Pendidikan

Ang Che Che Ungkap Pesan Sakral: Pentingnya Hubungan Manusia dan Bumi dalam Kehidupan

Dosen Program Studi Desain Mode di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Ang Che Che, baru-baru ini menghadirkan sebuah karya seni yang sangat menarik berjudul "Silent Adoration (2024)" dalam pameran "Experience" di Galeri Salihara, Jakarta, pada tanggal 20 September 2024. Karya ini mengusung tema yang mendalam tentang hubungan sakral antara manusia dan bumi, menekankan pentingnya hubungan tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Ang Che Che menyatakan bahwa hubungan antara semua makhluk hidup dengan bumi, sebagai Ibu Pertiwi, adalah hubungan yang sakral. "Hubungan ini selayaknya seperti antara ibu kandung dengan anak-anaknya, di mana ada unsur saling memberi, menerima, dan memuja," kata Ang Che Che, menggarisbawahi filosofis yang mendasari karyanya. Hal ini mencerminkan pandangan bahwa setiap elemen dalam ekosistem memiliki peran yang penting dan saling berhubungan.

Dalam menciptakan "Silent Adoration", Ang Che Che memilih teknik lukisan akrilik di atas kanvas, yang kemudian dijahit dengan benang merah. Penggunaan benang merah dalam karyanya memiliki makna simbolis, menghubungkan satu bagian dengan yang lainnya. "Medianya kira-kira makna di balik karya sendiri-sendiri ya. Jadi kalau misalnya saya bisa berkarya itu, saya selalu melihat dari alam, selalu terinspirasi dari alam," lanjutnya. Proses penciptaan ini juga mencerminkan keterikatan mendalam antara seniman dengan elemen-elemen alam yang menjadi inspirasinya.

Salah satu elemen unik dalam karya ini adalah penambahan mata pada bunga. Menurut Ang Che Che, mata tersebut memberikan kesan bahwa semua makhluk hidup memiliki kesadaran dan perasaan. "Dengan mata sendiri, dapat membuat manusia merasakan sesuatu yang benar-benar hidup," paparnya. Di sisi lain, tangan yang diberi mata dalam budayanya memiliki makna yang lebih dalam. Dalam konteks agama Buddha, tangan tersebut dianggap sebagai simbol perlindungan. "Ini jadi semua ini ada berhubungan dengan kehidupan kita," jelasnya, menggambarkan konektivitas antara elemen visual dan spiritual dalam karyanya.

Karya seni ini juga menampilkan pohon kering yang memiliki makna simbolis yang mendalam. "Pohon sendiri itu sebenarnya pohon yang kering dan bahwa itu akarnya," ungkap Ang Che Che. Dia menjelaskan bahwa selama pohon masih memiliki akar, siklus kehidupan akan terus berlanjut. "Dia kering, rontok, dan dia akan tumbuh lagi yang baru, akan ada terus seperti itu," katanya, menunjukkan harapan dan kebangkitan yang tak pernah padam meskipun ada masa-masa sulit.

"Silent Adoration" merupakan hasil dari proses kreatif yang panjang dan dilakukan secara bertahap. Ang Che Che mengatakan bahwa meski ia sering bekerja di studio besar, proyek kali ini lebih cepat dalam penyelesaiannya. "Karena cincin itu sebulan itu selesai," ujarnya, merujuk pada ketekunan dan dedikasi dalam setiap elemen karya seninya.

Melalui karya ini, Ang Che Che tidak hanya ingin mengekspresikan pandangannya tentang hubungan manusia dengan alam tetapi juga mengajak kita semua untuk melakukan refleksi. "Silent Adoration" adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghormati bumi sebagai Ibu Pertiwi. Dalam sebuah dunia yang semakin terasing dari alam, pameran ini menawarkan kesempatan untuk merenungkan kembali bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita.

Dalam pameran tersebut, Ang Che Che berhasil menyentuh tema yang sangat relevan di era modern, di mana manusia sering kali terputus dari alam. Karya seni yang dihadirkan mengajak para pengunjung untuk merenungkan dampak tindakan kita terhadap lingkungan dan pentingnya menjaga keragaman hayati sebagai bagian dari kehidupan kita.

Di tengah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin parah, pesan dari "Silent Adoration" menjadi semakin penting. Karya ini menyerukan kepada kita untuk menghargai dan menjaga hubungan kita dengan Nature, mengingat bahwa bumi adalah tempat tinggal yang harus dijaga dan dihormati.

Pameran Ang Che Che di Galeri Salihara tidak hanya sekedar mempersembahkan seni visual, tetapi juga membangkitkan kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai makhluk hidup di planet ini. Diharapkan, dari pengalaman melihat karya seni tersebut, pengunjung dapat mendorong diri mereka untuk berkontribusi dalam usaha pelestarian lingkungan, sekaligus mengingat kembali betapa pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dan bumi.

Dengan gaya yang informatif dan objektif, acara ini tidak hanya memberikan pengalaman estetis tetapi juga momen refleksi bagi setiap individu yang merasakannya. Karya "Silent Adoration" adalah suatu pengingat bahwa dalam setiap goresan seni, terdapat pesan mendalam yang dapat menggugah kesadaran kita akan responsibilitas sebagai penjaga bumi.

Melalui pameran ini, Ang Che Che telah mengukuhkan dirinya sebagai seorang seniman yang peka terhadap isu lingkungan dan manusia, menekankan bahwa seni tidak hanya merupakan ekspresi diri, tetapi juga alat untuk menyampaikan pesan yang lebih besar. Ini adalah ajakan bagi semua untuk kembali kepada alam, mengingatkan kita bahwa hubungan manusia dengan bumi adalah bagian tak terpisahkan dari eksistensi kita.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button