Wiki

Berikut Yang Bukan Termasuk Ciri Berita Adalah

Berita merupakan suatu bentuk informasi mengenai peristiwa atau kejadian yang disajikan secara faktual dan obyektif. Namun, tidak semua informasi yang kita temui di media dapat disebut sebagai berita. Ada beberapa ciri yang harus dipenuhi agar suatu informasi dapat disebut sebagai berita.

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai berikut yang bukan termasuk ciri berita agar kita dapat lebih memahami bagaimana membedakan informasi biasa dengan berita yang sebenarnya. Mari kita simak ulasannya berikut ini.

1. Opini

Opini tidaklah termasuk ciri dari berita. Opini merupakan pendapat pribadi seseorang mengenai suatu peristiwa atau topik tertentu berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai pribadi yang dimiliki. Seringkali, opini bisa bersifat subjektif dan tidak didasarkan pada fakta yang objektif.

Dalam menyajikan berita, seorang jurnalis harus berpegang pada prinsip obyektivitas dan memisahkan antara fakta dengan opini. Sebuah informasi yang berisi opini tanpa didukung oleh fakta yang jelas tidak dapat disebut sebagai berita.

2. Sensasionalisme

Sensasionalisme merupakan upaya untuk menarik perhatian pembaca atau pemirsa dengan cara memberikan judul atau konten yang berlebihan, dramatis, atau kontroversial. Sensasionalisme cenderung mengeksploitasi emosi dan mengabaikan kebenaran fakta yang sebenarnya. Informasi yang terlalu sensasional cenderung tidak akurat dan dapat menyesatkan pembaca.

Sebagai pembaca, kita harus waspada terhadap berita yang cenderung bersifat sensasional. Sebuah berita sejati seharusnya tidak terlalu mengandalkan aspek sensasional untuk menarik perhatian, melainkan fokus pada kebenaran fakta yang objektif.

3. Propaganda

Propaganda merupakan upaya untuk mempengaruhi opini dan sikap pembaca atau pemirsa dengan tujuan tertentu. Propaganda seringkali digunakan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik, ekonomi, atau sosial tertentu untuk memengaruhi pandangan masyarakat terhadap suatu isu atau peristiwa.

Sebuah berita sejati seharusnya tidak mengandung unsur propaganda yang bersifat memihak pada pihak tertentu. Jurnalis seharusnya bertindak secara independen dan obyektif dalam menyajikan informasi kepada publik tanpa adanya tekanan dari pihak lain.

4. Hoaks

Hoaks atau berita palsu merupakan informasi yang sengaja disebarluaskan dengan maksud untuk menyesatkan pembaca atau pemirsa. Hoaks seringkali ditujukan untuk menciptakan kegaduhan dan kekacauan di masyarakat dengan menyebarkan informasi yang tidak benar.

Sebagai pembaca, kita harus bijak dalam memilah informasi yang diterima agar tidak menjadi korban dari hoaks. Sebuah berita yang terpercaya seharusnya didukung oleh sumber yang jelas dan fakta yang dapat diverifikasi.

5. Clickbait

Clickbait adalah judul berita yang dirancang untuk menarik perhatian pembaca agar mengklik dan membaca artikel tersebut, namun seringkali tidak sesuai dengan isi yang sebenarnya. Clickbait seringkali menggunakan judul yang menyesatkan atau berlebihan untuk menarik perhatian pembaca tanpa memperhatikan kebenaran fakta.

Sebagai pembaca, kita harus waspada terhadap clickbait dan lebih selektif dalam memilih informasi yang akan kita konsumsi. Sebuah berita yang berkualitas seharusnya memberikan judul yang relevan dengan isi berita yang sebenarnya.

6. Konten yang Tidak Diverifikasi

Konten yang tidak diverifikasi atau informasi yang tidak melalui proses pengecekan faktual merupakan salah satu ciri yang tidak termasuk dalam berita yang sejati. Seorang jurnalis yang profesional harus melakukan verifikasi terhadap informasi yang diterima sebelum menyebarkannya kepada publik.

Sebagai pembaca, kita juga harus bijak dalam menerima informasi yang belum diverifikasi. Mengkonsumsi informasi yang belum teruji kebenarannya dapat menyebabkan penyebaran berita palsu dan meningkatkan kerentanan terhadap hoaks.

7. Non-Aktual

Non-Aktual atau informasi yang sudah kadaluwarsa tidak dapat disebut sebagai berita yang aktual. Sebuah berita sejati seharusnya memberikan informasi yang terkini dan relevan dengan keadaan yang sedang terjadi.

Sebagai pembaca, kita harus memperhatikan tanggal publikasi dari suatu berita dan memastikan informasi yang kita terima merupakan hal yang masih aktual. Informasi yang sudah usang atau tidak up-to-date dapat menyesatkan pemahaman kita terhadap suatu peristiwa.

8. Bukan Meliput Peristiwa Sebenarnya

Bukan meliput peristiwa sebenarnya atau informasi yang bersifat fiktif atau fakta yang direkayasa tidak dapat disebut sebagai berita yang sejati. Seorang jurnalis sejati harus dapat memisahkan antara fakta dan fiksi dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.

Sebagai pembaca, kita juga harus kritis dalam memilah informasi yang benar dan informasi yang tidak valid. Berita yang sejati seharusnya didasarkan pada fakta yang dapat dibuktikan dan bukan sekadar imajinasi dari sang penulis.

9. Tidak Ada Sumber yang Jelas

Konten yang tidak didukung oleh sumber yang jelas atau berita yang tidak mencantumkan referensi atau sumber informasi tidak dapat dipercaya. Sebuah berita yang sejati seharusnya didukung oleh sumber yang dapat diverifikasi keakuratannya.

Sebagai pembaca, kita harus memeriksa sumber informasi dari suatu berita sebelum mempercayainya. Berita yang tidak mencantumkan sumber atau referensi yang jelas dapat menyebabkan informasi yang tidak akurat atau tidak valid.

10. Tidak Memenuhi Standar Jurnalistik

Berita yang tidak memenuhi standar jurnalistik tidak dapat disebut sebagai berita yang sejati. Seorang jurnalis sejati harus mematuhi kode etik dan standar profesi jurnalistik dalam menyajikan informasi kepada publik.

Sebagai pembaca, kita dapat membedakan antara berita yang berkualitas dengan berita yang tidak berkualitas dengan melihat apakah berita tersebut memenuhi standar jurnalistik yang berlaku atau tidak. Berita yang tidak memenuhi standar jurnalistik cenderung tidak dapat dipercaya dan tidak dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang valid.

Dengan memahami ciri-ciri di atas, kita sebagai pembaca harus lebih kritis dalam menilai informasi yang kita terima. Dengan demikian, kita dapat membedakan antara informasi biasa dengan berita yang sejati dan dapat dipercaya. Semoga dengan artikel ini, pembaca dapat lebih bijak dalam menyaring informasi yang diterima dan tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang tidak valid.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa yang membedakan antara berita dengan opini?

Jawab: Berita merupakan informasi mengenai peristiwa atau kejadian dengan fakta yang objektif, sedangkan opini adalah pendapat pribadi subjective seseorang mengenai suatu isu.

2. Bagaimana cara membedakan berita yang sejati dengan hoaks?

Jawab: Berita yang sejati didukung oleh fakta yang dapat diverifikasi, sementara hoaks merupakan informasi palsu yang bertujuan untuk menyesatkan pembaca.

3. Mengapa penting untuk memperhatikan sumber informasi suatu berita?

Jawab: Dengan memperhatikan sumber informasi, pembaca dapat memastikan kebenaran dan kevalidan dari suatu berita yang diterima.

Dengan mengedepankan kualitas informasi dan kritis dalam menilai setiap informasi yang diterima, kita dapat menjadi pembaca yang cerdas dan terhindar dari informasi yang tidak benar. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai ciri-ciri berita yang sejati.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button