Kesehatan

Bahaya Kekurangan Vitamin D: Memperparah Gejala Menopause dan Ganggu Kesehatan Reproduksi

Kekurangan vitamin D kini menjadi sorotan utama dalam dunia kesehatan, terutama bagi wanita yang memasuki masa menopause. Dr. Ardiansjah Dara, seorang dokter spesialis kandungan dari Universitas Hasanuddin Makassar, menegaskan pentingnya vitamin D tidak hanya bagi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga untuk semua segmen usia. Dalam wawancara terbaru, ia mengungkapkan bahwa vitamin D memainkan peranan kunci dalam menjaga sistem kekebalan tubuh, yang semakin relevan di tengah tantangan kesehatan global saat ini.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 78,2 persen lansia mengalami kekurangan vitamin D. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat memperparah gejala menopause serta gangguan reproduksi pada wanita. Gejala menopause, yang meliputi perubahan mood dan gangguan tidur, bisa menjadi semakin parah jika tubuh tidak memiliki kadar vitamin D yang memadai. “Kekurangan vitamin D tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental,” jelas Dr. Dara.

Gejala kekurangan vitamin D sendiri dapat bervariasi. Dr. Dara mencatat beberapa tanda-tanda penting yang perlu diwaspadai, seperti rasa malas bergerak, mudah lelah, dan bahkan kerontokan rambut. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh wanita menopause, tetapi juga dapat terjadi pada semua kelompok usia. Pemahaman tentang gejala ini sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan dan keberlanjutan pengobatan yang sesuai.

Terdapat juga masalah kesehatan lain yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D, contohnya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke tenggorokan, menyebabkan sakit dan tidak nyaman. Menurut Dr. Dara, penurunan fungsi sistem imun akibat kekurangan vitamin D juga berkontribusi pada berbagai penyakit lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan reproduksi dan hormon sangat bergantung pada keberadaan vitamin D yang cukup dalam tubuh.

Dalam sebuah penelitian yang diacu oleh Dr. Dara, kadar vitamin D di Indonesia rata-rata hanya mencapai 17,2 nanogram per mililiter (ng/mL), yang jauh di bawah standar minimum yang direkomendasikan sebesar 30 ng/mL. Hal ini menunjukkan adanya krisis vitamin D yang signifikan di masyarakat, yang menuntut perhatian lebih dalam upaya pencegahan dan pengobatan. Suplementasi vitamin D menjadi salah satu solusi yang sangat direkomendasikan, apalagi di tengah rutinitas hidup yang banyak membuat orang sulit untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Dr. Dara mencatat bahwa selama pandemi COVID-19, banyak orang berusaha untuk berjemur di bawah sinar matahari. Namun, waktu yang tepat untuk berjemur pun perlu diperhatikan. Sinar UVB yang paling efektif untuk sintesis vitamin D berada pada kisaran waktu jam 11 siang hingga jam 1 siang. Di luar waktu tersebut, sinar matahari tidak cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh. Untuk mereka yang tidak memiliki waktu untuk berjemur, suplementasi vitamin D merupakan pilihan praktis dan efektif.

Sebagai tambahan, memasukkan sumber makanan yang kaya akan vitamin D juga sangat disarankan. Beberapa jenis makanan yang dapat dikonsumsi antara lain ikan berlemak seperti salmon, makarel, dan sarden, serta kuning telur. Dr. Dara merekomendasikan konsumsi suplemen vitamin D minimal 5000 IU per hari untuk menjaga kadar vitamin dalam tubuh tetap optimal, khususnya bagi wanita yang mengalami menopause.

Kekurangan vitamin D dapat menimbulkan berbagai dampak jangka panjang, baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Dengan memahami pentingnya vitamin D dan dampak buruk dari kekurangannya, masyarakat dapat lebih berupaya untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Peningkatan kesadaran akan pentingnya vitamin D juga dapat berkontribusi dalam memperbaiki kualitas hidup, terutama bagi wanita yang memasuki masa menopause.

Dengan penjelasan ini, diharapkan banyak orang lebih peduli terhadap asupan vitamin D dalam kehidupan sehari-hari mereka. Vitamin D bukan hanya sekadar vitamin, tetapi berperan sebagai faktor penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, langkah-langkah untuk meningkatkan kadar vitamin D harus menjadi prioritas baik dalam kebijakan kesehatan masyarakat maupun dalam perilaku kesehatan individu.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button