Kesehatan

“6 Penyebab Anak-Anak Perlu Cuci Darah di Usia Muda yang Wajib Diketahui Orang Tua”

Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada meningkatnya penderita gagal ginjal kronis di kalangan anak-anak yang memerlukan cuci darah di usia muda. Menurut data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sekitar 30 anak telah beralih ke terapi hemodialisis untuk mempertahankan kesehatan mereka. Meskipun RSCM dikenal sebagai rumah sakit rujukan untuk penyakit ginjal dan mendatangkan pasien dari seluruh Indonesia, jumlah ini tetap menyoroti masalah serius yang perlu ditangani oleh pemerintah dan masyarakat.

Penyakit Ginjal Bawaan menjadi salah satu penyebab utama yang memaksa anak-anak harus menjalani cuci darah. Dalam kondisi ini, anak dilahirkan dengan masalah pada ginjal yang mengganggu fungsi penyaringan darah sejak lahir. Masalah ini seringkali belum terdeteksi dan baru diidentifikasi saat anak menunjukkan gejala-gejala tertentu. Salah satu bentuk penyakit ginjal bawaan yang paling umum adalah sindrom nefrotik, yang mengakibatkan tubuh mengeluarkan protein melalui urine secara berlebihan.

Infeksi juga merupakan faktor signifikan dalam kasus gagal ginjal anak. Infeksi saluran kemih yang berulang, atau infeksi serius lainnya, dapat merusak ginjal secara bertahap. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang lebih serius dan berujung pada kebutuhan cuci darah. Infeksi ini sering kali diabaikan oleh orang tua hingga anak mengalami gejala yang sudah cukup parah.

Selain infeksi, kelainan genetik juga berkontribusi terhadap kerusakan ginjal pada anak-anak. Kelainan genetik tertentu dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang bersifat progresif. Hal ini menunjukkan pentingnya deteksi dini dan pemantauan kesehatan anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik.

Penyakit kronis, seperti diabetes melitus dan hipertensi, juga memainkan peran dalam kerusakan ginjal. Glomerulonefritis, yang merupakan peradangan pada glomerulus ginjal, dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal dalam jangka panjang dan membutuhkan penanganan medis yang serius. Ketidakseriusan terhadap kondisi ini sering kali menimbulkan risiko yang lebih besar bagi kesehatan anak.

Salah satu penyebab yang mungkin kurang diperhatikan adalah obstruksi saluran kemih. Penyumbatan pada saluran kemih dapat menyebabkan tekanan berlebih pada ginjal, yang berujung pada kerusakan jaringan ginjal. Masalah ini juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk adanya batu ginjal atau kelainan anatomi.

Di sisi lain, faktor lingkungan seperti paparan terhadap bahan kimia berbahaya, penggunaan obat-obatan tertentu, dan polusi dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Lingkungan yang tidak sehat menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh masyarakat, terutama orang tua yang ingin melindungi kesehatan anak-anak mereka.

Meskipun masalah ini tampak serius, namun kerusakan ginjal pada anak dapat dideteksi sejak dini. Sayangnya, banyak orang tua yang baru menyadari adanya masalah ginjal setelah anak mulai menunjukkan gejala yang jelas, seperti perubahan warna urine, urine yang berbusa, hingga pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, seperti kaki dan wajah. Deteksi dini menjadi krusial, karena semakin cepat masalah ini teridentifikasi, semakin besar kemungkinan untuk mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.

Orang tua dapat melakukan langkah-langkah pencegahan dengan melakukan perawatan kesehatan rutin. Melalui cek kesehatan yang teratur, masalah kesehatan seperti infeksi saluran kemih dapat dicatat lebih awal, memungkinkan penanganan segera. Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat juga penting. Makanan yang penuh dengan pemanis dan pengawet perlu dibatasi, dan pengolahan makanan yang lebih alami harus diprioritaskan untuk mengurangi risiko penyakit.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa makanan dengan tingkat pengolahan tinggi, atau ultra-processed food, telah terbukti menjadi penyebab banyak gangguan kesehatan pada anak. Dengan semakin berkembangnya teknologi pangan, orang tua harus lebih jeli dalam memilih jenis makanan yang diberikan kepada anak. Mengajarkan anak untuk memilih makanan yang lebih sehat sejak kecil dapat membantu menanamkan kebiasaan baik yang akan berdampak positif pada kesehatan mereka di masa depan.

Dengan meningkatnya kasus cuci darah pada anak, perhatian bersama dari pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah dan menangani masalah ini. Kesadaran akan pentingnya kesehatan ginjal harus ditanamkan sejak dini, bukan hanya di lingkungan keluarga, tetapi juga di lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Melalui pendidikan dan penyuluhan yang tepat, diharapkan angka penderita gagal ginjal di kalangan anak-anak dapat menurun, dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button