Sains

5 Momen Krisis: Ketika Sampah Antariksa Hampir Picu Bencana Besar

Space Junk adalah masalah yang sering terabaikan oleh masyarakat umum, namun sangat mengkhawatirkan bagi industri perjalanan luar angkasa dan bagi kita semua. Bayangkan, saat satelit komunikasi yang Anda gunakan untuk menjelajahi internet tiba-tiba terganggu oleh puing-puing yang bergerak cepat di angkasa. Sisa-sisa ini, dari yang kecil seperti serpihan cat hingga yang besar seperti satelit tak berfungsi, dapat menyebabkan bencana, terutama ketika kecepatan relatif di orbit mencapai 28.000 km/jam. Mari kita lihat lima insiden di mana space junk hampir menyebabkan bencana besar.

Debris Satelit China Hampir Mengenai ISS pada 2021

International Space Station (ISS), struktur terbesar yang pernah diciptakan manusia dan seberat hampir satu juta pon, menghadapi ancaman serius dari puing-puing satelit pada November 2021. Saat itu, ISS harus melakukan manuver mendesak untuk menghindari debris dari satelit Fengyun-1C yang telah dihancurkan oleh China pada 2007, menciptakan sekitar 3.500 potong puing di orbit. Manuver ini diperlukan untuk menjauh dari jalur tabrakan yang berpotensi berbahaya. Ini bukan insiden pertama yang dihadapi ISS; pada Mei 2021, sebuah serpihan kecil bahkan melukainya, menciptakan lubang pada lengan robotnya!

Satelit Rusia Hampir Menghancurkan ISS pada 2024

Kekhawatiran terhadap puing-puing tidak berhenti setelah tahun 2021. Pada bulan Juni 2024, ISS kembali dalam bahaya ketika satelit Rusia yang sudah tidak berfungsi pecah dan terlepas sekitar 100 potong debris. Dalam situasi ini, enam astronot di dalam ISS terpaksa berlindung di pesawat ruang angkasa mereka selama satu jam, takut jika sepotong kecil puing bisa menembus dinding ISS, yang berisiko menyebabkan dekompresi. Meski satelit RESURS-P1 dinyatakan tidak aktif sejak 2022, insiden ini semakin menunjukkan pentingnya memantau dan mengelola puing-puing luar angkasa.

Puing Roket Soviet Hampir Menabrak Satelit Militer pada 2023

Pada 2023, insiden lain yang mengkhawatirkan terjadi ketika puing-puing dari roket SL-8 Soviet hampir bertabrakan dengan satelit militer. Benda besar yang mengorbit ini telah ada sejak lama, dan saat mengalami kerusakan, potongan-potongan kecilnya bisa menempuh jalur yang tidak dapat diprediksi. Jika tabrakan itu terjadi, dampaknya tidak hanya akan merusak satelit, tetapi juga menciptakan awan puing besar yang lebih berisiko bagi satelit lain. Di ketinggian 611 mil di orbit rendah Bumi, keberadaan puing-puing luar angkasa semakin memburuk, yang menunjukkan betapa rentannya lingkungan luar angkasa kita.

Debris Luar Angkasa Hampir Mengancam Kehidupan Manusia pada 2024

Walaupun sebagian besar puing luar angkasa mengancam satelit dan pesawat luar angkasa, ada juga potensi risiko bagi orang-orang di Bumi. Pada Maret 2024, seorang pria berusia 40 tahun di Naples, Florida, Alejandro Otero, terkejut ketika sepotong debris yang diyakini berasal dari ISS jatuh ke atap rumahnya, hampir mengenai putranya. Bayangkan betapa mengejutkannya hal ini; sebuah silinder logam yang berukuran empat inci menembus atap rumah dan menciptakan kerusakan signifikan. Meskipun sebagian besar debris terbakar habis saat memasuki atmosfer, insiden ini menunjukkan bahwa sejumlah kecil objek dapat selamat dan berpotensi menyebabkan bahaya.

Satelit Rusia Hampir Menabrak Satelit NASA pada 2024

Di sisi lain, pada bulan Februari 2024, satelit TIMED NASA hampir bertabrakan dengan satelit Rusia Cosmos 2221. Insiden ini menarik perhatian para ilmuwan ketika kedua objek ini mendekat dengan jarak yang mengkhawatirkan. Analisis awal menunjukkan jarak hanya 20 meter, tetapi setelah diteliti lebih lanjut, jarak sebenarnya hanya berkisar 10 meter! Jika tabrakan terjadi, dampaknya akan menghasilkan bahan puing yang sangat berbahaya, menyebar di seluruh orbit. Kejadian ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh badan antariksa dalam menjaga keamanan di luar angkasa.

Walaupun banyak dari insiden ini tidak berakhir dengan bencana, mereka menyoroti risiko nyata yang ditimbulkan oleh puing-puing luar angkasa. Sebagai masyarakat yang tergantung pada teknologi luar angkasa, penting bagi kita untuk tetap waspada dan mengembangkan solusi yang mendukung pembersihan ruang angkasa dari debris yang berbahaya ini. Mengelola puing-puing luar angkasa bukan hanya tanggung jawab ilmuwan atau badan antariksa, tetapi juga tantangan bagi seluruh umat manusia demi masa depan yang aman di luar angkasa.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button