Sains

Apa Itu Aphelion? Klarifikasi Fenomena Terkait Suhu Dingin Pulau Jawa yang ‘Difitnah’

Belakangan ini, suhu dingin yang ekstrem telah melanda berbagai daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Fenomena ini menarik perhatian masyarakat dan menjadi perbincangan hangat di media sosial, di mana banyak yang mengaitkan kondisi ini dengan fenomena astrofisika yang dikenal sebagai aphelion. Lantas, apa sebenarnya aphelion itu, dan adakah hubungannya dengan suhu dingin yang dirasakan?

Aphelion merupakan posisi ketika Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya. Pada fase ini, jarak antara Bumi dan Matahari berkisar antara 152 hingga 154 juta kilometer. Banyak orang berasumsi bahwa suhu yang lebih dingin pada saat aphelion terjadi adalah hasil dari jarak yang lebih jauh ini. Namun, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memberikan penjelasan yang berbeda.

Dalam penjelasannya, Siswanto, seorang peneliti cuaca dan iklim ekstrem dari BMKG, menegaskan bahwa udara dingin yang melanda Indonesia tidak disebabkan oleh fenomena aphelion. "Sudah dipastikan tidak betul. Udara dingin merupakan hal normal pada puncak musim kemarau, terutama di Indonesia bagian selatan dari Jawa hingga NTT," ujar Siswanto. Ia menjelaskan bahwa saat berjalannya musim kemarau, kondisi langit yang cerah dan minimnya curah hujan menjadi penyebab utama turunnya suhu.

Suhu yang lebih rendah dan embun beku yang tercipta di dataran tinggi Dieng, di mana suhu bisa mencapai minus derajat Celsius, sering kali diasosiasikan dengan pengaruh aliran angin dari Australia yang mengalami musim dingin. Aliran angin monsun yang bergerak dari Australia ke utara membawa suhu dingin yang berkontribusi pada penurunan suhu di Indonesia. Peristiwa ini biasanya terjadi pada puncak musim kemarau, khususnya antara bulan Juli hingga Agustus, dan dapat berlangsung hingga September.

Pelepasan energi panas dari tanah juga berkontribusi pada fenomena ini. Ketika langit cerah, energi yang terakumulasi di permukaan bumi dapat dengan cepat hilang ke atmosfer, mengakibatkan penurunan suhu. Hal ini menjelaskan mengapa meskipun Bumi berada pada jarak terjauh dari Matahari, dampaknya pada suhu lokal di troposfer—lapisan atmosfer yang berada di ketinggian antara 15 hingga 18 km dari permukaan—tidak signifikan.

Penting untuk menegaskan, meskipun saat ingin menjelaskan peristiwa cuaca, banyak orang mencari alasan astronomis seperti aphelion, fenomena ini sebenarnya lebih dipengaruhi oleh kondisi lokal, seperti perubahan suhu permukaan dan pola angin. BMKG menegaskan bahwa perubahan cuaca lebih terkait dengan dinamika atmosfer di lapisan yang lebih rendah dibandingkan dengan jarak Bumi dari Matahari.

Masyarakat di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, disarankan untuk tetap waspada terhadap cuaca dingin ini. Mengingat bahwa suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah hal yang biasa, masyarakat diharapkan dapat lebih peka terhadap perubahan cuaca dan bersiap dengan cara yang tepat. Misalnya, warga di daerah dingin disarankan untuk menggunakan pakaian yang lebih hangat agar tetap nyaman, terutama pada malam hari dan dini hari.

Sebuah kesadaran mengenai anomali cuaca di musim kemarau penting untuk ditingkatkan. Ini juga bisa menjadi momen untuk meningkatkan edukasi tentang iklim dan cuaca di kalangan masyarakat agar tidak salah paham terhadap fenomena yang terjadi. Dalam era informasi yang cepat, penting bagi setiap individu untuk mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya.

Fenomena cuaca yang terjadi tidak hanya mempengaruhi suhu tetapi juga bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari. Keterkaitan dengan kesehatan, pertanian, dan aktivitas ekonomi lainnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pemahaman akan iklim dan cuaca. Masyarakat harus dipersiapkan untuk menghadapi cuaca yang berubah, baik itu suhu dingin maupun kondisi cuaca lainnya, sehingga bisa mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk menyesuaikan diri.

Dengan demikian, meskipun aphelion merupakan fenomena astronomis yang menarik, pengaruhnya terhadap suhu dingin di Pulau Jawa dan daerah lainnya di Indonesia adalah sangat minim. Pemahaman yang tepat tentang apa itu aphelion dan apa penyebab utama dari suhu yang lebih dingin adalah langkah awal untuk menghadapi perubahan cuaca dan iklim yang lebih baik. Dengan informasi yang tepat, masyarakat diharapkan dapat lebih tanggap dan siap menghadapi berbagai perubahan cuaca di lingkungan mereka.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button