Sorotan terhadap keluarga besar Presiden Joko Widodo kembali mencuat ke publik setelah munculnya isu mengenai selebgram Clara Wirianda yang dituduh memiliki hubungan spesial dengan Bobby Nasution, suami dari putri Jokowi, Kahiyang Ayu. Isu ini belum mendapatkan klarifikasi resmi, namun perbandingan antara Clara dan Kahiyang kian ramai diperbincangkan, khususnya dari segi cara perawatan dan gaya hidup mereka.
Kahiyang Ayu, yang merupakan anak kedua dari Presiden Jokowi dan Iriana, telah menjadi perhatian publik sejak pertama kali terlibat dalam dunia publik. Diketahui, Kahiyang pernah mendampingi ibunya berkunjung ke klinik kecantikan Ella Skin Care di Kota Solo saat kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, menikah pada tahun 2015. Dalam kunjungan tersebut, Iriana memilih sejumlah paket perawatan yang tarifnya dapat mencapai Rp400 ribu, sementara Kahiyang memilih perawatan facial wajah sederhana seharga Rp72 ribu. Meskipun tarif tersebut mungkin terjangkau, penting untuk dicatat bahwa Ella Skin Care saat ini menawarkan beragam paket perawatan wajah yang dimulai dari Rp200 ribu.
Kahiyang juga aktif dalam menjaga kesehatan dan kebugaran. Dikenal memiliki pola makan sehat dan rutin berolahraga, hal ini berkontribusi pada penampilannya yang tetap segar dan menarik. Dengan gaya hidupnya yang sehat, dampak positif terhadap kesehatan kulit dan wajahnya juga terlihat jelas.
Di lain pihak, Clara Wirianda sebagai seorang selebgram juga tidak kalah aktif dalam menjaga penampilannya. Dapat dilihat melalui akun Instagram-nya bahwa Clara rajin melakukan perawatan di klinik Erha Ultimate yang berlokasi di Setia Budi, Medan. Terbaru, ia memilih perawatan Light Peeling yang untuk mendapatkan perawatan ini, biaya yang harus dikeluarkan adalah sekitar Rp525 ribu, angka yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan perawatan Kahiyang. Selain itu, Clara juga menjalani pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik seperti lari yang semakin menambah daya tarik fisiknya di tengah sorotan publik yang intens.
Perbandingan antara Kahiyang dan Clara tidak hanya terhenti di pilihan perawatan, tetapi juga dalam gaya hidup dan respons publik terhadap mereka. Sementara Kahiyang Ayu, sebagai seorang anggota keluarga presiden, memiliki sorotan yang lebih formal dan terjaga, Clara Wirianda yang dikenal sebagai selebgram harus menghadapi tekanan dan ekspektasi yang berbeda dari masyarakat. Tuduhan mengenai hubungan sinkronisasi yang mengikutinya memunculkan dilema, di mana publik lebih cenderung memperhatikan kehidupan pribadinya dibandingkan prestasi profesionalnya sebagai influencer.
Kedua sosok ini, meskipun berasal dari latar belakang berbeda, namun menjadi contoh bagaimana perawatan diri dan gaya hidup dapat mempengaruhi cara pandang publik. Baik Kahiyang yang terhubung langsung dengan lingkaran pemerintahan, maupun Clara yang berfokus pada dunia digital, masing-masing memiliki strategi dalam memelihara citra. Dalam konteks ini, perawatan tidak hanya dikaitkan dengan aspek fisik, tetapi juga dengan bagaimana keduanya menghadapi dinamika hidup sebagai publik figur yang menarik perhatian masyarakat.
Sempitnya pandangan masyarakat tentang bagaimana seseorang merawat dirinya, terkadang menghadirkan stigma dan pandangan prejudis. Clara Wirianda, misalnya, ketika muncul isu tentang keterhubungannya dengan Bobby Nasution, tak pelak menjadikannya sosok yang mendapat sorotan lebih meskipun belum ada bukti nyata. Hal ini menyiratkan pandangan bahwa kecantikan dan perhatian terhadap penampilan bisa menjadi senjata sekaligus bisa menciptakan kontroversi.
Menghadapi tudingan dan isu-isu yang berlarut-larut, mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi keduanya. Masyarakat, di satu sisi, mengharapkan klarifikasi dari Clara terkait tuduhan hubungan dengan Bobby, dan di sisi lain, mereka admiring Kahiyang sebagai bagian dari keluarga presiden yang selalu menjaga citra dan integritas. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup sehat dan perawatan diri yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk penampilan, tetapi juga sebagai upaya untuk menghadapi pandangan publik yang seringkali tajam dan menghakimi.
Berdasarkan pengamatan ini, tampak jelas bahwa perawatan tubuh dan kesehatan menjadi perhatian utama bagi kedua sosok, meskipun dengan cara yang berbeda. Kahiyang, dengan gaya hidup sehatnya, dan Clara, yang mengandalkan jasa klinik kecantikan, keduanya memiliki cara masing-masing untuk memenuhi ekspektasi publik. Dalam masyarakat yang semakin kritis dan terinformasi, bagaimana seorang publik figur merawat dirinya menjadi bahan diskusi yang tidak pernah ada habisnya.
Menarik untuk dicermati bagaimana kedua individu ini kelak akan merespons isu yang beredar, terutama dalam konteks dunia digital yang terus mengawasi setiap langkah mereka. Kehadiran Clara Wirianda yang kini menjadi sorotan dan perbandingan terhadap Kahiyang Ayu diharapkan bisa memberi perspektif baru tentang betapa martialnya kehidupan publik figur dan bagaimana setiap keputusan yang diambil akan selalu berdampak pada pandangan masyarakat.