Pendidikan

BINUS School Simprug Bantah Terlibat Pembiaran dalam Laporan Kasus Bullying Siswa

Pihak SMA BINUS Simprug menanggapi serius tuduhan mengenai pembiaran terhadap kasus perisakan yang diduga dialami oleh seorang siswa di sekolah tersebut. Tuduhan ini mencuat setelah beberapa laporan di media dan podcast yang menyebutkan adanya praktik bullying, pengeroyokan, dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap seorang siswa bernama RE. Dalam konferensi pers yang digelar pada 14 September 2024 di Jakarta, pihak BINUS melalui Kuasa Hukum mereka, Otto Hasibuan, memberikan penjelasan terkait isu yang telah menyeruak dan menjelaskan kronologi penanganan kasus tersebut.

Pernyataan otoritas BINUS menyatakan bahwa sejak awal pelaporan, pihak sekolah telah menunjukkan sikap terbuka dan akomodatif. Otto menegaskan bahwa laporan terhadap dugaan perisakan yang terjadi pada 30 dan 31 Januari 2024 telah ditangani secara langsung oleh kepolisian. "Ini peristiwa yang sudah berjalan dari Januari hingga September dan sudah ditangani oleh kepolisian. Namun, kenapa ini jadi berita sedemikian rupa?" ujarnya.

Otto menjelaskan detail peristiwa dan menunjukkan rekaman video CCTV yang menjadi bagian dari bukti. Ia mencatat bahwa dalam rekaman tersebut tidak tampak ada tindakan pengeroyokan atau perundungan; melainkan hanya pertikaian antar siswa. “Kita sudah melakukan tindakan kepada 8 orang ini, berdasarkan penglihatan secara visual manajemen dan CCTV,” katanya.

Sementara itu, siswa pelapor, RE, telah menghubungi pihak kepolisian untuk melaporkan apa yang diyakininya sebagai tindakan bullying dan pelanggaran lainnya. Otto mengonfirmasi bahwa pihak BINUS telah berkoordinasi dengan kepolisian dan siap memberikan keterangan yang diperlukan sepanjang proses penyelidikan. "Semua yang dibutuhkan, keterangan-keterangan telah kami berikan," tegasnya. Namun demikian, jenis pelaporan ini lebih berfokus pada hubungan antar siswa, di mana BINUS berperan sebagai penengah.

Otto juga menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada tuntutan resmi kepada BINUS terkait pengabaian kasus tersebut. “Polisi mengundang, kita pasti datang. Sampai sekarang tidak ada tuntutan resmi kepada BINUS bahwa sekolah membiarkan kasus ini terjadi,” ujarnya. Pihak BINUS menolak keras anggapan bahwa mereka melakukan pembiaran atas kejadian ini, dengan menekankan bahwa semua tuduhan yang dialamatkan telah mencemarkan nama baik lembaga pendidikan tersebut.

Lebih lanjut, Otto menekankan bahwa pihak sekolah sudah menawarkan berbagai solusi kepada RE, termasuk opsi untuk belajar secara terpisah atau bahkan secara daring untuk waktu tertentu, guna mengantisipasi dampak psikologis dari peristiwa tersebut. “Kami tidak akan menoleransi bullying. Kami tidak akan menoleransi pengeroyokan. Kami tidak akan menoleransi pelecehan seksual,” tegasnya, menekankan komitmen BINUS untuk mendukung proses hukum yang sedang berlangsung.

Sementara itu, suasana di kalangan orang tua dan siswa di BINUS School Simprug tampaknya menjadi sorotan. banyak yang mengharapkan transparansi dari sekolah mengenai penanganan kasus ini. Kejadian ini menunjukkan adanya tantangan yang kompleks dalam menjaga lingkungan sekolah yang aman serta menyediakan pendidikan yang berkualitas.

Pihak BINUS meyakini bahwa masalah serupa akan terus dipantau dan ditangani dengan serius, untuk menjaga reputasi dan keamanan semua siswa di sekolah tersebut. Penanganan yang proaktif dan responsif menjadi sangat penting, terutama dalam konteks yang lebih luas mengingat meningkatnya kesadaran tentang penganiayaan di lingkungan pendidikan di seluruh dunia.

Sebagai langkah lanjutan, BINUS berencana untuk meningkatkan program pencegahan bullying dan mengedukasi siswa tentang pentingnya saling menghormati dan memahami satu sama lain, untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif. Otto Hasibuan menekankan bahwa "kita harus belajar dari peristiwa ini untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan."

Ini adalah peristiwa yang menyentuh banyak aspek dalam dunia pendidikan, termasuk perlunya intervensi segera, evaluasi kebijakan yang ada, serta komunikasi yang terbuka antara lembaga pendidikan, siswa, dan orang tua. “Kami menolak keras tuduhan yang tidak berdasar dan berpotensi merusak reputasi institusi kami,” tutup Otto dalam sesi konferensi pers.

Kejadian ini bukan hanya menyoroti kasus spesifik di BINUS School Simprug, tetapi juga mengingatkan kita akan tanggung jawab kolektif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Ke depannya, banyak pihak berharap agar kejadian serupa dapat dihindari dengan adanya kerjasama antara sekolah, siswa, dan komunitas demi terciptanya dunia pendidikan yang lebih baik dan berkeadilan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button