Produsen otomotif di Indonesia semakin memacu penjualan mereka menjelang akhir tahun 2024 dengan meluncurkan berbagai model baru dan menawarkan promosi menarik. Persaingan antara pabrikan asal Jepang dan Korea Selatan semakin memanas, terutama saat kedua negara berlomba-lomba dalam strategi pemasaran dan inovasi produk untuk menarik minat konsumen.
PT Toyota Astra Motor (TAM) baru saja meluncurkan New Fortuner pada tanggal 6 September 2024, sebagai bagian dari langkah strategis untuk memperkuat posisinya di segmen sport utility vehicle (SUV). Marketing Director Toyota, Anton Jimmi Suwandy, menyatakan bahwa Fortuner 4×2 masih menjadi pemimpin pasar dengan pangsa pasar di atas 40%. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa versi 4×4 Fortuner masih tertinggal di posisi kedua dengan pangsa pasar kurang dari 30%. Peluncuran model terbaru ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar Toyota, terutama di kalangan penggemar off-road dan sektor pertambangan.
Sementara itu, PT Eurokars Motor Indonesia (APM) untuk Mazda, juga menggelar kegiatan Mazda Power Drive 2024, yang merupakan acara tahunan bagi pengunjung untuk merasakan performa dan kenyamanan berkendara mobil Mazda. COO PT EMI, Ricky Thio, mengungkapkan bahwa acara ini dirancang untuk memberikan pengalaman berharga kepada konsumen, sekaligus menawarkan program penjualan khusus bagi para pengunjung.
Di sisi lain, Hyundai Motors Indonesia (HMID) tidak mau ketinggalan dan berencana meluncurkan tiga model baru hingga akhir tahun 2024, termasuk satu model hybrid electric vehicle (HEV). COO HMID, Fransiscus Soerjopranoto, menyebutkan bahwa meskipun industri otomotif dalam kondisi lesu, Hyundai tetap berkomitmen untuk memperkenalkan produk baru guna menarik perhatian konsumen yang masih menahan diri untuk membeli.
Pasar otomotif Indonesia pada Agustus 2024 menunjukkan angka penjualan yang mencerminkan kondisi yang sulit. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales pada bulan Agustus mencapai 76.304 unit, meningkat 2,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka tersebut mengalami penurunan sebesar 14,2%. Selain itu, penjualan kumulatif periode Januari hingga Agustus 2024 hanya mencapai 560.619 unit, yang lebih rendah 17,1% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Meskipun menghadapi tantangan, pasar mobil listrik, baik hybrid maupun battery electric vehicle (BEV), menunjukkan perkembangan positif. Penjualan mobil listrik meningkat signifikan, dengan penjualan BEV mencapai 5.290 unit atau naik 23,91% dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan mobil hybrid naik 23,11% menjadi 6.099 unit.
Beberapa faktor yang mempengaruhi lesunya penjualan mobil di Indonesia termasuk kondisi perekonomian domestik yang belum stabil, nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS, serta suku bunga yang masih tinggi. Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menyoroti bahwa tantangan makroekonomi ini sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli kendaraan baru.
Persaingan antara pabrikan Jepang dan Korsel semakin terlihat jelas dari data penjualan pada Agustus 2024. Toyota tetap menjadi raja peringkat penjualan mobil dengan total 182.917 unit (32,6% dari total pasar), diikuti oleh Daihatsu (113.173 unit, 20,2%) dan Honda (61.394 unit, 11%). Di sisi lain, pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai, menggenggam posisi teratas dengan penjualan 15.568 unit (2,8%) untuk periode yang sama, sementara KIA yang mengikuti hanya mampu menjual 864 unit (0,2%).
Keberhasilan Toyota dan Hyundai dalam mempertahankan pangsa pasar mereka di tengah persaingan yang ketat ini menunjukkan adanya strategi yang matang dari kedua belah pihak. Toyota berusaha keras untuk mempertahankan dominasi mereka di sektor SUV dengan menjajakan model baru dan memanfaatkan popularitas untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Di lain pihak, Hyundai berinvestasi pada inovasi, termasuk peluncuran model-model baru yang lebih ramah lingkungan untuk menarik minat konsumen yang semakin sadar akan keberlanjutan.
Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan antara dua negara ini tidak hanya akan menguntungkan konsumen dalam hal pilihan dan harga, tetapi juga akan mendorong kedua pabrikan untuk terus berinovasi dan memperkenalkan teknologi-teknologi baru yang lebih canggih dan efisien. Persaingan di pasar otomotif Indonesia menjelang akhir 2024 ini dipastikan akan memberikan warna tersendiri bagi industri otomotif, dengan harapan bahwa kondisi pasar akan segera membaik seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil.