Gaya Hidup

Ahli Gizi: Madu dan Gula Aren Tak Lebih Baik dari Gula Putih dalam Kesehatan.

Kandungan gula yang berlebihan dalam makanan dan minuman menjadi perhatian serius di kalangan masyarakat modern. Banyak orang berusaha mengurangi asupan gula dengan mengganti gula putih dengan pilihan alternatif seperti madu dan gula aren. Namun, sebuah penelitian terbaru yang disampaikan oleh ahli gizi Sonakshi Joshi mengungkapkan bahwa mengganti gula putih dengan gula alami tidak serta merta menyelesaikan masalah. Menurutnya, semua jenis gula pada dasarnya memberikan reaksi yang sama di dalam tubuh.

Gula, Apapun Jenisnya, Tetap Memicu Respons Insulin yang Sama

Dalam penjelasannya, Joshi menegaskan bahwa ketika kita mengonsumsi gula, entah itu dari gula aren, madu, atau gula putih sekalipun, semua jenis gula tersebut akan dipecah menjadi glukosa dalam tubuh. Proses ini memicu respons insulin yang serupa. Hal ini berarti, tidak ada perbedaan signifikan dalam hal dampak yang ditimbulkan oleh berbagai jenis gula tersebut terhadap kadar insulin.

"Artinya, baik mengonsumsi gula aren atau madu tidak akan membuat kadar insulin berkurang atau tidak melonjak, sama halnya dengan gula putih," ujarnya. Penjelasan ini menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana tubuh memproses gula dan mitos-mitos yang beredar seputar sumber gula yang lebih "alamiah."

Indeks Glikemik Gula Alami yang Setara dengan Gula Rafinasi

Lebih lanjut, Joshi menyatakan bahwa banyak orang berasumsi bahwa pilihan gula alami seperti madu atau gula aren lebih sehat dibandingkan dengan gula putih. Namun, ia menjelaskan bahwa indeks glikemik dari alternatif gula ini ternyata sebanding dengan gula rafinasi. Hal ini menjadi bukti bahwa seringkali penggantian gula tanpa memperhatikan jumlah tetap berisiko memicu lonjakan gula darah.

Pilihan yang Lebih Baik: Kurma

Lantas, apa solusi atau alternatif yang lebih baik? Joshi merekomendasikan kurma sebagai pilihan yang lebih sehat. Meskipun demikian, konsumsi kurma juga harus dibatasi karena mengandung kalori dan serat yang tinggi. "Inti dari semua ini adalah bahwa gula tetaplah gula, dan moderasi adalah mantranya," tegasnya. Semua alternatif gula pada akhirnya tetap dipecah menjadi glukosa, yang berpotensi memicu respons insulin yang sama.

Pentingnya Moderasi dan Pemilihan Makanan Sehat

Melalui video yang diunggah di Instagramnya, Joshi menekankan pentingnya tidak hanya melihat jenis gula tetapi juga seberapa banyak yang dikonsumsi. Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap asupan gula dari berbagai sumber. "Tetap bugar, tetap sehat, dan jangan tertipu oleh mitos pengganti gula," katanya. Ia juga menyoroti bahwa kesadaran akan perilaku makan sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Untuk mengurangi jumlah gula dalam asupan harian, ahlinya menyarankan untuk membatasi makanan kemasan dan cepat saji yang sering kali mengandung gula tambahan. Sebagai gantinya, masyarakat diimbau untuk mengonsumsi makanan utuh yang berasal dari sumber alami, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

Aktivitas Fisik dan Gaya Hidup Seimbang

Selain perhatian terhadap asupan gula, Joshi menekankan pentingnya aktivitas fisik dan gaya hidup yang seimbang. Menggabungkan pola makan yang sehat dengan aktivitas fisik yang rutin dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Memahami tentang gula dan pengaruhnya terhadap tubuh adalah langkah pertama menuju kebiasaan makan yang lebih sehat.

Kesimpulan dari pendapat Joshi adalah bahwa semua alternatif gula, tidak peduli seberapa alami atau sehat mereka mungkin terlihat, tetap memiliki potensi untuk memengaruhi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Sementara banyak yang berupaya beralih ke pilihan yang lebih sehat, penting untuk menyadari bahwa tanpa kontrol porsi dan pemilihan makanan yang bijak, langkah tersebut tidak akan efektif dalam jangka panjang.

Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan di masyarakat, penting bagi individu untuk mendapatkan informasi yang akurat dan mendidik tentang apa yang mereka konsumsi. Memahami sifat gula—baik yang alami maupun yang diproses—menjadi kunci untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat. Mitos tentang gula perlu diurai agar individu dapat membuat pilihan yang lebih baik bagi kesehatan mereka di masa depan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button