Bisnis

Catat! 3 Soft Skill Penting yang Tingkatkan Nilai Pekerja di Era Digital

Kebutuhan akan pekerja yang memiliki keterampilan tambahan terus meningkat, terutama dalam era persaingan yang semakin ketat di pasar global. Menurut laporan terkini “Future Skills Index of Indonesian Talents” yang disusun oleh Mekari, Skilvul, dan Int Labs, serta difasilitasi oleh Ravenry, terdapat perbedaan persepsi antara pekerja dan perusahaan mengenai pentingnya penguasaan soft skills. Riset ini menunjukkan bahwa meskipun pekerja merasa telah memiliki keterampilan yang cukup, perusahaan menilai masih ada kebutuhan untuk pengembangan lebih lanjut.

Dalam penelitian yang melibatkan berbagai demografi pekerja, mulai dari sektor perkantoran hingga pabrik, serta dari generasi X hingga Z, ditemukan bahwa keterampilan nonteknis dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori utama. Kategori tersebut mencakup adaptabilitas dan fleksibilitas, komunikasi, kreativitas dan inovasi, pemikiran kritis dan pemecahan masalah, kepemimpinan, dan manajemen diri. Laporan ini membedah lebih dalam mengenai bagaimana pekerja dan perusahaan memprioritaskan keterampilan-keterampilan di atas.

Dari survei yang dilakukan, sebanyak 55,3 persen pekerja mengidentifikasi komunikasi sebagai soft skill yang paling penting, diikuti dengan kreativitas dan inovasi yang dipilih 27,4 persen responden serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah oleh 25,7 persen. Keterampilan ini dianggap esensial untuk menjalankan tugas dengan baik dan melakukan kolaborasi yang efisien dalam tim. Namun, persepsi perusahaan menunjukkan bahwa 65 persen dari mereka menilai komunikasi sebagai keterampilan dasar yang harus dimiliki, di samping kreativitas dan inovasi serta pemikiran kritis.

Ketika melihat lebih jauh ke dalam berbagai generasi, hasil survei mengungkapkan bahwa generasi senior tampak lebih menitikberatkan pada pentingnya kreativitas dan inovasi. Sebesar 21,2 persen responden dari Gen X menilai keterampilan ini sangat penting, dibandingkan dengan 18,6 persen dari Gen Y, dan 15,9 persen dari Gen Z. Hal ini menandakan adanya pergeseran nilai antara generasi pekerja yang mungkin dipengaruhi oleh tujuan karir dan dinamika pasar yang berbeda.

Menariknya, meskipun pekerja di berbagai generasi sama-sama sepakat bahwa fleksibilitas dan adaptabilitas adalah kunci sukses di masa depan, kepentingannya bervariasi. Sekitar 16,4 persen dari Gen Z menyatakan keterampilan ini vital untuk kesuksesan karir, sedangkan 15,1 persen dari Gen Y dan 13,7 persen dari Gen X berbagi pandangan serupa. Keterampilan ini menjadi semakin krusial di tengah perkembangan teknologi dan perubahan cepat di dunia kerja.

Di sisi lain, survei tersebut juga menunjukkan keinginan pekerja untuk terus mengembangkan keterampilan supaya dapat bersaing dan bersiap menghadapi tantangan masa depan. Sekitar 68 persen responden mengindikasikan bahwa mereka pernah mengikuti program pelatihan yang disediakan oleh perusahaan. Dari jumlah pekerja tersebut, 77 persen merasakan bahwa pelatihan yang mereka terima sudah cukup memadai. Sentimen positif ini mencerminkan bahwa ketika pekerja merasa puas dengan pelatihan yang diberikan, mereka cenderung melaporkan perkembangan yang signifikan dalam kemampuan bekerja mereka.

Ricky Wilianto, Managing Partner Int Labs, menyatakan bahwa kepuasan pekerja terhadap program pelatihan sangat penting. "Sentimen positif ini sangat menjanjikan sebab pekerja yang merasa puas biasanya akan melaporkan perkembangan signifikan atas kemampuan bekerja pasca pelatihan," ungkapnya. Untuk itu, perusahaan perlu menjaga agar program pelatihan tetap efektif dan relevan dengan kebutuhan pekerja, guna mendukung pengembangan keterampilan yang diperlukan di masa depan.

Dalam menghadapi dinamika pasar dan kebutuhan keterampilan di masa depan, para pekerja dan perusahaan harus berkolaborasi untuk memastikan terciptanya lingkungan kerja yang mendukung pengembangan soft skills. Keterampilan seperti komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis tidak hanya meningkatkan pesaing yang lebih baik, tetapi juga mendorong inovasi dan efisiensi dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Dalam konteks yang lebih luas, keberhasilan Indonesia untuk menjadi pemain utama di ekonomi global sangat bergantung pada kualitas SDM yang dimiliki. Pekerja yang berkompeten, baik dalam keterampilan teknis maupun soft skills, akan menjadi motor penggerak pertumbuhan di berbagai sektor industri. Kondisi ini mengharuskan seluruh stakeholder untuk berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan agar para pekerja dapat terus beradaptasi dan berinovasi di tengah perubahan yang terus-menerus berlangsung.

Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang keterampilan yang paling dicari di pasar kerja saat ini, serta tekad untuk mengembangkan diri dan kemampuan yang dimiliki, akan meningkatkan daya saing para pekerja dan perusahaan di hadapan tantangan yang semakin kompleks. Melalui sinergi antara pekerja, perusahaan, dan lembaga pendidikan, Indonesia dapat mencapai potensi penuhnya di peta persaingan global.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button