Teknologi

Apakah Akun Medsos untuk Remaja Solusi Mengatasi Ancaman Siber yang Semakin Nyata?

Menghadapi kekhawatiran yang mengemuka terkait kesehatan mental dan fisik anak-anak, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, baru-baru ini mengusulkan rencana untuk menetapkan batas usia minimum bagi anak-anak dalam menggunakan media sosial. Namun, pertanyaan tetap muncul: apakah penghapusan media sosial bagi anak-anak benar-benar solusi?

Di tengah perdebatan ini, Meta, perusahaan induk Instagram, memperkenalkan fitur baru yang dikenal sebagai Akun Remaja Instagram, bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi remaja saat mereka menggunakan platform tersebut. Fitur ini dirancang untuk secara otomatis menempatkan remaja dalam pengaturan yang lebih aman, sekaligus meyakinkan orang tua bahwa anak-anak mereka dapat memiliki pengalaman yang lebih positif di media sosial. Salah satu keuntungan dari Akun Remaja ini adalah pembatasan pada siapa yang dapat menghubungi remaja, serta batasan konten yang dapat mereka lihat, yang bertujuan untuk memastikan bahwa waktu online mereka lebih terjaga.

Namun, meskipun langkah-langkah perlindungan tersebut, CEO dan Co-Founder Keeper Security, Darren Guccione, mengingatkan bahwa implikasi di bidang keamanan siber tetap harus diperhatikan. Ia menegaskan bahwa jejak digital yang ditinggalkan oleh aktivitas online—meliputi postingan, komentar, dan klik—menciptakan informasi yang rentan untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Menurut Guccione, data yang terkumpul sejak usia dini dapat membentuk profil yang mendetail, yang jika tidak diatur dengan baik, berisiko dieksploitasi di masa depan, baik untuk serangan dunia maya, pencurian identitas, hingga ancaman fisik yang lebih serius.

Lebih lanjut, Guccione menekankan pentingnya perlindungan privasi dan keamanan anak-anak secara aktif, tanpa memandang apakah larangan media sosial akan diterapkan atau tidak. Ia merekomendasikan orang tua untuk meminimalkan jejak digital anak-anak mereka dengan cara-cara berikut:

  1. Menghapus atau menonaktifkan akun yang tidak digunakan untuk mengurangi kemungkinan informasi pribadi jatuh ke tangan yang salah.
  2. Membatasi akses data untuk aplikasi dan layanan yang digunakan anak-anak, agar tidak semua informasi pribadi mereka tersedia secara publik.
  3. Menonaktifkan geolokasi, yang dapat memberikan informasi lokasi real-time kepada pengguna lain.
  4. Mengatur akun menjadi pribadi sehingga hanya orang-orang yang dikenal yang dapat mengakses informasi mereka.

Melihat dari sudut pandang keamanan siber, dapat dipahami bahwa tetap ada risiko meskipun remaja beralih ke Akun Remaja. Meski fitur tersebut memberikan kontrol lebih besar kepada orang tua dan meningkatkan aspek perlindungan, sinar terang dari ancaman siber masih membayangi aktivitas online mereka. Guccione menyoroti bahwa langkah-langkah keamanan siber yang kuat harus diterapkan baik oleh orang tua maupun anak-anak untuk mengelola jejak digital secara efektif dan melindungi data pribadi mereka.

Pada saat yang bersamaan, undang-undang yang diusulkan di Australia untuk melarang anak-anak menggunakan media sosial bertujuan untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan mental dan fisik. Namun, aspek keamanan siber dalam hal ini tidak dapat diabaikan. Meski larangan tersebut mungkin menghadirkan solusi jangka pendek untuk melindungi anak-anak dari toksisitas online, penghentian akses terhadap media sosial dapat menciptakan tantangan tersendiri dalam pembelajaran sosial anak-anak di era digital.

Dilema ini menciptakan ruang diskusi yang lebih dalam, mengenai bagaimana orang tua dan pengasuh dapat mencapai keseimbangan antara memfasilitasi pendidikan digital yang sehat dan mengurangi risiko potencinya. Dalam upaya menemukan solusi yang komprehensif, penting bagi masyarakat untuk terus berdialog dan mencari langkah-langkah yang dapat memberikan perlindungan sekaligus tetap mendukung perkembangan sosial anak-anak.

Ketika dunia digital terus berkembang, demikian pula tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam membimbing anak-anak mereka. Keseimbangan antara penggunaan media sosial dan keselamatan siber kemungkinan akan terus menjadi topik penting di banyak negara, mencakup kebijakan publik dan pendekatan pendidikan yang lebih baik untuk mendukung generasi muda di era digital yang kompleks ini.

Dengan adanya fitur seperti Akun Remaja, serta perhatian yang terus-menerus terhadap keamanan siber, orang tua diharapkan akan lebih mampu melindungi anak-anak mereka dari potensi bahaya di dunia maya. Namun, hal ini memerlukan komitmen serius dan tindakan proaktif agar anak-anak dapat menikmati manfaat positif dari media sosial tanpa kehilangan aspek penting dari keamanan dan privasi pribadi mereka.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button