Human Papilloma Virus (HPV) kerap dianggap sebagai ancaman utama bagi kesehatan wanita karena keterkaitannya dengan kanker leher rahim atau kanker serviks. Namun, fakta penting yang perlu diketahui adalah bahwa HPV juga dapat menyerang pria dan menyebabkan berbagai jenis kanker. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama mengingat sikap masyarakat yang cenderung mengaitkan virus ini hanya dengan perempuan.
Di Indonesia, kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker paling umum yang dihadapi wanita, dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022. Dengan angka ini, kanker serviks berada di urutan kedua dalam daftar kanker paling berisiko bagi perempuan. Selain memberikan dampak besar pada kesehatan, kanker ini juga menjadi salah satu beban finansial terbesar dalam sistem kesehatan di Indonesia. Namun, apa yang seringkali terabaikan adalah bahwa HVP juga menjadi ancaman bagi pria.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Ivander Utama, menjelaskan bahwa walaupun HPV lebih sering dikaitkan dengan kanker serviks, virus ini juga bisa diidap oleh laki-laki. HPV dapat menyebabkan beberapa jenis kanker, termasuk kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan. Pentingnya vaksinasi HPV tidak terbatas hanya pada perempuan. Ivander menyatakan, “Jadi laki-laki juga penting untuk bisa mendapatkan vaksin HPV. Karena laki dan perempuan semua bisa terkena virus HPV.”
Penularan HPV terjadi melalui berbagai cara yang mirip dengan infeksi menular seksual lainnya. Faktor risiko penularan pada pria termasuk memiliki banyak pasangan seksual, tidak disunat, memiliki pasangan yang menderita kanker serviks, serta adanya riwayat infeksi menular seksual. Faktor tambahan lainnya seperti memiliki pasangan seksual baru, hubungan seksual anal dengan sesama pria, serta riwayat kebiasaan merokok juga meningkatkan risiko terpapar HPV.
Salah satu tantangan terbesar dalam deteksi kanker akibat HPV adalah kenyataan bahwa kanker sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Ketika gejala mulai muncul, itu menandakan bahwa kanker telah berada di stadium akhir, yang tentu saja menyulitkan pengobatan. Ivander mengingatkan bahwa baik pria maupun wanita yang aktif secara seksual harus melakukan skrining secara rutin. Penanganan kanker yang terdeteksi lebih awal memiliki peluang untuk mendapatkan pengobatan yang lebih efektif.
Selain itu, HPV memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun tubuh. Individu yang memiliki sistem imun rendah, baik akibat penyakit autoimun, infeksi HIV, atau keturunan yang memiliki predisposisi sistem imun lemah, sangat disarankan untuk melakukan skrining dan vaksinasi HPV secara rutin.
Berdasarkan data, penting untuk mempromosikan kesadaran mengenai risiko HPV tidak hanya untuk perempuan tetapi juga untuk pria. Edukasi mengenai vaksinasi HPV bagi laki-laki harus dilakukan secara intensif. Dengan demikian, langkah pencegahan bisa diterapkan dan potensi kanker yang diakibatkan oleh virus ini dapat diminimalisasi.
Vaksinasi HPV telah terbukti efektif untuk mencegah infeksi HPV yang menjadi penyebab utama kanker terkait HPV. Vaksin ini tidak hanya melindungi perempuan dari kanker serviks, tetapi juga melindungi pria dari jenis kanker lain yang dapat disebabkan oleh HPV. Penurunan angka kasus kanker serviks di kalangan wanita di negara-negara yang telah melaksanakan program vaksinasi secara menyeluruh bisa menjadi contoh yang jelas.
Mengingat data dan fakta ini, laki-laki harus ambil bagian dalam program vaksinasi HPV, baik untuk melindungi diri sendiri maupun pasangannya. Masyarakat juga harus diedukasi untuk menghilangkan stigma bahwa HPV hanya masalah wanita. Kesehatan reproduksi merupakan tema yang harus dibahas secara menyeluruh, tanpa memandang gender.
Kampanye kesadaran tentang HPV dan vaksinasi harus menjadi bagian dari upaya kesehatan masyarakat. Hal ini penting untuk mendorong semua orang, tanpa memandang gender, untuk mengutamakan kesehatan mereka dan melakukan upaya pencegahan dari penyakit yang serius ini. Informasi yang benar dan menyeluruh dapat membantu mengurangi angka kejadian kanker akibat HPV di masa mendatang.
Keberadaan vaksin dan pengobatan yang tepat menjadi harapan bagi pengendalian penyebaran HPV. Masyarakat diminta untuk tidak hanya bergantung pada informasi viral di media sosial, tetapi juga untuk mengedukasi diri sendiri dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan. Hal ini mencakup skrining rutin, vaksinasi, dan pemahaman penuh tentang risiko serta cara penularan HPV.
Kesadaran akan potensi risiko kanker terkait HPV harus menjadi bagian dari diskusi kesehatan yang lebih luas. Masyarakat perlu menyadari bahwa kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan keterlibatan berbagai pihak. Semua individu—baik pria maupun wanita—harus berperan aktif dalam pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan agar dapat mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan terinformasi.