Menulis sebuah karya ilmiah seperti tesis, skripsi, atau paper memerlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam mengutip sumber. Salah satu cara yang umum digunakan untuk mengutip sumber adalah dengan menambahkan footnote pada akhir kalimat atau paragraf. Namun, bagaimana jika kita ingin mengutip sumber yang sama berkali-kali tanpa harus mengulangnya lagi? Nah, disinilah fungsi dari footnote Ibid atau lebih dikenal sebagai footnote sebelumnya.
Apa Itu Footnote Ibid?
Footnote Ibid adalah singkatan dari ibidem, yang merupakan bahasa Latin yang artinya “di tempat yang sama”. Penggunaan footnote Ibid biasanya digunakan untuk mengutip sumber yang sama sekali lagi tanpa harus mengulang kembali informasi sumber tersebut. Dengan demikian, kita dapat menghemat ruang pada karya tulis kita dan membuatnya terlihat lebih rapi.
Cara Menulis Footnote Ibid
- Pahami Konsep Footnote Ibid
- Masukkan Footnote Pertama Secara Lengkap
- Gunakan Footnote Ibid untuk Pengutipan Selanjutnya
- Jika Halaman Berbeda, Tambahkan Angka Halaman
- Hati-Hati dengan Penggunaan Lainnya
Sebelum mulai menggunakan footnote Ibid, pastikan Anda benar-benar memahami konsep dan aturan penggunaannya. Footnote Ibid hanya digunakan ketika mengutip sumber yang sama secara berturut-turut tanpa ada sumber lain di antaranya.
Ketika Anda pertama kali mengutip suatu sumber, pastikan untuk menuliskan footnote secara lengkap sesuai dengan format yang sudah ditentukan. Misalnya, jika Anda mengutip buku dengan penulis, judul, penerbit, tahun terbit, dan halaman, tuliskan semua informasi tersebut dalam footnote pertama.
Setelah menuliskan footnote pertama secara lengkap, Anda dapat menggunakan footnote Ibid untuk pengutipan selanjutnya yang berasal dari sumber yang sama. Caranya adalah dengan menuliskan “Ibid” diikuti dengan halaman yang diutip. Contoh: Ibid, hlm. 45.
Jika pengutipan selanjutnya berasal dari halaman yang berbeda dengan pengutipan sebelumnya, tambahkan angka halaman untuk menunjukkan halaman tersebut. Misalnya: Ibid, hlm. 50-51.
Perlu diingat bahwa penggunaan footnote Ibid hanya boleh dilakukan jika pengutipan tersebut berasal dari sumber yang sama secara berturut-turut. Jika Anda mengutip sumber yang berbeda di antara pengutipan, sebaiknya tuliskan kembali informasi sumber secara lengkap.
Contoh Penggunaan Footnote Ibid
Untuk lebih memahami cara menulis footnote Ibid, berikut adalah contoh penggunaannya dalam sebuah paragraf:
“Menurut John Locke, manusia pada awalnya adalah tabula rasa yang artinya pikiran manusia pada saat lahir adalah kosong dan belum terisi dengan apapun1. Teori ini kemudian dikembangkan oleh para filsuf empiris selanjutnya seperti David Hume yang mengatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman2. Ibid juga menjelaskan bahwa…
1 John Locke, An Essay Concerning Human Understanding (London: Penguin Books, 1997), hlm. 15.
2 David Hume, A Treatise of Human Nature (Oxford: Oxford University Press, 2000), hlm. 30.
Pada contoh di atas, pengutipan pertama menggunakan footnote biasa dengan menuliskan informasi sumber secara lengkap. Sedangkan pada pengutipan selanjutnya menggunakan footnote Ibid dengan menuliskan “Ibid” diikuti dengan halaman yang diutip.
Kesimpulan
Penggunaan footnote Ibid dalam karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk menjaga kelengkapan serta keselarasan dalam mengutip sumber yang sama. Dengan memahami konsep dan cara penulisannya, Anda dapat menghemat ruang dan membuat karya tulis Anda terlihat lebih profesional. Pastikan untuk selalu konsisten dalam penggunaan footnote Ibid dan tidak menggunakannya untuk pengutipan yang berasal dari sumber yang berbeda.
Dengan mengikuti panduan di atas, Anda diharapkan dapat menulis footnote Ibid dengan baik dan benar dalam karya tulis ilmiah Anda. Selamat mencoba!