Tutorial

Cara Membuat Deskripsi Cerita

Deskripsi cerita adalah bagian penting dalam sebuah karya sastra, baik itu dalam bentuk novel, cerpen, maupun skenario film. Deskripsi cerita berfungsi untuk menggambarkan setting, karakter, suasana, dan detail-detail lainnya sehingga pembaca atau penonton dapat membayangkan cerita dengan lebih jelas.

1. Pilih Sudut Pandang Cerita

Langkah pertama dalam membuat deskripsi cerita adalah memilih sudut pandang cerita. Apakah cerita akan diceritakan dari sudut pandang tokoh utama (satu orang pertama), sudut pandang tokoh lain (orang kedua), atau sudut pandang pengamat (orang ketiga).

Sudut pandang orang pertama: Cerita diceritakan dari sudut pandang tokoh utama, menggunakan kata ganti “saya”. Contoh: “Saya berjalan ke taman dan melihat bunga-bunga yang sedang mekar.”

Sudut pandang orang kedua: Cerita diceritakan dari sudut pandang tokoh lain, menggunakan kata ganti “kamu”. Contoh: “Kamu berjalan ke taman dan melihat bunga-bunga yang sedang mekar.”

Sudut pandang orang ketiga: Cerita diceritakan dari sudut pandang pengamat, menggunakan kata ganti “mereka”. Contoh: “Mereka berjalan ke taman dan melihat bunga-bunga yang sedang mekar.”

2. Gambarkan Setting dengan Detail

Setelah memilih sudut pandang cerita, langkah selanjutnya adalah menggambarkan setting cerita dengan detail. Setting adalah tempat dan waktu cerita berlangsung. Jelaskan tempat secara mendetail, mulai dari bentuk bangunan, lanskap, cuaca, hingga suasana umum di sekitar.

Contoh deskripsi setting: “Di tengah kota yang ramai itu, terdapat sebuah toko kecil yang berjendela besar. Bangunan toko terbuat dari batu bata merah yang sudah agak usang. Di depan toko, terdapat sebuah pohon besar yang rindang.”

3. Deskripsikan Karakter dengan Teliti

Selain setting, karakter juga merupakan bagian penting dalam deskripsi cerita. Gambarkan karakter dengan teliti, mulai dari penampilan fisik, sikap, kepribadian, hingga latar belakangnya. Karakter yang baik akan membuat cerita menjadi lebih hidup.

Contoh deskripsi karakter: “Lisa adalah seorang wanita muda berusia 25 tahun dengan rambut panjang sebahu dan mata cokelat yang tajam. Dia memiliki kepribadian yang ceria dan ramah, namun sering kali terlihat pemalu di depan orang-orang yang belum dikenalnya.”

4. Gunakan Bahasa yang Deskriptif

Untuk membuat deskripsi cerita yang baik, gunakan bahasa yang deskriptif dan mendetail. Pilih kata-kata yang tepat untuk menjelaskan setting, karakter, dan suasana di dalam cerita. Hindari penggunaan kata-kata umum yang kurang mendetail.

Contoh penggunaan bahasa deskriptif: “Sinar matahari pagi yang hangat memancar melalui jendela kamar Lisa, menerangi seluruh sudut ruangan. Bayang-bayang pepohonan di luar jendela menari-nari di dinding kamar, menciptakan pola yang indah dan menenangkan.”

5. Jangan Lupakan Emosi dan Perasaan Karakter

Bagian terpenting dari deskripsi cerita adalah menunjukkan emosi dan perasaan karakter. Gambarkan dengan detail bagaimana karakter merasakan suatu peristiwa, apa yang dirasakannya, dan bagaimana cara dia bereaksi terhadap situasi tersebut. Ini akan membuat cerita menjadi lebih emosional dan berkesan.

Contoh deskripsi emosi karakter: “Lisa merasa gugup dan cemas saat dia akan menghadapi ujian besar besok. Pikirannya dipenuhi dengan keraguan dan kekhawatiran akan hasil ujian tersebut. Dia berusaha menjaga ketenangan dan fokus, namun rasanya sulit untuk menenangkan diri.”

6. Revisi dan Perbaiki Deskripsi Secara BerkalaTerakhir, jangan lupa untuk selalu merevisi dan memperbaiki deskripsi cerita secara berkala. Perhatikan apakah deskripsi sudah cukup mendetail, apakah karakter tergambar dengan jelas, dan apakah emosi karakter terasa realistis. Mintalah pendapat dari orang lain untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas.

Selamat mencoba untuk membuat deskripsi cerita yang menarik dan berkualitas!

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button