Pendidikan

BRIN Kembangkan Teknologi AI untuk Memetakan Sampah Plastik di Laut Demi Lingkungan Bersih

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan inisiatif berani dan inovatif untuk mengatasi permasalahan pencemaran laut akibat sampah plastik. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian global terhadap pencemaran laut meningkat secara signifikan, terutama terkait dengan limbah plastik yang menyebar di perairan. Melalui pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi dengan masyarakat, BRIN bertujuan tidak hanya untuk memetakan sebaran sampah plastik di laut tetapi juga untuk mengembangkan solusi yang efektif untuk mengatasinya.

Teknologi Penginderaan Jauh dan Kecerdasan Buatan

Salah satu langkah penting yang diambil BRIN adalah pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh dan sensor bawah air yang didukung oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, Muhammad Reza Cordova, menjelaskan bahwa teknologi ini akan memungkinkan pemetaan sebaran sampah plastik yang lebih akurat. Ini adalah langkah krusial mengingat sekitar 8 juta ton sampah plastik diperkirakan dibuang ke laut setiap tahunnya. Meski berbagai upaya pembersihan dilakukan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah identifikasi dan pemantauan lokasi serta jumlah sampah plastik yang terakumulasi di berbagai kawasan perairan.

Dengan memanfaatkan AI dan teknologi sensor, diharapkan bisa mengubah cara para peneliti dan pemangku kepentingan lainnya dalam memantau dan menangani masalah ini. "Pendekatan ini tidak hanya membantu kita memahami problematika pencemaran plastik tetapi juga memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menciptakan solusi yang lebih efektif," ujar Reza dalam diskusi media yang diadakan di Jakarta.

Peran Masyarakat dalam Pembersihan Laut

Namun, teknologi saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah ini. BRIN secara aktif berupaya menjalin kerja sama dengan komunitas nelayan dan pemerintah daerah dalam program pembersihan pantai dan edukasi masyarakat. Ini bertujuan untuk mengubah perilaku dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik. "Pendekatan berbasis komunitas menjadi kunci utama dalam menekan jumlah sampah plastik yang masuk ke laut," kata Reza.

Melalui pembersihan pantai dan pembinaan, BRIN berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari pencemaran plastik terhadap kesehatan laut, ekosistem pesisir, dan hasil laut yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Masyarakat diharapkan dapat terlibat langsung dalam aksi nyata untuk menangani tantangan ini, dengan mengurangi jumlah limbah plastik yang dibuang sembarangan.

Sumber Masalah dan Dampaknya

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap dampak pencemaran laut, penting untuk mencermati dari mana masalah ini berasal. Reza menjelaskan bahwa lebih dari 70 persen sampah plastik yang ditemukan di perairan berasal dari aktivitas manusia di daratan. Ini termasuk limbah yang dibuang melalui sungai dan daerah pantai yang tidak dikelola dengan baik. Tiadanya sistem pengelolaan sampah yang efektif di lingkungan sekitar berkontribusi signifikan terhadap pencemaran laut.

Jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia adalah plastik sekali pakai, seperti sak plastik, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan. Menariknya, sampah-sampah ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, sehingga pencemaran ini memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap lingkungan. "Sampah-sampah ini tidak hanya mencemari laut, tetapi juga merusak habitat biota laut," ujar Reza, yang mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi ini.

Komitmen Terhadap Lingkungan

Langkah BRIN dalam mengembangkan teknologi pemetaan dan perangkat lunak untuk pemantauan sampah plastik bertujuan untuk memberikan panduan yang lebih baik bagi pengambilan kebijakan dan program intervensi di lapangan. Reza juga menekankan bahwa laut yang bersih bukan hanya untuk keperluan biota laut, tetapi juga demi keberlanjutan hidup manusia. Dengan melakukan penelitian dan pengembangan, BRIN berharap dapat menyuplai data yang akurat dan relevan untuk menghadapi masalah ini.

BRIN mengajak seluruh lapisan masyarakat, dari individu hingga perusahaan, untuk berkomitmen bersama dalam menjaga kebersihan laut. "Masa depan laut sangat bergantung pada upaya seluruh elemen untuk menjaga kebersihannya. Dengan sinergi antara teknologi, masyarakat, dan pemerintah, kita bisa menciptakan lingkungan laut yang sehat," ungkapnya.

Tantangan di Masa Depan

Meskipun teknologi yang sedang dikembangkan BRIN memiliki potensi untuk mengatasi masalah pencemaran, tantangan yang harus dihadapi masih besar. Dukungan dari semua pemangku kepentingan dan konsistensi dalam aplikasi kebijakan dan program-program pencegahan sangat diperlukan. Selain itu, kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan menjadi kunci untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

Diharapkan inisiatif BRIN dalam mengembangkan teknologi pemetaan dan pengumpulan sampah plastik di laut dapat menjadi model bagi negara-negara lain dalam menghadapi isu serupa. Kerja sama internasional dan berbagi pengetahuan dapat menjadi langkah strategis dalam pengelolaan sampah global. Dengan semua upaya ini, diharapkan keadaan lingkungan laut di Indonesia dapat berangsur-angsur membaik, memberi harapan bagi generasi mendatang untuk menikmati kekayaan alam yang bersih dan lestari.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button