Dunia

AS Menentang Israel: Ancaman Serangan ke Situs Nuklir Iran Dinilai Berisiko Tinggi

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Rabu, 3 Oktober 2024, menyatakan penentangannya terhadap rencana Israel untuk menyerang situs nuklir Iran. Pernyataan tersebut muncul setelah serangan ratusan misil balistik yang diluncurkan oleh Iran pada hari Selasa, yang mengundang reaksi keras dari pihak Israel. Biden mengungkapkan posisi AS saat berbicara di Markas Gabungan Andrews, Maryland, menekankan bahwa meskipun ada hak untuk merespons, langkah tersebut harus dilakukan secara proposional.

"Kami akan mendiskusikan dengan Israel apa yang harus mereka lakukan. Tapi kami, tujuh negara G7 sepakat bahwa mereka (Israel) memiliki hak untuk merespons balas tapi mereka harus merespons secara proposional," kata Biden. Pernyataan tersebut menggambarkan kerumitan diplomasi AS dalam menangani situasi yang bisa semakin tegang di Timur Tengah.

Ketegangan meningkat setelah laporan dari media berita Axios mengenai rencana Israel untuk menyerang situs nuklir Iran jika Tehran melakukan serangan lebih lanjut. Menurut pejabat Israel yang dikutip oleh Axios, militer Israel mempertimbangkan berbagai opsi sebagai balasan, termasuk serangan ke kilang minyak dan situs-situs strategis lainnya milik Iran, baik menggunakan jet tempur maupun misil.

"Jika itu terjadi, para pejabat Israel mengatakan bahwa semua opsi akan dipertimbangkan," ungkap pejabat Israel tersebut. Selain menyerang situs-situs strategis, Israel juga mengincar sistem pertahanan udara Iran, serta melakukan serangan yang ditujukan untuk membunuh tokoh-tokoh penting, mirip dengan apa yang terjadi pada pemimpin Biro Politik Hamas, Ismail Hainyeh, yang dibunuh dua bulan lalu di Tehran.

Meskipun Biden tidak memberikan konfirmasi maupun dukungan terkait rencana yang diusulkan Israel, ia menekankan komitmen AS dalam menjatuhkan sanksi ekonomi untuk menanggapi agresi Iran. Dalam wawancaranya di Pangkalan Udara, Biden menyatakan, "Akan ada sanksi yang dikenakan terhadap Iran," menegaskan ketegasan AS terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Tehran.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan dukungan AS terhadap serangan Israel ke situs nuklir Iran, Biden menjawab tegas dengan, "Jawabannya adalah tidak." Hal ini menunjukkan posisi AS yang ingin menahan diri agar tidak terlibat langsung dalam konflik yang lebih luas, sekaligus tidak ingin memperburuk situasi di Timur Tengah.

Pakar hubungan internasional memandang situasi saat ini sebagai dinamika yang menyulitkan AS. Pada satu sisi, AS ingin mendukung sekutunya, Israel, tapi di sisi lain, Biden juga memahami akan konsekuensi yang dapat dihasilkan dari serangan langsung terhadap program nuklir Iran, yang bisa memicu respon militer tidak hanya dari Iran, tetapi juga dari kelompok pro-Iran lainnya di wilayah tersebut.

Baca Juga: Iran Siap Merespons Lebih Keras Jika Israel Lancarkan Serangan Balasan. Reaksi Iran terhadap pernyataan dan tindakan AS dan Israel nampaknya lebih tegas. Teheran tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari posisi defensifnya dan mengisyaratkan siap untuk menghadapi serangan jika diperlukan.

Dalam konteks yang lebih luas, tindakan Israel dan reaksi AS ini muncul di tengah ketegangan geopolitis di Timur Tengah, yang telah diperburuk oleh program nuklir Iran. Masyarakat internasional terus memperhatikan dengan cermat bagaimana situasi ini akan berkembang, terutama mengingat dampaknya terhadap stabilitas regional dan hubungan antara kekuatan besar.

Satu hal yang jelas adalah, AS tetap berkomitmen untuk memantau situasi ini dan berencana untuk melakukan langkah-langkah yang dianggap perlu, seperti yang dinyatakan oleh Biden. Meski rencana serangan Israel mungkin direncanakan dengan cermat, tanpa adanya dukungan langsung dari AS, Israel mungkin akan berpikir ulang mengenai langkah-langkah yang diambil.

Pemerintahan Biden menghadapi tantangan besar dalam menavigasi hubungan kompleks antara Israel dan Iran, dengan keputusan ini memiliki potensi dampak jauh ke depan bagi stabilitas di wilayah Timur Tengah dan hubungan internasional secara keseluruhan. Tindakan diplomasi yang hati-hati dan pendekatan yang terukur akan menjadi kunci bagi AS dalam mengelola hubungan ini, sambil tetap melindungi kepentingan nasional dan sekutu-sekutunya di wilayah tersebut.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button