Dunia

AS Pindahkan Skuadron Jet Tempur ke Timur Tengah untuk Antisipasi Serangan ke Israel

Washington: Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana memindahkan skuadron jet tempur ke Timur Tengah serta mempertahankan keberadaan kapal induk di kawasan tersebut. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terutama sebagai upaya untuk melindungi Israel dari ancaman serangan oleh Iran dan proksinya. Pernyataan resmi tersebut disampaikan oleh Pentagon, menandai komitmen Presiden Joe Biden untuk memperkuat kehadiran militer AS di kawasan tersebut.

Ronald Austin, Menteri Pertahanan AS, juga menginstruksikan pengiriman kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik tambahan ke Eropa dan Timur Tengah. Penambahan pasukan ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan kemampuan pertahanan yang dianggap krusial di tengah situasi yang semakin tegang. Pentagon merencanakan pengiriman lebih banyak sistem pertahanan rudal balistik berbasis darat ke kawasan tersebut sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan serangan.

Pergeseran skuadron dan kapal tempur ini muncul di tengah kekhawatiran para pemimpin AS tentang meningkatnya kekerasan di Timur Tengah. Hal ini berkaitan dengan serangan baru-baru ini oleh Israel terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah yang dapat memicu serangan balasan. Dalam sebuah diskusi telepon pada hari Kamis, Presiden Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengenai langkah-langkah militer untuk melindungi Israel dari potensi ancaman berupa serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak.

Situasi semakin mendalam setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran dan komandan senior Hizbullah, Fouad Shukur, di Beirut. Kedua peristiwa tersebut berisiko memperburuk ketegangan yang ada dan dapat berujung pada perang yang lebih besar di kawasan, terutama dengan Iran yang telah mengancam untuk membalas serangan tersebut. Israel, dalam konteks ini, bersumpah untuk menanggapi dengan keras terhadap ancaman yang datang dari kelompok tersebut.

Langkah penguatan militer ini juga menunjukkan komitmen AS untuk mempertahankan kapal induk di wilayah tersebut sebagai upaya pencegahan terhadap Iran. Pentagon melaporkan bahwa kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln akan posisinya di Timur Tengah untuk menggantikan USS Theodore Roosevelt, yang dijadwalkan akan kembali ke pangkalannya. Keputusan ini menegaskan keinginan AS untuk menjaga keberadaan angkatan lautnya secara konsisten di kawasan, setidaknya hingga tahun depan.

Meskipun Pentagonn tidak memberikan rincian spesifik mengenai asal skuadron jet tempur tersebut ataupun lokasi markas baru di Timur Tengah, mereka mensinyalkan bahwa beberapa sekutu di kawasan bersedia menampung pasukan AS, meskipun sering kali sensitif mengenai publikasi informasi ini. Gedung Putih menekankan komitmen yang kuat terhadap keamanan Israel, terutama dalam menghadapi ancaman dari Iran dan kelompok-kelompok proksinya seperti Hamas, Hizbullah, dan Houthi.

Sabrina Singh, juru bicara Pentagon, menyatakan bahwa serangkaian langkah sedang dilakukan. Austin memerintahkan beberapa pergerakan pasukan sebagai tambahan dukungan bagi Israel dan untuk mengamankan posisi pasukan AS yang ada di kawasan. Pejabat militer AS sedang mempertimbangkan berbagai pilihan, termasuk mengerahkan kapal tambahan dan skuadron pesawat tempur, serta sistem pertahanan udara yang lebih lengkap.

Dari sisi angkatan laut, AS telah mempertahankan kehadiran kapal perang yang signifikan di Timur Tengah dan Laut Mediterania bagian timur. Saat ini terdapat dua kapal perusak, USS Roosevelt dan USS Bulkeley, serta kapal amfibi USS Wasp dan USS New York, yang dilengkapi dengan unit Marinir. Unit-unit ini siap dikerahkan jika diperlukan untuk evakuasi personel AS.

Selanjutnya, dua kapal perusak yang saat ini berada di Timur Tengah direncanakan akan melakukan perjalanan ke utara menuju Laut Merah sebelum beranjak ke Laut Mediterania. Setidaknya satu dari kedua kapal tersebut diharapkan mampu bertahan di Mediterania untuk merespons situasi mendesak jika perlu. Pergerakan ini menunjukkan keseriusan AS dalam memperkuat keamanan regional di tengah ketegangan yang kian meningkat.

Dengan langkah-langkah ini, AS menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berkomitmen untuk menjaga keamanan Israel, tetapi juga menegaskan posisi mereka di kawasan Timur Tengah yang penuh kompleksitas ini. Ketegangan antara AS, Israel, dan Iran diperkirakan akan terus berlanjut, sementara seluruh dunia mengamati setiap pergerakan yang dapat memengaruhi stabilitas kawasan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button