Media sosial di Indonesia saat ini sedang dihebohkan dengan munculnya berbagai istilah gaul baru yang banyak digunakan oleh Generasi Alpha, yaitu anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2024. Generasi ini dikenal sebagai kelompok yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap teknologi dan dikelilingi oleh kemajuan digital yang pesat. Dalam interaksi mereka di platform-platform seperti TikTok, banyak kata-kata baru yang diciptakan dan berkembang, mencerminkan kebudayaan serta tren terkini. Berikut adalah lima kata gaul yang patut diketahui yang sedang populer di kalangan Gen Alpha.
Sigma, sebuah istilah yang belakangan ini banyak digunakan, menggambarkan sosok yang dianggap “cool” atau keren. Kata ini sering dipakai untuk mengekspresikan rasa percaya diri, kemandirian, dan keunikan yang dimiliki seseorang. Contoh penggunaannya dalam kalimat adalah, “Kamu sigma banget dengan tampilanmu seperti itu.” Penerapan kata ini mencerminkan bagaimana generasi muda menilai dan merespons premis kepercayaan diri yang semakin menonjol dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, Very Demure, Very Mindful, Very Cutesy juga menjadi salah satu frasa yang sedang naik daun di TikTok. Awalnya diperkenalkan oleh seorang kreator Amerika, Joolie Lebron, istilah ini digunakan untuk menilai sesuatu yang dinilai keren, elegan, sekaligus unik. Misalnya, seseorang dapat berkata, “Tempat ini sangat very demure, very mindful, very cutesy.” Popularitas istilah ini menggambarkan bagaimana penggunaan bahasa gaul menjadi alat komunikasi untuk mengekspresikan perasaan dan pandangan terhadap peristiwa di sekitar mereka.
Istilah lain yang tidak kalah menarik adalah Mewing. Secara harfiah, mewing merujuk pada tindakan mengistirahatkan lidah di atas langit-langit mulut dengan tujuan estetis: mendapatkan bentuk rahang yang lebih tajam dan pipi yang lebih tirus. Tren ini banyak diadopsi oleh anak-anak muda yang ingin memperbaiki penampilan wajahnya. Dengan hadirnya banyak tutorial di media sosial, istilah ini semakin mendominasi perbincangan di kalangan remaja yang mencari cara-cara baru untuk tampil lebih menarik.
Lebih jauh lagi, frasa You Are a Snack juga mulai banyak digunakan di kalangan Gen Alpha. Istilah ini tidak merujuk pada makanan, melainkan pada pujian kepada seseorang yang dinilai menarik atau enak dipandang. Misalnya, seseorang bisa berkata, “Aku snack banget dengan baju ini, deh,” yang menunjukkan rasa percaya diri dan pesona yang ingin ditampilkan. Latar belakang penggunaan kata ini menunjukkan bagaimana generasi muda saling memberi dukungan melalui pengakuan terhadap penampilan masing-masing.
Terakhir, kita memiliki istilah Gyatt, yang merupakan kata gaul lain yang sedang trending. Kata ini digunakan sebagai bentuk pujian untuk orang-orang yang terlihat menarik. Dalam konteks penggunaannya, seseorang dapat berkata, “Gyatt, dia keren sekali,” atau “Oh My Gyatt, kamu keren banget deh.” Istilah ini sering kali dipakai dalam situasi ketika seseorang terkesan dengan penampilan orang lain, sehingga memperlihatkan bagaimana bahasa gaul ini digunakan untuk membangun interaksi sosial di kalangan teman sebaya.
Kemunculan kata-kata gaul ini jelas mencerminkan dinamika bahasa dan budaya di kalangan Generasi Alpha. Penggunaan istilah-istilah ini tidak hanya memberikan warna baru dalam komunikasi, tetapi juga menunjukkan pengaruh media sosial yang begitu dominan dalam membentuk pola pikir dan cara berekspresi anak muda saat ini. Dengan kemajuan teknologi serta interaksi di dunia digital, perkembangan kata-kata gaul ini mungkin akan semakin cepat dan bervariasi, menggambarkan karakteristik generasi yang hidup di era informasi ini.
Seiring dengan semakin meluasnya penggunaan media sosial dan tren komunikasi visual, pengamatan terhadap kata-kata serta frasa gaul yang muncul menjadi penting agar tidak ketinggalan informasi. Dengan demikian, bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang budaya Gen Alpha, penting untuk mengikuti langsung perubahan dan dinamika yang terjadi di media sosial, terutama TikTok, sebagai salah satu platform yang banyak digemari oleh generasi ini.
