Teknologi

Bumdes Serdam Maju: Transformasi dari Konstruksi Menjadi Bisnis Internet Menggiurkan di Desa

Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Serdam Maju telah menunjukkan inovasi yang menarik dalam mengembangkan perekonomian desa, dengan beralih dari bisnis konstruksi menjadi penyedia layanan internet. Model ini tidak hanya membantu desa memenuhi kebutuhan akan konektivitas, tetapi juga menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, terutama setelah dampak pandemi COVID-19 yang membuat usaha konstruksi terhenti.

Awal Mula Perubahan Bisnis Bumdes Serdam Maju
Sekretaris Bumdes Serdam Maju Bersama, Hermansyah, menjelaskan bahwa sebelumnya Bumdes ini berfokus pada sektor konstruksi, yang tampaknya menjanjikan. Namun, situasi berubah dramatis saat pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020, menyebabkan dana desa banyak tersedot untuk penanganan bencana. Akibatnya, aktivitas bisnis di sektor konstruksi terhenti dan memaksa Bumdes Serdam Maju untuk mencari alternatif lain agar tetap dapat beroperasi.

Pada akhir tahun 2021, Hermansyah mendapatkan informasi mengenai program dari Bakti Kominfo yang menawarkan kesempatan bagi Bumdes untuk menjadi reseller bandwidth internet. Dengan cermat, mereka mempelajari dan memodifikasi strategi dari Bumdes lainnya yang telah terlebih dahulu terjun ke dalam bisnis ini. Hermansyah menegaskan pentingnya legalitas produk yang dijual dan menyelesaikan semua persyaratan sebelum memulai langkah ini.

Kerja Sama dengan Bakti Kominfo dan ISP
Sebagai langkah strategis, Bumdes Serdam Maju melakukan perjanjian kerja sama dengan Bakti Kominfo dan Internet Service Provider (ISP). Dalam perjanjian tersebut, pihak ISP memberikan pembinaan kepada Bumdes dan membantu dalam proses pengembangan layanan internet. Proses ini tidak selalu mulus; ada awal yang sulit ketika berbagai keraguan muncul dari masyarakat mengenai kebutuhan layanan internet.

Hermansyah menceritakan bahwa saat mempresentasikan ide ini, ia menghadapi skeptisisme dari perangkat desa yang lebih familiar dengan usaha pariwisata dan pertanian. Untuk mengatasi hal ini, Bumdes mengambil keputusan untuk tidak menggunakan dana desa dalam memulai proyek tersebut, melainkan mencari sumber pendanaan dari luar untuk memastikan keberlanjutan bisnis.

Penerimaan Masyarakat dan Pemasaran Produk
Setelah mendapat lampu hijau, program penyediaan internet dimulai tanpa melibatkan karyawan tetap. Hanya pengurus Bumdes yang dilibatkan dalam aktivitas pemasangan dan pengelolaan. Dengan semangat kolaboratif, mereka berhasil menjaring pelanggan pertamanya dan terus melakukan rekrutmen saat jumlah pelanggan meningkat.

Dalam menghadapi tantangan pemasaran, Bumdes Serdam Maju memanfaatkan jalinan komunikasi yang kuat di tingkat komunitas. Dengan merekrut ketua RT dan RW sebagai pemasar, mereka mampu menyebarkan informasi mengenai manfaat layanan internet yang ditawarkan. Kampanye yang bersifat "mulut ke mulut" terbukti efektif, terutama dalam masyarakat yang masih melihat kebutuhan akan internet sebagai hal yang tidak krusial sebelumnya.

Hermansyah mengungkapkan bahwa kualitas layanan menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran. Meskipun Bumdes menawarkan bandwidth yang lebih rendah—misalnya, 10 Mbps dibandingkan dengan 50 Mbps dari kompetitor—banyak pelanggan yang merasa puas dengan kecepatan dan kestabilan layanan yang disediakan. Bumdes Serdam Maju juga menawarkan harga yang lebih terjangkau, yakni Rp153.000 per bulan untuk paket 5 Mbps, menjadi pilihan bagi masyarakat menengah ke bawah yang sebelumnya kesulitan untuk berlangganan layanan internet.

Pencapaian dan Dampak Positif
Dalam beberapa tahun terakhir, Bumdes Serdam Maju melihat pertumbuhan signifikan dalam jumlah pelanggan mereka. “Setiap tahun, kami mencatatkan peningkatan lebih dari 50% dalam jumlah pelanggan,” kata Hermansyah. Kunci dari pertumbuhan ini adalah kemampuan Bumdes untuk membangun kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui layanan yang responsif dan terjangkau.

Dengan adanya layanan internet yang lebih baik, masyarakat desa kini memiliki akses yang lebih baik ke informasi, pendidikan, dan peluang ekonomi. Hal ini mengurangi kesenjangan digital yang selama ini ada dan mempercepat proses digitalisasi di desa. Hermansyah mencatat bahwa masyarakat yang awalnya skeptis sekarang merasakan manfaat langsung dari layanan internet, yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan kualitas hidup mereka.

Inovasi Berkelanjutan
Bumdes Serdam Maju tidak hanya berhenti pada pemasaran layanan internet. Mereka terus berinovasi dengan mengeksplorasi potensi bisnis lain yang dapat dijalankan bersamaan dengan penyediaan internet, seperti pendidikan digital dan pelatihan teknologi untuk masyarakat desa. Ini menunjukkan komitmen Bumdes untuk beradaptasi dan tumbuh di era digital, sekaligus memperkuat ekonomi desa secara keseluruhan.

Inisiatif Bumdes Serdam Maju menjadi contoh inspiratif bagi Bumdes lain di seluruh Indonesia, menunjukkan bahwa dengan keberanian untuk berinovasi dan pemahaman yang baik tentang kebutuhan masyarakat, sebuah desa pun dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, sekaligus membantu masyarakat untuk lebih siap menghadapi tantangan era digital.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button