Usai ditangkap oleh pihak kepolisian, terungkap bahwa Armor Toreador melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap selebgram Cut Intan Nabila setelah ia kepergok menonton video porno. Hal ini terungkap setelah pemeriksaan mendalam oleh polisi yang mengambil keterangan dari Armor Toreador, yang kini sudah berstatus sebagai tersangka. Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, menjelaskan bahwa pihaknya masih mendalami pengakuan tersangka dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap ponsel milik Armor, yang diketahui telah menghapus video yang dimaksud. Namun, polisi memiliki teknik penyidikan untuk mengungkap isi konten tersebut meski sudah dihapus.
Kasus ini menyoroti bahaya menonton video porno, yang ternyata memiliki dampak tidak hanya pada individu tetapi juga pada relasi sosial mereka. Berdasarkan ulasan dari laman resmi Sardjito.co.id, kecanduan menonton video porno memiliki efek yang sangat mirip dengan kecanduan narkoba. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak, yang dapat diibaratkan serupa dengan dampak yang ditimbulkan oleh kecelakaan mobil dengan kecepatan tinggi.
Kerusakan otak yang dimaksud terutama terjadi pada bagian Pre Frontal Korteks (PFC). PFC adalah bagian penting dari otak manusia yang berperan dalam fungsi-fungsi crucial seperti menata emosi, memusatkan konsentrasi, membedakan antara benar dan salah, serta mengendalikan diri. Kehadiran video porno dapat mengubah cara seseorang dalam memandang hubungan sosial, bahkan mempengaruhi integritas moral mereka.
Awalnya, ketika seseorang menonton video porno, reaksi alami yang muncul adalah rasa jijik, yang disebabkan oleh sistem limbik di otak. Namun, sistem ini juga berfungsi untuk memproduksi hormon dopamin yang dapat memberi rasa tenang dan bahagia, sedangkan produksi dopamin yang berlebihan akhirnya dapat menyebabkan kecanduan. Ketika dopamin mengalir ke PFC, bagian otak tersebut bisa menjadi tidak aktif, yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam berpikir kritis dan mengendalikan emosi.
Apabila konsumsi video porno terus berlanjut, PFC akan semakin mengecil dan mengkerut. Hal ini berpotensi menyebabkan kehilangan fungsi PFC secara keseluruhan, yang berakibat serius pada pola pikir dan perilaku individu. Pihak yang kecanduan akan cenderung berkembang menjadi individu yang tidak lagi mampu membedakan antara perilaku yang sehat dan yang berbahaya.
Lebih jauh lagi, dampak negatif dari menonton video porno bukan hanya dirasakan oleh individu itu sendiri, tetapi juga lingkungan sekitar mereka. Beberapa dampak negatif yang dapat muncul, antara lain:
Mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas: Kecanduan video porno dapat membuat seseorang memandang lawan jenis sebagai objek seksual, alih-alih sebagai individu yang utuh dengan perasaan dan kehendak sendiri.
Mudah berbohong: Individu yang kecanduan video porno dapat mengembangkan kebiasaan berbohong, baik kepada pasangan maupun orang di sekitarnya, terkait konsumsi bahan tersebut dan perilakunya di dalam hubungan.
Menurunkan harga diri dan konsep diri: Seseorang yang terjebak dalam kecanduan video porno dapat mengalami penurunan harga diri, yang dapat berujung pada masalah psikologis yang lebih serius.
Meningkatkan eksplorasi seks yang berisiko: Mereka yang terpengaruh cenderung mengeksplorasi seksualitas dengan cara yang lebih berisiko, termasuk seks bebas dan perilaku yang dapat membahayakan diri maupun orang lain.
Pendidikan terganggu: Kecanduan ini sering kali mengganggu perhatian individu, yang dapat berujung pada performa akademis maupun pekerjaan yang buruk.
Depresi hingga ansietas: Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa kecanduan video porno terkait dengan gejala depresi serta gangguan kecemasan.
Penyimpangan seksual: Terakhir, persepsi yang salah mengenai hubungan dan keberagaman seksual dapat memicu perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Kasus KDRT yang melibatkan Armor Toreador dan Cut Intan Nabila menjadi contoh betapa seriusnya akibat dari mengabaikan bahaya perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain, seperti menonton video porno. Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan risiko dan dampak kecanduan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, mendorong individu untuk lebih bijaksana dalam memilih konten yang konsumsi dan menjaga kesehatan mental serta hubungan sosial yang sehat.
Melalui investigasi yang lebih mendalam dan juga pembicaraan terbuka mengenai dampak negatif dari video porno, masyarakat diharapkan dapat memahami bahwa KDRT dan perilaku merugikan lainnya sering kali berakar dari masalah yang lebih dalam dalam diri seseorang, termasuk masalah kecanduan yang tidak terlihat.