PT BYD Motor Indonesia baru-baru ini memberikan klarifikasi terkait informasi yang beredar mengenai penarikan kembali atau recall sebanyak 97.000 unit mobil listrik oleh prinsipal BYD yang berpusat di China. Recall ini dilakukan karena adanya kesalahan produksi yang melibatkan unit kontrol kemudi yang berpotensi menimbulkan risiko kebakaran. Model-model yang terpengaruh dalam proses recall ini adalah BYD Dolphin dan Yuan Plus, yang di Indonesia dikenal sebagai Atto3. Semua unit yang terkena recall tersebut diproduksi antara November 2022 hingga Desember 2023.
Luther Panjaitan, Kepala PR dan Hubungan Pemerintah PT BYD Motor Indonesia, mengonfirmasi bahwa recall ini khusus dilakukan untuk unit yang diproduksi di pasar domestik China. Dalam penjelasannya, Luther mengatakan, “Informasi yang beredar mengenai recall sebagian Atto3 dan Dolphin adalah benar. Namun, inisiatif ini hanya untuk pasar domestik China dan hanya untuk beberapa batch unit tertentu yang diproduksi khusus untuk pasar China.” Hal ini menegaskan bahwa mobil listrik BYD yang diekspor, termasuk yang dipasarkan di Indonesia, tidak terpengaruh oleh recall ini.
Untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga, BYD berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan terhadap produk meskipun kendaraan telah berada di tangan konsumen. Menurut Luther, tidak ada kasus mobil listrik BYD yang terbakar akibat kesalahan produksi. “Belum ada kejadian apa-apa, hanya potensi risiko yang kemungkinannya kecil dan bila terjadi dalam kondisi yang sangat ekstrim,” jelasnya. Penarikan kembali ini merupakan langkah preventif untuk menjaga keselamatan konsumen.
Berdasarkan laporan dari Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) di China, BYD akan meminta kepada dealer mereka untuk melakukan perbaikan fisik pada mobil yang ditarik kembali. Hal ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menangani masalah kualitas dan keselamatan, meski langkah seperti ini jarang dilakukan oleh BYD, yang telah berkembang pesat dan menjadi salah satu penjual kendaraan listrik terbesar di dunia.
Di sisi lain, penjualan BYD di Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), BYD saat ini menempati posisi tiga besar merek mobil asal China yang terlaris di Indonesia per Agustus 2024. Di puncak daftar, Wuling masih memimpin dengan penjualan sebanyak 11.910 unit dalam delapan bulan pertama tahun 2024. Namun, BYD berhasil menempati peringkat kedua, dengan penjualan mencapai 6.461 unit hanya dalam waktu tiga bulan, menggeser posisi Chery yang mencatatkan angka penjualan sebesar 5.517 unit selama Januari hingga Agustus 2024.
Keberhasilan BYD di pasar Indonesia ini menjadi indikator peningkatan minat konsumen terhadap kendaraan listrik. Dengan semakin banyaknya model yang ditawarkan dan dukungan terhadap infrastruktur kendaraan listrik, perusahaan ini berpotensi terus memperluas pangsa pasar mereka di tanah air. Namun, bagi konsumen, kehadiran recall di China bisa jadi menjadi pukulan terhadap reputasi yang dibangun BYD.
Sementara itu, industri otomotif Indonesia tengah bertransformasi dengan memfokuskan perhatian lebih pada kendaraan listrik. Pemerintah Indonesia juga aktif mendorong pengembangan kendaraan ramah lingkungan melalui berbagai insentif dan kebijakan, sehingga menjadikan negara ini sebagai pasar yang menarik bagi berbagai produsen mobil listrik, termasuk BYD.
Dalam perkembangan kendaraan listrik global, isu keselamatan menjadi sangat penting. Penarikan kembali produk seperti yang dilakukan BYD merupakan praktik umum dalam industri otomotif untuk memastikan bahwa kendaraan yang beredar di pasar memenuhi standar keselamatan. Ini menunjukkan bahwa para produsen mobil tidak hanya berfokus pada peningkatan penjualan, tetapi juga berkomitmen untuk melindungi konsumen dari potensi risiko yang dapat ditimbulkan oleh produk mereka.
Kendati demikian, langkah recall ini juga bisa memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih vehikel listrik ke depannya. Banyak konsumen mungkin menjadi lebih hati-hati dan kritis terhadap merek yang mereka pilih, terutama setelah mendengar berita mengenai potensi risiko terkait dengan produk yang menggunakan teknologi baru. Oleh karena itu, penting bagi produsen untuk tidak hanya memberikan produk yang berkualitas tinggi tetapi juga mendengarkan dan menjawab kekhawatiran yang muncul di kalangan konsumen.
Dengan semakin banyaknya mobil listrik yang beredar, penting bagi produsen dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang manfaat dan potensi risiko yang ada. Pendidikan publik mengenai cara merawat dan menggunakan kendaraan listrik dengan aman juga sangat diperlukan untuk memastikan pengalaman positif bagi pengguna kendaraan ini.
Secara keseluruhan, meskipun BYD mengalami tantangan dengan recall unit mereka di China, hal ini tidak berdampak pada keberadaan mereka di pasar Indonesia saat ini. Keterbukaan informasi dan kecepatan respons terhadap masalah kualitas produk menunjukkan bahwa BYD berusaha untuk mempertahankan reputasinya sebagai salah satu pemimpin di industri mobil listrik global. Dengan selesainya isu ini, diharapkan BYD dapat terus melanjutkan inovasi dan pengembangan produk untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat di pasar kendaraan listrik.