankan pentingnya mempertimbangkan kondisi pasar domestik dan internasional guna memastikan dewan manajemen perusahaan mendapatkan gambaran yang jelas sebelum melakukan langkah selanjutnya.
Dalam konteks ini, lokasi pembangunan pabrik di Indonesia juga belum ditentukan. Ilham enggan berbagi informasi lebih lanjut terkait hal ini, meskipun ia menyatakan bahwa mungkin sudah ada komunikasi di tingkat manajemen terkait lokasi potensial untuk pabrik tersebut. "Lokasinya belum ditentukan, namun mungkin sudah ada komunikasi dari manajemen," imbuhnya.
Saat ini, Chery mengandalkan mitra lokal, PT. Handal Motor Indonesia (HMI), untuk melakukan perakitan mobil mereka. Pabrik HMI yang terletak di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, digunakan untuk merakit berbagai model mobil Chery yang saat ini dipasarkan di Indonesia. Model-model tersebut termasuk Tiggo 7 Pro, Tiggo 8 Pro, Omoda 5, dan Omoda E5. Notably, Indonesia juga menjadi negara pertama di ASEAN yang memproduksi mobil listrik Omoda E5, menandai langkah penting dalam strategi Chery untuk memasuki pasar kendaraan listrik.
Melihat arah bisnis Chery ke depan, Ilham mengungkapkan bahwa perusahaan sedang mematangkan rencana untuk mengekspor kendaraan mereka ke negara-negara di Asia Tenggara yang menggunakan setir kanan, seperti Vietnam. Hal ini menunjukkan komitmen Chery untuk tidak hanya berfokus pada pasar domestik, namun juga memperluas jangkauannya ke pasar internasional, sehingga potensi produksi pabrik di Indonesia bisa lebih maksimal.
Partisipasi Chery dalam pasar otomotif Indonesia adalah bagian dari upaya mereka untuk membangun kehadiran yang lebih kuat di negara yang memiliki potensi besar ini. Meskipun belum memiliki pabrik sendiri, kerjasama dengan HMI telah membantu Chery dalam memenuhi permintaan pasar lokal. Dengan populasi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang relatif cepat, Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi produsen otomotif, termasuk merek-merek asal China.
Namun, tantangan tetap ada. Para pelaku industri otomotif lainnya di Indonesia sudah lebih dulu menanamkan modal dalam bentuk pabrik, sehingga Chery harus memikirkan cara untuk bersaing dalam hal harga dan kualitas produk. strategi inovasi dan efisiensi biaya menjadi sangat penting dalam menjaga daya saing di pasar yang semakin ketat.
Ke depannya, keberhasilan Chery dalam membangun pabrik di Indonesia akan sangat tergantung pada berbagai faktor yang melibatkan kebijakan pemerintah, perkembangan ekonomi, serta dinamika industri otomotif global. Kebijakan pemerintah terkait insentif untuk investasi asing, serta dukungan untuk produksi kendaraan ramah lingkungan juga akan berperan besar dalam keputusan Chery untuk mengembangkan fasilitas produksi di dalam negeri.
Dengan semua informasi ini, publik otomotif di Indonesia akan terus mengawasi langkah-langkah yang diambil oleh Chery dalam beberapa bulan mendatang. Keputusan mengenai pembangunan pabrik tidak hanya akan mempengaruhi operasi Chery di Indonesia, tetapi juga dapat menjadi indikator untuk merek lain dalam mengambil keputusan investasi di pasar yang sama.
Konsumen otomotif di Indonesia saat ini memiliki beragam pilihan, dan kehadiran merek seperti Chery yang menyajikan berbagai model mobil, terutama yang ramah lingkungan seperti Omoda E5, mencerminkan tren global yang semakin menjadikan kendaraan listrik sebagai pilihan utama. Chery harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat posisinya di pasar.
Dengan demikian, dunia otomotif Indonesia menunggu kepastian lebih lanjut mengenai pembangunan pabrik baru Chery, yang diharapkan dapat menjembatani kebutuhan kendaraan lokal dan ekspor ke pasar yang lebih luas. Sebagai pemain baru, keberadaan pabrik ini akan membantu meningkatkan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja yang signifikan, yang mana sangat diharapkan oleh masyarakat.