Indonesia

5 Fakta Penting Penangkapan Pelaku Teror Menjelang Kedatangan Paus di Indonesia

Detasemen Khusus Antiteror Polri (Densus 88 AT Polri) telah berhasil mengamankan tujuh orang pelaku yang diduga terlibat dalam aksi teror menjelang kedatangan Paus Fransiskus ke Jakarta. Penangkapan ini dilakukan dalam rentang waktu antara 2 September hingga 5 September, dan pelaku diketahui melakukan provokasi serta menyebarkan ancaman melalui media sosial.

Pelaku berjumlah 7 orang. Identitas pelaku yang ditangkap antara lain HFP, LB, DF, FA, HS, ER, dan RS. Tujuh pelaku ini dikatakan melakukan berbagai tindakan ancaman di sosial media, seperti menyebarkan ujaran provokasi serta ancaman pemboman, penembakan, dan pembakaran gereja. Mereka juga mengaku sebagai teroris, menambah kekhawatiran masyarakat menjelang kedatangan pemimpin Katolik tersebut.

Pelaku berasal dari berbagai daerah. Dalam penyelidikan, terungkap bahwa para pelaku berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Jakarta Selatan, Bekasi, Kepulauan Bangka Belitung, dan Sumatera Barat. Menariknya, para pelaku menggunakan akun-akun baru untuk melakukan aksi ancaman tersebut, menunjukkan upaya mereka untuk menghindari deteksi oleh pihak berwenang.

Mengunggah teror bom. Dalam aksi teror ini, salah satu pelaku bernama ER mengunggah komentar provokatif yang berisi ancaman tentang bom, menjelang khutbah Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta. Selain itu, pelaku lain yang diketahui dengan inisial HRP diduga melakukan survei terhadap keamanan Masjid Istiqlal saat Paus dijadwalkan untuk berkunjung ke sana. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya melakukan ancaman secara verbal, tetapi juga berusaha untuk merencanakan tindakan teror di lapangan.

Salah satu pelaku pernah baiat ke ISIS. Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar, mengungkapkan bahwa salah satu pelaku, yaitu ER, pernah berbaiat kepada ISIS pada tahun 2014. ER dilaporkan memiliki keinginan untuk ‘hijrah’ bergabung dengan kelompok radikal tersebut. Informasi ini memberikan gambaran mengenai latar belakang ideologi yang mungkin mempengaruhi tindakan teror pelaku dan perlu diperhatikan sebagai bagian dari penyelidikan lebih lanjut.

Pelaku masih menjalani pemeriksaan. Guna memastikan semua informasi terkait, pelaku saat ini sedang dalam proses pemeriksaan oleh Tim Densus 88. Kombes Aswin menambahkan bahwa saat ini mereka berfokus mengumpulkan informasi mengenai motif dan latar belakang di balik tindakan pelaku. Proses penyelidikan ini dilakukan untuk mengungkap jaringan teror yang mungkin ada, serta mencegah terulangnya aksi serupa di masa depan.

Penangkapan para pelaku ini menjadi perhatian serius bagi aparat keamanan, mengingat negara masih dalam suasana menjaga stabilitas menjelang kedatangan sosok penting seperti Paus Fransiskus. Tindakan cepat Densus 88 diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat, serta menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk memberantas terorisme dan radikalisasi.

Penggunaan media sosial sebagai sarana untuk menyebar teror menunjukkan tantangan baru bagi pihak berwenang dalam memantau dan menangani dampak negatif dari platform digital. Pihak keamanan diharapkan dapat bekerja sama dengan penyedia layanan media sosial untuk lebih efektif dalam mendeteksi dan menghapus konten berbahaya yang dapat memicu kekerasan.

Dengan penangkapan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap potensi ancaman teror yang masih ada, sambil meminta dukungan dari semua elemen untuk bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif serta aman menjelang acara-acara besar internasional lainnya di Indonesia.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button