Aplikasi Temu berusaha menembus pasar e-commerce di Amerika Serikat (AS) dengan menggoda para pedagang yang biasanya berjualan di Amazon untuk pindah ke platform yang berasal dari Tiongkok tersebut. Temu mengusung model bisnis yang serupa dengan sejumlah platform e-commerce besar lainnya, seperti Shopee dan TikTok Shop, namun dengan keunggulan yang cukup signifikan: kemitraan langsung dengan 80 pabrik di China yang memungkinkan barang-barang mereka dikirim langsung kepada konsumen di seluruh dunia.
Dengan strategi ini, Temu tidak hanya menawarkan barang dengan potongan harga yang menarik, tetapi juga memasuki segmen pasar yang lebih luas dengan menawarkan pengiriman lokal. Sebelumnya, Temu sepenuhnya tergantung pada pengiriman dari Tiongkok, namun kini mereka berupaya untuk menyimpan produk di dalam negeri AS, sehingga mempercepat proses pengiriman dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Meningkatnya kepercayaan dan kenyamanan dalam berbelanja di platform ini tampaknya menjadi fokus utama Temu dalam upayanya bersaing dengan Amazon.
Analisis dari Similarweb menunjukkan bahwa pada awal 2024, Temu telah meraih posisi sebagai situs belanja kedua yang paling banyak dikunjungi di dunia, tepat di belakang Amazon, dan menjadi salah satu platform e-commerce paling populer di AS. Ini merupakan pencapaian yang menggembirakan bagi platform yang relatif baru. Dalam proyeksi ke depan, Emarketer memprediksi pangsa pasar Temu di AS akan meningkat tiga kali lipat dari 0,7% pada 2023 menjadi 2,3% pada 2025, meskipun angka tersebut masih kecil dibandingkan dengan Amazon yang menguasai sekitar 40% pangsa pasar e-commerce.
Roger Berke, pendiri konsultan pengecer Tomorrow, menyebutkan bahwa upaya Temu untuk menggandeng para penjual di AS menunjukkan adanya diversifikasi dalam strategi penjualan. "Penjual akan memanfaatkan peluang untuk melakukan diversifikasi," kata Berke, yang menandakan bahwa pelaku bisnis mulai melihat Temu sebagai alternatif yang menarik. Dengan semakin banyak merek yang beralih ke platform ini, Temu menempatkan dirinya dalam posisi yang lebih kuat untuk bersaing dengan raksasa seperti Amazon.
Menyikapi tantangan ini, Amazon telah melakukan beberapa langkah strategis untuk mempertahankan dominasi pasar. Laporan dari Wall Street Journal (WSJ) menyebutkan, Temu bisa menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Amazon dalam beberapa tahun mendatang. Amazon terlihat semakin serius dalam meningkatkan layanan dan pengiriman mereka, berupaya untuk mempertahankan loyalitas pelanggan menghadapi ancaman yang datang dari Temu, yang tidak hanya menawarkan harga lebih rendah, tetapi juga pengalaman berbelanja yang efisien.
Tak hanya di AS, Temu juga melakukan ekspansi ke Indonesia. Menurut Fiki Satari, Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), aplikasi Temu kini sudah tersedia di App Store dan Play Store di Indonesia. Kemenkop UKM berencana untuk segera berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Investasi untuk membahas dampak dan potensi kerja sama dengan Temu. Ini menunjukkan bahwa langkah Temu tidak hanya terbatas di AS, melainkan juga berkomitmen untuk merambah pasar Asia Tenggara.
Dalam era di mana e-commerce menjadi salah satu pilar penting dalam dunia perdagangan, keberadaan platform alternatif seperti Temu memberikan warna tersendiri dalam persaingan ini. Para pedagang baik yang sudah mapan maupun yang baru memulai memiliki semakin banyak pilihan untuk menjual produk mereka. Temu tampil dengan tawaran yang menarik, yakni menggabungkan harga yang kompetitif dengan pengiriman yang efisien, yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pedagang dan konsumen.
Sementara itu, Amazon dan Walmart tampaknya tidak tinggal diam. Diskusi mengenai teknologi kecerdasan buatan (AI) juga mulai ramai di antara para raksasa e-commerce tersebut. Teknologi seperti AI generatif digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dalam mencari produk, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas mereka. Dengan berinvestasi dalam teknologi canggih, keduanya berharap dapat mempertahankan posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.
Dalam konteks ini, pertumbuhan Temu tidak hanya diukur dari kuantitas transaksi, tetapi juga pada kemampuannya untuk menarik perhatian merek-merek besar serta adaptasinya terhadap pasar yang terus berkembang. Keberhasilannya dalam mengedukasi dan merayu penjual di AS membuktikan bahwa ada celah bagi platform baru untuk tumbuh di tengah dominasi Amazon. Perubahan ini bisa saja menandai transformasi besar pada cara orang berbelanja secara online dan cara merek berinteraksi dengan konsumen.
Dengan momentum positif yang didapatnya, Temu berada dalam posisi yang baik untuk meneruskan akselerasi pertumbuhannya. Dalam sebuah ekosistem e-commerce yang saling terhubung, langkah-langkah yang diambil oleh Temu, termasuk penguatan jaringan mitra dan peningkatan layanan, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin menjadi alternatif, tetapi juga ingin membangun identitas mereka di pasar global yang semakin kompetitif.