Hiburan

Ariel Tatum Berbagi Alasan Mengapa Ia Tak Ingin Punya Anak di Usia Muda

Ariel Tatum, seorang aktris dan penyanyi yang tengah menjadi sorotan, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya mengenai keputusan untuk tidak memiliki anak, mengusung pilihan hidup yang dikenal dengan istilah childfree. Dalam wawancaranya, Ariel menjelaskan bahwa keputusan tersebut bukanlah hal yang diambil sembarangan, melainkan melalui proses pemikiran yang matang dan mendalam.

Perubahan Pandangan Hidup

Kepada publik, Ariel mengaku bahwa sebelumnya dia juga memiliki keinginan yang umum di kalangan wanita, yakni menikah muda dan memiliki anak. Namun, seiring bertambahnya usia, khususnya saat memasuki usia 27 tahun, pemikiran Ariel mengenai pernikahan dan anak-anak mengalami perubahan signifikan. “Dulu tuh pengen nikah muda, pengen punya anak banyak. Ternyata semakin ke sini, semakin aku kayak mendalami diri sendiri, oh ternyata banyak hal yang ingin aku perbaiki lagi untuk ke depannya, ternyata masih banyak yang pengen gue capai,” ungkapnya.

Pernyataan ini menunjukkan bagaimana Ariel mulai menilai kembali tujuan hidupnya dan mempertimbangkan apa yang sebenarnya ia inginkan di masa depan, bukan sekadar mengikuti norma sosial yang ada.

Daya Tarik Petualangan dan Kebebasan

Salah satu poin yang menonjol dalam penjelasan Ariel adalah kecintaannya terhadap eksplorasi dan kebebasan. Dia menekankan pentingnya perjalanan pribadi yang sering tak terikat kepada orang lain. Ariel mengaku suka bepergian sendirian, sebuah aktivitas yang sudah menjadi rutinitasnya. Keinginan untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru sangat kuat dalam dirinya dan dia merasa hal tersebut akan terganggu jika dia memiliki anak. “Ternyata aku suka melakukan hal-hal kayak travel sendirian, itu sudah aku jadi sebagai rutinitas, yang memang setiap setahun sekali tuh aku pasti pergi ke tempat yang belum aku datangi, dan itu aku sendiri,” ujarnya.

Keputusan untuk mempertahankan kebebasan ini menjadi salah satu alasan paling kuat di balik pilihan childfree-nya. Menginjak usia 27 tahun, Ariel merasakan bahwa saat ini adalah waktu untuk
menemukan dan mengenal diri sendiri sebelum terikat pada tanggung jawab baru.

Situasi Hidup yang Belum Ideal

Ariel juga menekankan bahwa saat ini belum ada situasi atau alasan yang tepat untuk memiliki anak. “Karena untuk saat ini menurut aku belum ada alasan yang pas dan juga situasi dan hidup aku nggak ideal kalau punya anak,” jelasnya. Pernyataan ini mencerminkan kesadaran dirinya akan kondisi dan tanggung jawab yang datang ketika menjadi seorang ibu. Ia menunjukkan bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak bukanlah pilihan yang sembarangan, melainkan sebuah keputusan hidup yang dipikirkan secara mendalam.

Saat berbicara tentang proses pematangan dirinya, Ariel menyatakan bahwa ia merasa bahwa diri yang ia kenal saat ini telah berkembang dan berubah. Keputusan untuk tidak memiliki anak justru menjadi pilihan yang dianggap lebih ideal untuk dirinya saat ini. “Ternyata dengan aku yang sekarang ini, diri yang aku kenal saat ini, yang pernah berubah dan berkembang, dan itu (punya anak) tuh makin enggak ideal buat aku,” tutupnya.

Pandangan Sosial dan Penerimaan

Dalam konteks yang lebih luas, pilihan untuk menjadi childfree kadang mendapatkan tanggapan beragam dari masyarakat. Di satu sisi, ada yang menganggap keputusan tersebut sebagai bentuk kebebasan individu dan pengakuan atas hak untuk merancang hidup sesuai keinginan. Di sisi lain, ada juga yang menganggap hal tersebut tidak pada tempatnya, terutama di masyarakat yang umumnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional tentang pernikahan dan keluarga.

Menghadapi Stigma dan Harapan Masa Depan

Ariel, melalui keputusan hidupnya, berpotensi menghadapi stigma tersebut. Namun, pengakuan akan hak individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri semakin mengemuka. Banyak orang kini lebih menghargai keputusan semacam ini, seiring dengan meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental, kebebasan pribadi, dan kegunaan waktu berkualitas yang tidak terikat pada tanggung jawab orangtua.

Keputusan Ariel Tatum untuk tidak memiliki anak menunjukkan bahwa dia memiliki rencana hidup yang jelas dan terarah. Dengan menegaskan keinginan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan diri, Ariel memberi contoh bagi banyak generasi muda untuk mempertimbangkan apa yang benar-benar mereka inginkan dalam hidup. Keinginan untuk lebih memahami diri sendiri dan menikmati pengalaman hidup tanpa batasan adalah hal yang semakin dipahami oleh banyak orang saat ini.

Dengan segala pandangan dan alasannya, Ariel Tatum mewakili suara generasi muda yang berani untuk mengambil langkah yang tidak一般. Keputusan ini, walaupun bisa jadi kontroversial bagi sebagian, tetap merupakan manifestasi dari kebebasan individu dan hak untuk menentukan jalan hidup masing-masing. Dalam perjalanan hidup yang penuh pilihan ini, keberanian untuk menjadi diri sendiri menjadi nilai yang semakin dihargai.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button